Title
PENERAPAN NEW NORMAL TOURISM BERBASIS DIGITAL AKIBAT GLOBALISASI PADA POST PANDEMIC
Category
Uncategorized
Description
PENDAHULUAN
Globalisasi yang selalu berkembang, kini harus kembali ke clear border, yang menjadi kemunduran akibat merebaknya epidemi Covid-19 di Indonesia sejak Maret lalu. Perekonomian juga mengalami keterbatasan dalam kegiatan ekonomi produk dan jasa, yang mengakibatkan hilangnya pekerjaan hingga penutupan industri pariwisata dan pendukungnya, yang merupakan salah satu dari banyak sektor yang kinerjanya kurang baik dalam perekonomian Indonesia.
Statistik Jumlah Wisatawan di Indonesia
Perekonomian Indonesia saat ini diperkirakan turun hingga -5,32 persen pada triwulan II-2020, jauh di bawah proyeksi Kementerian Keuangan yang hanya -4,3 persen (BPS, 2020). Hal ini terjadi sebagai akibat dari turunnya pendapatan secara simultan akibat PHK dan naiknya anggaran belanja pemerintah pusat sebesar 55,87 persen, khususnya anggaran bantuan sosial (Avisena, 2020). Selain itu, larangan pesawat terbang dan penutupan tempat-tempat wisata utama Indonesia telah menyebabkan industri pariwisata, yang pernah menjadi sumber devisa negara terbesar kedua, mengalami penurunan yang parah, turun menjadi 87,8%. (BPS, 2020). Hal ini berbeda dengan hasil tahun sebelumnya di industri pariwisata yang sangat spektakuler. Menurut statistik World Travel & Tourism Council tahun 2018, Indonesia menduduki peringkat ke-9 dari sepuluh negara dengan pariwisata terbaik di dunia (WTTC, 2019). Hasilnya, Indonesia naik ke peringkat ketiga di Asia dan peringkat pertama di ASEAN. Sektor pariwisata, setelah kelapa sawit, menjadi penyumbang devisa terbesar kedua di Indonesia pada 2019, menurut Bank Indonesia, karena jumlah wisatawan internasional terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Pertumbuhan dramatis dalam jumlah wisatawan tidak diragukan lagi telah mengangkat industri pariwisata menjadi ekonomi utama yang mendorong perekonomian Indonesia ke depan. Dalam Indonesia Tourism Outlook 2020, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno (2021) mengantisipasi sektor pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar selama lima tahun ke depan.
Keberadaan teknologi memberikan dampak yang signifikan bagi kehidupan masyarakat Indonesia dalam berbagai hal, salah satunya adalah industri pariwisata. Ketika 70% pencarian dan berbagi terjadi di perangkat digital, perubahan perilaku pengunjung dapat diamati. Telah dibuktikan bahwa teknologi dapat mempengaruhi dan mengubah cara seseorang melakukan kegiatan wisata, dari mengatur liburan hingga bepergian dan kembali ke rumah. Menurut penelitian PESTEL, salah satu elemen untuk mendorong manajemen strategi wisata adalah teknologi (Politik, Ekonomi, Sosial, Teknologi, Lingkungan, dan Hukum).
Banyak yang mengklaim bahwa kedua gerakan ini terkait erat, dengan masing-masing mendorong yang lain ke depan dan keduanya didorong oleh pendorong bersama seperti liberalisasi perdagangan, deregulasi, migrasi, dan pertumbuhan kapitalisme. Pohjola mengklaim bahwa kekuatan kembar globalisasi dan revolusi teknologi informasi telah bergabung untuk menghasilkan apa yang disebut ekonomi baru, yang dicirikan oleh tingkat perkembangan ekonomi dan produktivitas yang lebih besar. Globalisasi didorong oleh dan didorong oleh teknologi, dan kedua kekuatan tersebut terus-menerus memperkuat satu sama lain.
Globalisasi menghadirkan bisnis dengan masalah dan kemungkinan baru. Akses ke pasar baru dan partisipasi dalam jaringan manufaktur global adalah beberapa pilihan yang tersedia di berbagai sektor, termasuk otomotif, elektronik, mainan, dan tekstil. Globalisasi memiliki sejumlah elemen yang bermanfaat, inventif, dan dinamis, yang semuanya terkait dengan peningkatan akses pasar, akses keuangan yang lebih tinggi, dan peningkatan akses ke teknologi dan informasi, yang semuanya telah menghasilkan peningkatan pendapatan dan prospek pekerjaan. Pesaing asing memasuki pasar lokal, serta pesaing domestik menurunkan biaya melalui sumber global, mengalihkan manufaktur ke luar negeri, atau mendapatkan skala ekonomi dengan memperluas ke pasar baru, memberikan tantangan. Perusahaan harus menjadi lebih ramping dan efisien sambil juga memperluas jangkauan geografis mereka sebagai akibat dari globalisasi.
Reaksi yang tepat terhadap kemungkinan dan tantangan ini memerlukan reorganisasi strategi dan operasi perusahaan. Perusahaan merangkul teknologi baru untuk memperluas barang mereka dan memasuki pasar internasional sebagai akibat dari meningkatnya tekanan persaingan. Perusahaan juga menerapkan teknologi baru untuk membangun struktur organisasi baru. Adopsi TIK, seperti Internet, memungkinkan bisnis untuk memperluas pasar mereka, mengelola operasi mereka, dan mengkoordinasikan rantai nilai lintas batas dengan lebih sedikit uang dan tenaga. Menurut Greenspan (2001), teknologi telah mengurangi gesekan pasar dan memberikan momentum besar bagi proses perluasan pasar internasional dengan mengurangi biaya transaksi dan informasi. Digitalisasi mempromosikan globalisasi dengan menurunkan biaya transaksi dan koordinasi dan memungkinkan terciptanya pasar baru dan lebih besar melalui skala ekonomi.
KERANGKA KONSEPTUAL
Globalisasi
Globalisasi adalah salah satu isu yang paling diperdebatkan; pada kenyataannya, makna globalisasi sangat diperdebatkan dan sering dipertanyakan, dan tidak ada definisi yang disepakati bersama dan spesifik telah diperoleh. Memang, gagasan globalisasi itu luas dan jarang didefinisikan dalam batas-batasnya, termasuk berbagai bidang dan sudut pandang. Ini adalah salah satu gagasan paling penting untuk memahami situasi dunia saat ini. Proses ini menghasilkan perubahan dalam berbagai domain, termasuk elemen sosial, politik, dan ekonomi. Mobilitas angkatan kerja di pasar tenaga kerja dipengaruhi oleh tren migrasi dan demografi. Istilah "globalisasi" digunakan dalam berbagai arti.
Melalui perdagangan, investasi, dan arus keuangan lainnya, globalisasi mengintegrasikan ekonomi nasional ke dalam pasar global. Ini telah memicu kekhawatiran di seluruh dunia tentang arah yang dituju masyarakat. Globalisasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu fenomena ekonomi yang berhubungan dengan pertumbuhan dan konsolidasi pasar global. Globalisasi dapat didefinisikan sebagai perluasan, penguatan, dan percepatan hubungan timbal balik antara semua bagian kehidupan masyarakat, dari budaya ke kejahatan, uang ke agama, dalam skala dunia.
Globalisasi and Kinerja Perusahaan
Ada hubungan yang jelas antara internasionalisasi perusahaan dan kinerja perusahaan. Perusahaan yang sangat global diproyeksikan untuk berbuat lebih baik dalam hal meningkatkan penjualan, biaya lebih murah, dan posisi kompetitif yang lebih kuat. Karena mereka dapat menggunakan keahlian dan sumber daya yang dihasilkan di seluruh operasi global mereka untuk proses bisnis yang lebih baik dan menerapkan teknologi secara lebih efektif, perusahaan multinasional cenderung melihat dampak kinerja yang lebih besar. Perusahaan di seluruh dunia juga memiliki posisi yang lebih baik untuk mendapatkan keuntungan dari digitalisasi karena skala ekonomi dan jangkauan global. Karena perusahaan yang sangat global akan mengadopsi digitalisasi secara lebih luas, dan penggunaan yang ekstensif akan menghasilkan peningkatan kinerja, globalisasi seharusnya memiliki efek tidak langsung pada kinerja melalui adopsi digitalisasi. Adopsi digitalisasi dengan demikian akan memediasi efek globalisasi pada kinerja perusahaan.
Pemanfaatan Teknologi Saat Traveling
Berikut tahapan pemanfaatan teknologi saat traveling:
1. Persiapan: Lakukan reservasi online
Ketika seseorang bepergian saat ini, sebagian besar pengaturan penerbangan dan akomodasi dilakukan secara online. Tersedianya program pendukung reservasi online membuat pemesanan semakin mudah, dan sangat diminati oleh masyarakat umum di era digital ini.
2. Saat Bergerak (On the Move): Seluler -> Co-pilot Terbaik
Saat bepergian, memiliki smartphone adalah panduan terbaik. Saat bepergian, seseorang dapat memperoleh berbagai informasi hanya dengan menggunakan smartphone-nya. Dengan smartphone kita bisa mengetahui apa saja mulai dari tempat wisata hingga cara menuju ke sana, tempat makan masakan daerah, dan tempat membeli oleh-oleh.
3. Berbagi itu Hidup: Setelah Perjalanan (Pasca-Perjalanan)
Gaya hidup masyarakat berubah sebagai akibat dari munculnya media sosial; Sekarang, berbagi atau mengunggah aksi kita sudah menjadi kebiasaan sehari-hari bagi orang Indonesia, tak terkecuali saat kita bepergian.
Dari ketiga poin di atas dapat kita simpulkan bahwa teknologi sangat vital dan tidak bisa diabaikan dalam industri pariwisata. “Saat ini bisnis internasional telah beralih ke era industri digital 4.0, sehingga teknologi digital sudah menjadi kebutuhan,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya. Program Wonderful Startup Academy, yang merupakan program inkubasi untuk penciptaan dan percepatan perusahaan terkait pariwisata, tersedia untuk siapa saja di industri pariwisata. Tujuan dari WSA adalah untuk membangun ekosistem wisata digital di Indonesia.
Untuk membangun kembali ketahanan ekonomi nasional, diperlukan pendekatan baru. Misalnya pemanfaatan ekonomi digital yang tentunya masih memiliki potensi yang luar biasa. Di Indonesia, ekonomi semakin digital, dan banyak perusahaan dan pelaku usaha (UMKM) sekarang lebih memilih untuk melakukan operasi komersial mereka secara online. Permintaan yang signifikan terhadap Layanan Online dan Toko Online menunjukkan bahwa ekonomi digital mampu meningkatkan perekonomian Indonesia di tengah merebaknya wabah Covid-19. Namun, di industri pariwisata, optimalisasi ekonomi digital belum sepenuhnya diupayakan, baik oleh pemerintah maupun oleh perusahaan swasta yang mengkhususkan diri di bidang tersebut.
Kehadiran Digital Tourism dinilai bisa menjadi pilihan tepat untuk meningkatkan minat pengunjung di era new normal sekaligus memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Digitalisasi ekonomi, khususnya Digital Tourist, diyakini dapat menjadi solusi percepatan normalisasi ekonomi dan pemulihan sektor pariwisata sebagai sumber utama devisa negara.
New Normal Tourism
New Normal Tourism ditandai dengan perubahan perilaku berwisata di masa pandemi Covid-19 yang dipandang sebagai kenormalan baru. Karena terbatasnya ruang yang tersedia untuk mobilitas manusia selama epidemi, para pemain seperti pemerintah pusat dan daerah, investor, dan pengelola tujuan wisata telah memutar otak untuk menemukan solusi atas pertanyaan: Bagaimana industri pariwisata dapat diselamatkan di tengah pandemi? Alhasil, sebuah proyek baru berupa terobosan perjalanan aman di masa pandemi pun berkembang. Kampanye tagar #DiIndonesiaAja dibuat oleh pemerintah pusat untuk mendorong masyarakat Indonesia bepergian secara eksklusif di dalam negeri. Idenya adalah agar dana konsumsi publik hanya beredar di dalam negeri. Tentunya jika hal ini dibarengi dengan janji keamanan bagi siapa saja yang ingin melakukan perjalanan di masa pandemi, hal ini akan berjalan lancar. Selain itu, penulis akan mendalami pariwisata new normal pada bagian pembahasan, serta ide-ide kebijakan yang dapat digunakan untuk membantu wisata new normal sebagai percepatan normalisasi ekonomi Indonesia. Mengakui nilai penerapan pariwisata normal baru dalam menghidupkan kembali industri pariwisata dan memperkuat perekonomian nasional.
METODE PENELITIAN
Dalam karya tulis ini peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif, Penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menggambarkan secara akurat dan sistematis suatu populasi, situasi atau fenomena. Itu bisa menjawab pertanyaan apa, di mana, kapan dan bagaimana, tetapi bukan pertanyaan mengapa. Sebuah desain penelitian deskriptif dapat menggunakan berbagai macam metode penelitian untuk menyelidiki satu atau lebih variabel. Pengumpulan data berupa data sekunder. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada. Data sekunder diperoleh seperti Biro Pusat Statistik(BPS), laporan, jurnal , buku dan lain-lain. Data sekunder juga merupakan data yang diperoleh tidak secara langsung dari objek atau subjek penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebagai reaksi atas memburuknya krisis ekonomi, pemerintah telah berusaha untuk campur tangan dalam industri pariwisata untuk menyelamatkan dan mempercepat perekonomian negara. Hal ini terlihat pada wisata new normal yang telah dibuka di beberapa lokasi dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang berlaku sesuai Permen 02/KB/2020 dan KB/1/UM.04.00/M-K/2020 yang telah disahkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bekerjasama dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Ada tiga faktor yang membentuk titik fokus dari pilihan ini:
1) Petunjuk teknis pencegahan dan penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) di bidang budaya dan ekonomi kreatif dalam rangka menjaga keberlangsungan kegiatan atau pelayanan di saat krisis kesehatan masyarakat ditetapkan. COVID-19 merupakan protokol kesehatan bagi penyelenggara kegiatan atau layanan.
2) Penyelenggara kegiatan atau pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Diktum pertama dapat menyelenggarakan kegiatan atau pelayanan setelah mendapat persetujuan dari kepala daerah selaku ketua satgas melalui organisasi perangkat daerah yang membidangi kebudayaan dan/atau ekonomi kreatif sesuai dengan kewenangannya.
3) Penyelenggara kegiatan atau pelayanan sebagaimana dimaksud dalam Diktum pertama harus berpedoman pada protokol kesehatan yang dituangkan dalam lampiran yang merupakan bagian dari keputusan bersama ini.
Bali merupakan salah satu tempat yang menganut new normal tourism. Sebagai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Putu Astawa telah meresmikan pembukaan Bali sebagai destinasi pariwisata bagi wisatawan lokal mulai Juli 2020. Selain itu, selain pariwisata tradisional, pariwisata new normal mungkin memberikan alternatif tambahan, seperti digitalisasi pariwisata. Digitalisasi pariwisata dapat memiliki beberapa keuntungan, antara lain:
1) Meningkatkan kreativitas dan inovasi pariwisata.
2) Memungkinkan lebih banyak personalisasi pengalaman pengunjung.
3) Mendorong pengembangan model bisnis, rantai nilai, dan ekosistem baru.
Solo travel, virtual reality tourism, dan staycation merupakan contoh digitalisasi pariwisata yang mungkin bisa diberikan. Pemerintah dapat menyediakan program solo travel bagi pengunjung, seperti paket akomodasi lengkap yang mencakup penjemputan di bandara, tempat menginap, pemandu wisata virtual, peta online, dan berbagai layanan lainnya, yang kesemuanya mengikuti pola hidup sehat bebas Covid untuk memberikan rasa aman. Selama perjalanan ke Indonesia. Pasar tradisional lokal juga dapat kembali beroperasi dengan melakukan Social Distancing sebagai penyedia oleh-oleh bagi wisatawan yang melakukan solo traveling melalui program ini, yang mengajak beberapa perusahaan yang bergerak di sektor sejenis sebagai sektor pendukung untuk bekerja sama dalam menyediakan fitur-fitur lengkap dalam program tersebut. .
Program kedua, wisata realitas virtual, sangat menarik karena memberikan suasana baru untuk mengalami berbagai jenis wisata dengan cara yang unik tanpa harus keluar rumah. Pengunjung dapat membeli satu set virtual reality dari salah satu dari beberapa lokasi pariwisata di Indonesia. Wisata virtual reality juga dapat didukung oleh pemerintah Indonesia melalui pembuatan museum virtual reality. Hal ini juga sejalan dengan misi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang bertujuan untuk memberdayakan komunitas #DiIndonesiaAja dengan memberikan perspektif dan pengalaman baru di dunia maya.
Yang terakhir, staycation bisa menjadi pilihan yang sangat praktis. Staycation dapat dinikmati dengan mengikuti tur kota atau piknik, yang harus mematuhi peraturan kesehatan. Staycation diharapkan dapat memberikan kebahagiaan liburan tanpa mengharuskan individu untuk melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lain. Akibatnya, insiden infeksi Covid-19 di masa depan di klaster pariwisata tidak mungkin terjadi. Pemerintah daerah juga dapat mendorong eksplorasi kota dengan mengedukasi masyarakat tentang platform digital dan bagaimana menggunakannya untuk menarik pengunjung lokal dan mendatangkan turis dari negara lain. Salah satunya belajar tentang stan kecil agar bisa menerima pembayaran digital atau non tunai, serta belajar bahasa lain agar bisa bekerja sebagai pemandu wisata lokal. Akibatnya, ekonomi di daerah tersebut akan menggeliat dan lapangan kerja akan diciptakan untuk penduduk setempat. Di sisi lain, pandemi ini telah menciptakan peluang bagi pariwisata dan bisnis kreatif, seperti pergeseran model bisnis dari manajemen pariwisata tradisional ke manajemen pariwisata digital, yang memungkinkan sektor pariwisata nasional dapat dipertahankan dan dipulihkan, dan berbasis digital. sektor ekonomi kreatif untuk berkontribusi lebih besar terhadap PDB. Target pasar bergeser dari pengunjung luar negeri menjadi pengunjung lokal.
Kelangsungan hidup di sektor pariwisata bukan hanya masalah pemulihan, tetapi pemulihan strategis, yang dapat ditransformasikan menjadi ketahanan. Ketahanan ini sangat penting untuk pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif ke depan karena bencana seperti ini dapat diantisipasi melalui strategi manajemen risiko, pengurangan dampak terhadap industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif maju, berdaya saing, berkelanjutan, dan mengedepankan kearifan lokal sebagai hasil dari rencana transformasi dan ketahanan ini.
Digitalisasi Ekonomi Dan Keuangan Sedang Diintegrasikan
Kenyamanan transaksi keuangan yang diberikan oleh sistem pembayaran digital tentu harus mendorong terciptanya tren wisata baru berbasis digital. Aplikasi pembayaran dapat menggunakan kartu kredit, kartu debit, dompet digital, dan kode QR. Karena tren digitalisasi yang menawarkan teknologi baru, solusi kreatif, dan peserta baru, memberikan keuntungan dari segi mobilitas, kecepatan, dan fleksibilitas, sudah menjadi kebutuhan dalam mendukung aktivitas masyarakat. Hal ini sejalan dengan cetak biru Bank Indonesia untuk percepatan sistem pembayaran digital Indonesia, Visi Sistem Pembayaran Indonesia (SPI) 2045 yang menyerukan integrasi ekonomi dan keuangan digital negara untuk memastikan peran bank sentral dalam peredaran uang, kebijakan moneter, dan stabilitas sistem keuangan, serta mendorong inklusi. keuangan. Jumlah pengguna pembayaran digital juga berkembang pesat dari tahun ke tahun, menurut Soerapto Tan, Managing Director IPSOS Indonesia.
Padahal, menurut Bank Indonesia (BI), jumlah pengguna pembayaran digital pada 2023 diperkirakan mencapai 75 juta (Irvan, 2020). Dengan jumlah sebesar itu, regulator kebijakan (BI, OJK, Kementerian Keuangan) harus bersinergi mengembangkan infrastruktur dan regulasi untuk mendukung industri digital, serta memproyeksikan solusi atas kendala dan tantangan yang akan dihadapi dalam implementasi ekonomi dan keuangan. digitalisasi. Mempercepat normalisasi ekonomi di sektor pariwisata tidaklah sulit dengan struktur kerjasama yang terorganisir dengan baik di seluruh kelompok pemangku kepentingan. Kondisi ketahanan ekonomi nasional akan terpenuhi jika stabilitas ekonomi tercapai.
KESIMPULAN
Pandemi Covid-19 menimbulkan bahaya besar bagi semua negara di dunia. Untuk melestarikan Bela Negara, kebiasaan baru harus diterapkan di seluruh organisasi sektor negara. Oleh karena itu, inisiatif kreatif harus diambil untuk meningkatkan ketahanan ekonomi Indonesia, khususnya di industri pariwisata. Pemanfaatan teknologi informasi dalam ekonomi digital, seperti penerapan strategi New Normal Tourism, merupakan langkah baru yang berpotensi mendapatkan feedback positif dari masyarakat. Kebijakan tersebut antara lain pembukaan kembali tempat wisata tradisional yang sempat ditutup beberapa waktu, solo travel, di mana kebijakan tersebut juga akan menggandeng sejumlah start-up dan perusahaan yang fokus pada sektor pariwisata dan sektor penunjang pariwisata, serta virtual reality pariwisata, yang akan mencakup penjualan paket realitas virtual. Beberapa destinasi wisata Indonesia, serta barang-barang dari daerah, telah disematkan di papan tersebut. Realitas virtual akan tersedia untuk dibeli secara online di masa depan, memungkinkan individu untuk menikmati liburan mereka atau hanya menyegarkan diri tanpa harus meninggalkan rumah mereka. Selanjutnya, kebijakan staycation dapat dijadikan sebagai alternatif untuk berkunjung ke luar kota. Menjelajahi tempat-tempat wisata di kota sendiri, berpiknik, atau sekadar berjalan-jalan di sekitar kota diproyeksikan untuk mengurangi jumlah orang yang berpindah dari satu kota ke kota berikutnya. Aspek terpenting dari penerapan pariwisata normal baru adalah untuk tetap fokus pada peraturan kesehatan sehingga orang dapat menikmati liburan mereka dengan aman.
Contact Us
-