Menembus Batas Negara: Perkembangan Bahasa Indonesia di India

Oleh:  Nais Ambarsari

Di tengah arus globalisasi dan meningkatnya hubungan diplomatik serta kerja sama antarnegara, bahasa menjadi salah satu jembatan penting dalam mempererat hubungan tersebut. Salah satu bukti menarik dari perkembangan ini adalah semakin dikenalnya bahasa Indonesia di India.

Perkembangan bahasa Indonesia di India tampak nyata dalam lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Salah satu tonggaknya adalah Jawaharlal Nehru University (JNU) di New Delhi, yang telah menawarkan program studi bahasa Indonesia di bawah Pusat Studi Asia Tenggara. Di universitas ini, mahasiswa India dapat mempelajari bahasa Indonesia secara formal hingga tingkat pascasarjana. Selain JNU, universitas-universitas lain seperti The English and Foreign Languages University (EFLU) di Hyderabad juga menyediakan program Bahasa Indonesia.

Pada tahun 2024, saya diberikan penugasan oleh Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra (Pusdaya), Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikdasmen untuk mengajar BIPA secara daring di KBRI New Delhi. Kelas bahasa Indonesia di KBRI New Delhi justru didominasi oleh mahasiswa. Mereka banyak berasal dari berbagai universitas di India, dengan latar belakang yang beragam, tetapi punya satu kesamaan: ketertarikan untuk mengenal bahasa dan budaya Indonesia. Universitas yang mendominasi yaitu Jawaharlal Nehru University (JNU) di New Delhi. Banyak pemelajar yang berasal dari kelas yang sama di universitasnya kemudian bergabung di dalam kelas BIPA KBRI New Delhi.

Beberapa alasan yang mendorong mahasiswa India untuk belajar bahasa Indonesia yaitu peluang karier internasional, kemudahan belajar, dan kedekatan budaya. Untuk peluang karier internasional, banyak mahasiswa yang mendengar bahwa banyak orang India yang bisa bekerja di Indonesia dan mendapatkan gaji yang cukup tinggi. Bidang karir yang biasanya dikuasai oleh orang India yang bekerja di Indonesia yaitu bidang teknologi informasi dan komunikasi, perdagangan dan manufaktur, perhotelan dan kuliner, farmasi dan kesehatan, dan peran diplomatik dan internasional. Alasan yang kedua yaitu kemudahan belajar, karena bahasa Indonesia tidak memiliki konjugsi kata kerja yang rumit, tanpa gender gramatikal, dan menggunakan alfabet latin. Selain itu, banyak kosa kata yang mirip karena berasal dari bahasa Sansekerta. Alasan terakhir yaitu kedekatan budaya, Indonesia dan India sangat dekat dalam hal budaya. Kita tentu saja mengetahui bahwa banyak nilai-nilai dan akar budaya India yang tercermin dalam tradisi Indonesia, seperti dalam music gamelan, wayang, dan kepercayaan Hindu-Budha.

Meski mengalami pertumbuhan, penyebaran bahasa Indonesia di India masih menghadapi tantangan, seperti keterbatasan tenaga pengajar profesional dan bahan ajar yang memadai. Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang lebih intensif antara lembaga pendidikan di kedua negara, serta peningkatan program pertukaran pelajar dan pelatihan dosen.

Namun, dengan perkembangan teknologi, kehadiran media digital, dan kemudahan akses terhadap sumber belajar daring, bahasa Indonesia memiliki peluang besar untuk terus berkembang dan diminati di kalangan generasi muda India.

Yustinus Suhardi Ruman