Press-Release 

Dies Natalis ke 44 Universitas Bina Nusantara
Bidang Budaya, Pendidikan dan Humaniora

Revolusi Pendidikan Indonesia 2045: AI dan Pendidik (Guru/Dosen) Bersatu Mendesain Masa Depan

Bayangkan Indonesia tahun 2045: bukan sekadar merayakan 100 tahun kemerdekaan, tapi memimpin dunia sebagai kekuatan ekonomi keempat. Namun pertanyaannya, apakah sistem pendidikan kita cukup berani dan visioner untuk mencetak pemimpin masa depan, bukan sekadar lulusan?.

Jawabannya mungkin belum memuaskan. Ketimpangan mutu antarwilayah masih nyata. Beban administratif guru tak kunjung berkurang. Kurikulum sering tertinggal dari perubahan zaman. Dan kecerdasan buatan (AI), teknologi yang sudah mengubah wajah industri dunia, justru belum masuk secara bermakna ke dalam ruang kelas kita. Padahal, inilah momentum emas untuk melakukan lompatan sejarah. Bukan lagi sekadar perbaikan, melainkan revolusi pendidikan berbasis AI.

AI: Bukan Ancaman, Tapi Mitra Transformasional Pendidikan

AI bukan sekadar alat bantu, tapi mitra transformasional yang mengembalikan ruh pendidikan: membimbing manusia menjadi utuh. Ketika AI mengambil alih pekerjaan administratif, para profesional termasuk guru justru menjadi lebih fokus pada hal yang mereka cintai yaitu membimbing siswa.

Inilah peran AI di sekolah masa depan. Bukan sebagai pengganti guru, melainkan sebagai asisten cerdas yang membuat guru lebih manusiawi. AI dapat menyesuaikan materi dengan gaya belajar setiap siswa, menganalisis progres belajar secara presisi, dan memberikan umpan balik personal. Tapi nilai, empati, dan imajinasi, tetap hanya guru yang mampu menumbuhkannya.

Personalisasi dan Keadilan Belajar: Dari Kemewahan Menjadi Kebutuhan

Dengan AI, kita bisa mewujudkan prinsip “setiap anak belajar dengan cara yang paling cocok untuknya.” Di negara sebesar dan seberagam Indonesia, ini bukan kemewahan, ini keharusan. AI adalah jembatan keadilan yang menyatukan anak-anak dari pelosok hingga pusat.

Namun perlu diingat, AI belum memiliki hati nurani. AI belum mampu membedakan mana yang adil dan mana yang bias, kecuali jika kita yang mengajarkannya. Maka, pendekatan pendidikan berbasis AI harus tetap dikendalikan oleh nilai-nilai kemanusiaan, bukan sekadar efisiensi dan kecepatan.

Sekolah Masa Depan: Dari Mengajar ke Mendesain Masa Depan

Di era AI, guru bukan lagi sekadar penyampai pengetahuan, tapi arsitek dalam mewujudkan pengalaman belajar. Sekolah bukan lagi tempat menghafal, tapi tempat bereksperimen, berkreasi, dan berkolaborasi termasuk dengan mesin. Model pendidikan masa depan bukan manusia vs mesin, tapi manusia bersama mesin.

Bayangkan kelas yang dibuka dengan brainstorming ide bersama AI, lalu didiskusikan secara kritis oleh siswa, dan diuji dalam bentuk prototipe atau aksi sosial nyata. Inilah co-creation learning: pembelajaran yang hidup, adaptif, dan membumi.

5 Pilar Strategis Menuju Pendidikan Indonesia 2045

Untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, setidaknya lima pilar strategis harus dimulai hari ini:

  1. Kurikulum Visioner: Literasi AI, etika digital, dan keterampilan abad ke-21 harus menjadi budaya belajar sejak dini, bukan sekadar mata pelajaran.
  2. Guru sebagai Arsitek Pembelajaran AI: Pelatihan guru harus membentuk mindset baru, bukan hanya keahlian teknis.
  3. Infrastruktur Cerdas dan Merata: Konektivitas dan Cloud Learning harus menjadi hak dasar seluruh siswa Indonesia.
  4. Pembelajaran Ko-Kreatif Manusia-AI: Model integrated learning antara kecerdasan manusia dan mesin menjadi fondasi utama.
  5. Kebijakan Etis dan Adaptif: Regulasi pendidikan harus fleksibel, etis, dan berpihak pada perlindungan data serta nilai kemanusiaan.

Menuju Generasi Indonesia Emas 2045: Berani Mendesain yang Belum Ada

Kita tidak sedang mencetak siswa yang patuh pada sistem, tetapi manusia yang bisa menciptakan sistem baru. Sekolah harus menjadi tempat tumbuhnya keberanian, bukan hanya kepatuhan; tempat menumbuhkan empati, bukan sekadar mengejar angka.

Indonesia tidak akan kalah oleh AI. Tapi Indonesia bisa tertinggal jika tidak siap hidup dan bekerja berdampingan dengan AI.

Mari kita jadikan pendidikan Indonesia sebagai medan utama membentuk generasi yang bukan hanya menguasai teknologi, tapi mampu memanusiakannya. Inilah jalan menuju Indonesia Emas 2045. Pendidikan Indonesia Emas terwujud, ketika pendidikan Indonesia tidak sekadar mengejar kemajuan zaman, tetapi berani mendesain masa depan.

Jakarta, 1 Juli 2025
Dewan Guru Besar
Universitas Bina Nusantara