Manipulasi laporan keuangan masih banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan di Indonesia. Salah satu contohnya terjadi pada PT Garuda Indonesia Tbk. Laporan keuangan PT Garuda Indonesia tahun 2018 ditemukan adanya kejanggalan yakni perusahaan membukukan laba bersih sebesar USD809,85 ribu atau setara Rp11,44 miliar (asumsi kurs Rp14,000 per dolar AS). Hal tersebut terjadi karena perusahaan memasukan nilai pendapatan atas transaksi yang sebenarnya belum terjadi. Penyebab dari kasus tersebut terjadi karena entitas tidak memiliki kontrol yang baik dalam menerapkan prinsip laporan keuangan yang sesuai dengan konsep Standar Akuntansi Keuangan.
Prinsip akuntansi sebagai pengontrol bahwa laporan keuangan menyajikan
angka yang relevan, realible, dan akuntabel. Laporan keuangan yang disajikan
harus memiliki prinsip laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) yang merupakan standar peraturan umum untuk digunakan
sebagai dasar dalam pembuatan laporan keuangan yang baik dan benar.