Pada artikel sebelumnya kita telah mengetahui pengertian, sejarah dan perangkat apa saja yang dibutuhkan untuk mengalami pengalaman virtual. Tentunya untuk mendapatkan pengalaman virtual yang baik dibutuhkan elemen-elemen yang mendukung terciptanya hal tersebut. Lalu apa saja persyaratan utama dalam terciptanya pengalaman virtual tersebut?

Virtual World

“Virtual World” adalah lingkungan tiga dimensi yang sering digunakan meski tidak wajib yang diwujudkan dalam medium misalnya Rendering dan display. Dimana seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain dalam pembuatan sebuah objek yang menjadi bagian dari sebuah interaksi. Dalam dunia virtual, perspektif visual responsif terhadap perubahan gerakan dan interaksi seperti dalam dunia nyata.

Immersion

Virtual Reality Immersion adalah persepsi dimana kita hadir secara fisik dalam dunia virtual non-fisik. Artinya dalam perasaan kita hadir di suatu tempat yang sebenarnya tidak ada. Keadaan “Total Immersion”  terjadi ketika terpenuhinya indera yang diaktifkan untuk menciptakan persepsi kehadiran di dunia non-fisik. Dua jenis “Immersion” meliputi :

  1. Mental Immersion – Keadaan dimana mengalami emosi/perasaan yang sangat kuat dan seakan tidak percaya bahwa seseorang itu sedang berada di dalam lingkungan maya
  2. Physical Immersion – Keadaan saat melakukan kegiatan fisik dalam dunia maya, dengan perasaan/emosi yang kuat dan seakan tidak percaya bahwa seseorang itu sedang berada di lingkungan maya.

Sensory Feedback

Realitas virtual membutuhkan sebanyak mungkin indera kita untuk disimulasikan. Indera-indera ini antara lain berupa Indera penglihatan, Indera pendengaran, Indera sentuhan dan banyak lagi. Menstimulasi indera-indera secara tepat membutuhkan umpan balik indera, yang dicapai melalui perangkat keras dan perangkat lunak yang terintegrasi (input) sebagai komponen kunci untuk mendapatkan realitas virtual yang meliputi display yang dipasang dikepala (HMD) sarung tangan atau aksesori tangan khusus.

Interactivity

Elemen-elemen sangat penting untuk mendapatkan pengalaman realitas virtual untuk memberikan pengguna kenyamanan secara natural dengan cara terlibat langsung dengan lingkungan virtual. Jika lingkungan virtual merespon tindakan pengguna, interaksi akan menjadi hal yang menyenangkan dan benar benar seperti hadir secara nyata. Sebaliknya jika lingkungan virtual tidak dapat merespon dengan cukup cepat, maka otak akan memberi sinyal bahwa pesan yang disampaikan tidak tercapai. Respon lingkungan virtual terhadap interaksi biasanya berupa gerakan dari pengguna atau dari sudut pandang yang berubah, umumnya melalui gerakan kepala.