Membangun sebuah bisnis memang tidak lepas dari fase awal yang cukup menantang bagi entrepreneur pemula. Mereka akan dihadapkan pada bagaimana menemukan segmentasi pasar yang tepat dan memiliki ide bisnis yang relevan sesuai dengan kebutuhan user yang akan dipilih menjadi user potensial. Oleh karena itu, Business Incubator BINUS @Malang kembali mengadakan sesi workshop SRL level ke-3 khususnya untuk mahasiswa Enrichment Entrepreneruship Track Periode 2024/2025 (2/5/2024)

Workshop kali ini berkaitan erat dengan tahapan analisis ide bisnis yang telah dilalui oleh mahasiswa pada SRL 2. Perbedaan mendasar antara tahap SRL 2 dan SRL 3 terletak pada fokus interaksi dengan calon pelanggan. Pada tahap sebelumnya, mahasiswa telah melakukan analisis pasar secara umum. Namun, pada tahap ini, mereka lebih mendalam dalam mencari informasi dari calon pengguna potensial yang memiliki minat besar terhadap produk atau jasa yang mereka tawarkan.  Validasi ini menjadi penentu untuk memastikan bahwa ide yang mereka miliki tidak hanya menarik secara konseptual, tetapi juga diinginkan dan dibutuhkan oleh pasar yang dituju.

Salah satu aspek yang menjadi sorotan pada workshop kali ini adalah bagaimana mahasiswa memecahkan berbagai kendala yang dihadapi dalam mengembangkan bisnis mereka. Melalui sesi sharing, beberapa mahasiswa yang telah berhasil menghasilkan omzet lebih dari 5 juta rupiah pada periode Maret – April 2024 membagikan pengalaman mereka berikut ini:

  1. Angelina Christwantira – CEO AtmaHarsa

Saat ini telah menjalankan sebuah bisnis fashion daily wear berbahan kain batik yang bermula dari kecintaannya pada mix & match fashionnya sehari-hari, dari sinilah dia memiliki ide untuk membuat bisnis tersebut.   Kendala yang dihadapinya adalah manajemen waktu dan pengembangan ide desain, terutama makin tingginya persaingan yang ketat di industri fashion, sehingga dia harus lebih sering mencoba design baru  dan melakukan validasi ke pasar untuk mendapatkan keinginan dan kebutuhan user potensialnya.

  1. Rifaldi Indrajaya – CEO Digital Fast Group

Memiliki bisnis bidang digital marketing. Awal memilih bisnis bidang ini karena adanya ajakan dari teman yang memberikan peluang dalam mengembangkan website dan aplikasi. Pada proyek pertama tersebut, dia langsung mendapatkan keuntungan, sehingga makin termotivasi mengembangkan skill di bidang digital. Kendala terbesar bidang bisnis ini menurutnya adalah sulitnya memenuhi deadline setiap user karena kekurangan SDM dan waktu dalam mengerjakan proyek tersebut, sehingga manajemen  waktu & komitmen dalam tim sangat diperlukan saat ini.

  1. Davin Danika – CEO Creativa Agency

Pendiri sebuah agensi digital marketing B2B yang memulai bisnisnya dengan membantu bisnis lain yang kesulitan dalam pemasaran produknya melalui media sosial. Kendala yang dihadapinya adalah adanya rumor negatif dari lingkungan sekitar yang dapat mempengaruhi pemasaran produk tersebut, sehingga dia beserta tim harus lebih banyak melakukan riset mengenal produk tersebut untuk mendapatkan kepercayaan kembali dari user potensial.

  1. Kun Sentanawan – CEO Wishka

Merupakan produsen tas yang memiliki latar belakang keluarga penjahit. Awal memulai bisnis ini karena ada seorang teman yang tertarik membeli tas yang dia buat sendiri saat masih sekolah. Hal inilah yang menjadikan motivasi untuk memenuhi keinginan konsumen penggemar desain tasnya. Kendala yang dihadapi sekarang adalah terbatasnya kapasitas produksi saat permintaan meningkat, sehingga harus memberanikan diri untuk  mengambil langkah untuk meningkatkan skala produksi & sumber daya manusia supaya bisnis tersebut dapat berkelanjutan.

Dari berbagai pengalaman tersebut, workshop kali ini bukan hanya sekedar sesi teori,  tetapi juga wadah bagi mahasiswa untuk bertukar pengalaman dalam membangun bisnis. Mahasiswa juga diharapkan dapat belajar bahwa penjualan terbaik dapat berasal dari orang terdekat dan strategi iklan yang efektif.  Melalui kolaborasi dan semangat juang berbisnis, para mahasiswa Entrepreneurship Track BINUS@ Malang diharapkan dapat menghasilkan ide bisnis yang valid dan berhasil di pasar yang kompetitif.