Kesehatan Mental: Fondasi Penting untuk Kehidupan yang Seimbang

Oleh: Christian Siregar (D3046)

Kesehatan mental merupakan aspek penting dari kesejahteraan manusia yang sering kali kurang mendapat perhatian dibandingkan kesehatan fisik. Padahal, kondisi mental yang stabil berkontribusi besar pada kemampuan seseorang untuk berpikir jernih, mengambil keputusan, menjalin hubungan yang sehat, dan menghadapi berbagai tantangan hidup. Dalam beberapa tahun terakhir, meningkatnya kesadaran mengenai pentingnya kesehatan mental menunjukkan bahwa masyarakat mulai memahami bahwa kesehatan bukan hanya soal tubuh, tetapi juga pikiran dan emosi.

Sigmund Freud dengan teorinya, psikoanalisa, berpendapat bahwa kesehatan mental dipengaruhi oleh konflik bawah sadar yang berasal dari masa kanak-kanak. Trauma masa kecil atau konflik emosional yang tidak terselesaikan menjadi fokus utama pendekatan dalam teori Freud. Ketidakseimbangan antara id, ego, dan superego dapat menyebabkan gangguan mental. Sebab itu, penting bagi kita berada dalam lingkungan sosial yang sehat, demikian Albert Bandura. Lingkungan dan pergaulan yang sehat adalah trigger yang penting, support untuk pengembangan kepercayaan diri yang kuat (Self-Efficacy).

Selain faktor eksternal—lingkungan dan pergaulan—yang berpengaruh, kemampuan mengenali dan mengelola emosi adalah salah satu faktor internal dan kunci dalam menjaga kesehatan mental. Emosi yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan stres berkepanjangan, kecemasan, hingga depresi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan ruang bagi diri sendiri untuk beristirahat, menenangkan pikiran, dan melakukan aktivitas yang menyenangkan. Aktivitas sederhana seperti meditasi-reflektif, berjalan kaki, membaca, atau berbicara intim dan santai dengan teman dekat dapat membantu meredakan tekanan.

Berdasarkan sejumlah kasus konseling yang penulis tangani, dukungan sosial memegang peranan besar dalam kesehatan mental. Hubungan yang hangat dengan pasangan, keluarga, sahabat, atau komunitas dapat memberikan rasa aman dan diterima. Ketika seseorang merasa didukung, mereka lebih mampu menghadapi kesulitan hidup dan memiliki peluang lebih besar untuk pulih dari toxic yang mengakibatkan gangguan mental. Sebaliknya, isolasi sosial dapat memperburuk kondisi emosional dan meningkatkan risiko munculnya masalah kesehatan mental.

Penting pula untuk menghilangkan stigma terhadap gangguan mental. Banyak orang enggan mencari bantuan karena takut dianggap lemah atau tidak mampu. Padahal, meminta bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah berani untuk memperbaiki kualitas hidup. Konselor, psikolog, atau psikiater adalah tenaga profesional yang dapat membantu memahami akar masalah dan memberikan strategi pemulihan yang tepat.

Memelihara kesehatan mental adalah proses berkelanjutan yang membutuhkan perhatian, waktu, dan kesadaran diri. Dengan memberikan ruang bagi keseimbangan emosi, memperkuat hubungan sosial, dan tidak ragu mencari pertolongan, setiap orang dapat membangun kehidupan yang lebih sehat, bahagia, dan bermakna.

Christian Siregar