Prototype vs Validated Prototype
Sebagian besar bisnis dengan ide produk baru yang sudah melakukan riset dan validasi ide sebelumnya, pasti ide tersebut masih di dalam pikiran dan juga gambaran di atas kertas saja. Oleh karena itu sebelum diproduksi secara massal, sebuah startup akan membuat satu contoh atau sampel yang biasa disebut prototype.
Saat ini mahasiswa Enrichment Entrepreneurhsip Track Program telah mencapai level ke 4 dan 5 dari SRL (Startup Readiness Level) dalam membangun bisnis, dan telah mengikuti Workshop SRL 4 & 5 yang bertema “Prototype & Validated Prototype” (19/06/2024). Workshop ini diselenggarakan secara onsite di Aula Binus @Malang Bersama Business Incubator dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepada para mahasiswa mengenai pentingnya membuat sebuah prototype dan validasi prototype tersebut pada user potensial.
Tahap pembuatan prototype adalah langkah penting yang harus dilakukan oleh startup bisnis setelah memiliki ide bisnis dan melakukan validasi pada user potensial, diantaranya yaitu :
- Visualisasi Konsep – Prototype dapat membantu mengubah ide abstrak menjadi sesuatu yang konkret dan dapat dilihat. Ini mempermudah pemahaman konsep oleh semua stakeholder, termasuk anggota tim, investor, dan calon pengguna produk maupun jasa tersebut.
- Uji dan Validasi Lebih Lanjut – dengan memiliki prototype, kita dapat melakukan uji coba lebih lanjut untuk memastikan bahwa produk atau layanan yang direncanakan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pasar. Ini bisa meliputi uji kegunaan, fungsi, dan efisiensi.
- Feedback Awal – dengan adanya prototype dapat memungkinkan kita untuk mendapatkan feedback awal dari user potensial maupun partner yang nantinya akan bekerja sama. Ini sangat membantu dalam mengidentifikasi kekurangan atau area yang perlu diperbaiki sebelum produk diluncurkan secara resmi.
- Hemat Biaya dan Waktu – Mengembangkan prototype dapat menghemat biaya dan waktu dibandingkan dengan langsung mengembangkan produk akhir. Kesalahan atau perubahan yang diperlukan dapat diidentifikasi dan diperbaiki pada tahap prototype, mengurangi risiko dan biaya pengembangan ulang.
- Iterasi dan Penyempurnaan– dengan prototype, kita dapat melakukan iterasi lebih cepat dan menyempurnakan produk berdasarkan feedback dan pengujian. Ini memungkinkan pengembangan produk yang lebih adaptif dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
Workshop kali ini mahasiswa Enrichment Entrepreneurship Track Program diminta untuk membawa prototype kelompok bisnis masing-masing. Lalu mahasiswa dikelompokkkan sesuai dengan kategori bisnis (Kemendikbud, 2023) yaitu Bisnis Digital, Budidaya, Industri Kreatif, F&B, Jasa & Perdagangan, dan Manufaktur. Setiap kelompok diminta untuk berdiskusi dan mencari minimal 10 feedback dari kelompok bisnis yang sama dan lainya menggunakan feedback grid berikut ini:
Setelah sesi validasi prototype selesai, peserta diminta untuk selalu melaporkan omzet yang diperoleh setiap bulan dan data tersebut dapat menunjukkan variasi pendapatan di antara kelompok bisnis yang mencerminkan perkembangan bisnis mereka selama mengikuti program Enrichment Entrepreneruship Track.
Dengan adanya workshop SRL 4 & 5 ini, diharapkan mahasiswa dapat mencapai target bisnis mereka pada periode 1 program Enrichment Entrepreneurship Track level validasi prototype selama membangun bisnis. Sehingga Ketika memasuki periode 2 program ini, mahasiswa sudah memiliki produk yang lebih baik dan dapat berkembang menjadi bisnis yang berkelanjutan.
Comments :