Selain color palette, tipografi pada website menjadi salah satu hal yang penting dan berpengaruh. Penggunaan tipografi yang tepat dapat meningkatkan desain dan membuat konten enak dibaca. Kebalikannya jika menggunakan tipografi yang salah akan menganggu kenyamanan pengunjung dan membuat mereka mencari situs web alternatif.

Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih tipografi untuk desain website. Dibutuhkan pemahaman bagaimana jenis huruf yang dipakai.

Ada berapa heading level yang diperlukan? Bagaimana dengan meta teks seperti pada byline pada artikel atau keterangan pada foto? Adakah ukuran body teks yang berbeda untuk bagian situs yang lain? Adakah teks dengan ukuran besar?

Buatlah daftar dari apa yang dibutuhkan, jadi ketika memulai mengeksplorasi jenis huruf akan terlihat bagaimana tampilannya dalam berbagai ukuran dan gaya yang berbeda berdasarkan pekerjaan secara riil dan bukan hanya secara teori tentang apa saja yang dibutuhkan.

1. Tone dan Mood

Hal yang paling penting ketika merencanakan pemakaian tipografi pada website adalah dengan memutuskan seperti apa tone dan mood dari situs web tersebut. Apakah formal atau kasual? Playful atau serius? Modern atau tradisional?

Setelah mengetahui tone dari pekerjaan tersebut hilangkan banyak opsi dari jenis huruf. Tentunya jenis huruf seperti Baskerville tidak sesuai untuk desain website yang berkesan modern. Sama seperti ketika tidak menggunakan jenis huruf Futura untuk desain website yang seharusnya formal dan tradisional.

Buatlah daftar jenis huruf apa saja yang sesuai dengan tone dari projek sebagai referensi terakhir sebelum memutuskannya. Ketika memiliki daftar pilihan yang lebih sedikit akan mempercepat proses pengambilan keputusan dari tipografi yang dipilih.

2. Readibility (Kemampuan Keterbacaan)

Orang sering bingung dengan istilah legibility dan readibility. “Legibility” adalah tingkat keterbacaan dari tiap bentuk huruf dalam tulisan. Sedangkan “Readibility” adalah bagaimana ketika tulisan mudah dibaca (terutama dalam blok teks yang besar) dan bergantung dari sejumlah faktor.

Legibilitas dalam tulisan pasti mempengaruhi tingkat readibility nya. Namun begitu juga dari faktor-faktor seperti ukuran teks, kontras dengan background, besar kecilnya font dan faktor visual lainnya.

Jenis huruf yang dapat dibaca dengan baik dalam satu ukuran mungkin saja akan terasa sulit ketika dibaca pada ukuran yang kecil. Inilah mengapa penting untuk mengetahui bagaimana tipografi dalam konten dipakai dalam desain secara riil sebelum memilih jenis huruf.

3. Skala

Tidak semua jenis huruf akan terlihat menarik pada semua ukuran. Beberapa jenis huruf terlihat mudah dibaca dan terlihat bagus untuk body copy dan membosankan ketika digunakan untuk heading atau judul. Kebalikannya, tampilan jenis huruf akan terlihat bagus sebagai judul atau heading yang seringkali susah terbaca ketika digunakan untuk body dalam tulisan.

Mengetahui skala dalam penggunaan tipografi dalam desain menjadi keputusan yang tepat akan desain. Inilah sebabnya merencanakan tipografi di awal suatu pekerjaan sangatlah penting.

4. Penggabungan Jenis Huruf

Tidak ada yang mengatakan bahwa harus menggunakan lebih dari satu jenis huruf (atau dalam satu family) dalam desain. Ada beberapa contoh website yang hanya menggunakan satu jenis huruf, seperti pada Stripe atau Akaya B. Ito’s site.

Karena itulah menggunakan lebih dari satu jenis huruf adalah cara yang baik dalam menambahkan daya tarik visual dan memperkuat hierarki visual sebuah website. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan saat memilih tipografi untuk digunakan.

  • Mencari tahu jenis huruf utama yang ingin digunakan. Bisa berupa tulisan untuk body copy atau untuk headline.
  • Pertimbangkan perbedaan antara jenis huruf yang akan dikombinasikan. Dibutuhkan kontras yang cukup antar jenis huruf, tetapi hal itu bukan berarti membutuhkan dua jenis huruf yang sangat berbeda. Faktanya terlalu kontras antara jenis huruf satu dan yang lainnya justru akan terasa membingungkan.
  • Bentuk dasar setiap jenis huruf sangat penting. Menggabungkan tipografi dengan hanya sedikit perbedaan adalah hal yang kurang baik. Salah satunya dengan menggabungkan tipografi dengan bentuk dasar yang tidak jauh berbeda, salah satu cara membandingkannya adalah dengan melihat bentuk huruf “O” di masing masing huruf, apakah bentuknya melingkar, padat, lebar, persegi dan lain lain atau dengan bentuk yang sangat berbeda.
  • Perhatikan x-height setiap jenis huruf. Secara umum sebaiknya menggabungkan tipografi dengan x-height yang serupa.
  • Bagi seorang pemula memilih tipografi yang baik adalah dengan memilih dari family font yang sama, ambil contoh Josefin Slab dan Josefin Sans.

Menggabungkan font adalah bagian dari art dan science. Setelah mengetahui kriteria dasar yang membantu menciptakan kombinasi yang kuat dibutuhkan cukup banyak percobaan untuk menemukan pilihan yang sempurna.

5. Licensing

Licensing adalah bagian yang sering diabaikan dalam memilih tipografi dalam sebuah website. Jika menggunakan layanan font web seperti Google Fonts atau Typekit tidak menjadi masalah karena tipografi yang mereka tawarkan dilisensikan untuk penggunaan web.

Namun jika menggunakan font dari sumber lain pastikan bahwa font tersebut memiliki lisensi untuk jenis pekerjaan yang akan digunakan. Tidak semua font dilisensikan untuk penggunaan secara luas. Beberapa font tidak mahal bahkan gratis untuk digunakan secara pribadi tetapi jika digunakan secara komersial membutuhkan biaya lisensi yang mahal.

Selain itu yang perlu dipertimbangkan adalah jika situs web yang dikerjakan adalah untuk branding yang besar, maka font yang digunakan perlu digunakan juga untuk materi pemasaran lainnya. Pastikan bahwa lisensi dimungkinkan untuk penggunaan yang lain.

Memilih tipografi yang tepat untuk pekerjaan website membutuhkan eksperimen dan mencoba dengan berbagai opsi sampai menemukan yang sesuai. Tipografi berdampak besar bagi pengunjung yang melihat situs web bersangkutan. Tipografi yang tepat menciptakan pengalaman yang menyenangkan sementara itu jenis huruf yang sulit untuk dibaca atau tidak sesuai dengan tone dari situs web tersebut memiliki dampak negatif pada UX.

Referensi :