Perusahaan manufaktur memainkan peran penting dalam ekonomi global dengan
mengubah bahan baku menjadi produk jadi yang digunakan di berbagai industri dan
kehidupan sehari-hari. PT. ABC, sebuah perusahaan yang beroperasi di sektor
EPCMI dengan fokus manufaktur pada produksi jalan setapak (walkway),
menghadapi tantangan dalam mengendalikan kualitas produknya. Analisis historis
menunjukkan adanya produk cacat yang dihasilkan dalam produk jalan setapak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan penelitian dalam penerapan
pengendalian kualitas di PT. ABC guna meningkatkan efisiensi produksi dan
mengurangi tingkat penolakan melalui peningkatan pengendalian kualitas produk
jalan setapak. Analisis dilakukan berdasarkan pengolahan data yang mencakup
tahap Define, Measure, Analyze, Improvement, dan Control (DMAIC) dalam
konteks pengendalian kualitas produk jalan setapak di PT. ABC. Hasil penelitian
ini menunjukkan beberapa faktor utama yang menyebabkan ketidaksesuaian dalam
kualitas produk jalan setapak di PT. ABC, termasuk faktor manusia, metode, dan
mesin. Tingkat sigma dalam proses produksi PT. ABC adalah 3,43, yang
menunjukkan sekitar 13.472 cacat per sejuta kesempatan (DPMO). Meskipun
angka ini lebih baik daripada rata-rata industri di Indonesia (tingkat sigma 3), masih
berada di bawah standar yang lebih tinggi di Amerika Serikat (tingkat sigma 4).
Meningkatkan tingkat sigma sangat penting untuk mengurangi cacat, meningkatkan
kualitas produk, dan mempertahankan daya saing. Untuk mencapai hal ini, PT.
ABC perlu menerapkan SOP "Prosedur Inspeksi Kualitas Produk". Hal ini akan
menstandarisasi proses inspeksi, mengurangi variabilitas, dan memastikan kualitas
produk yang konsisten. Audit rutin, pelatihan, dan kepatuhan ketat terhadap SOP
akan membantu PT. ABC mencapai tingkat sigma yang lebih tinggi, selaras dengan
standar manufaktur kelas dunia.
Kata kunci: Pengendalian Kualitas, Walkway, Metode DMAIC.