Seruan Paus Leo XIV tentang Peran Jurnalisme Dewasa Ini

Oleh:  Petrus Lakonawa

Dalam pertemuannya dengan para jurnalis di Vatikan pada 12 Mei 2025, Paus Leo XIV menyampaikan pesan yang kuat dan menyentuh. Ia melihat awak media sebagai agen pembawa damai (peacemakers). Ia menyapa mereka dengan ungkapan dari Injil Matius 5:9: “Berbahagialah orang-orang yang membawa damai” (“Blessed are the peacemakers”) khususnya mereka yanga telah mengembangkan komunikasi yang berbeda dari biasanya yaitu yang tidak mengorbankan kebenaran dan integritas demi konsensus atau kesepakatan, yang tidak larut dalam budaya kompetisi, dan yang selalu mencari kebenaran.

Paus menekankan bahwa media perlu berani mengatakan tidak pada perang—bukan hanya dalam narasi, tetapi juga melalui visual dan cara bertutur. Ia menyampaikan keprihatinan dan solidaritas Gereja terhadap jurnalis yang ditangkap atau dipenjara karena keberanian mereka menyampaikan fakta. Menurutnya, tindakan seperti ini melukai nurani dunia, dan sudah seharusnya komunitas global bersatu menjaga kebebasan berbicara dan berekspresi serta kebebasan pers.

Paus juga menyampaikan rasa hormat yang dalam kepada mereka yang melaporkan konflik di medan perang, bahkan dengan risiko kehilangan nyawa. Ia memuji keberanian mereka dalam memperjuangkan martabat manusia, keadilan, dan hak-hak asasi manusia, teristimewa upaya-upaya pemberitaan yang jujur dan berintegritas yang memungkinkan orang-orang mendapatkan informasi untuk menentukan pilihan yang tepat karena hanya orang-orang yang memiliki informasilah yang dapat menentukan pilihan atau keputusan yang bebas (only informed individuals can make free choices).

Dunia saat ini, katanya, penuh tantangan dan tidak mudah dinavigasi. Tapi Paus mendorong para jurnalis untuk tidak mudah menyerah, melainkan berani masuk ke dalamnya, berani terlibat, dan menjadi bagian dari perubahan. Ia mengutip Santo Agustinus: “Marilah kita hidup dengan baik agar zaman pun menjadi baik. Kita inilah zaman itu.” (“Let us live well and the times will be good. We are the times.”) (Discourse 80.8).

Menurut Paus, komunikasi bukan sekadar menyampaikan informasi, tapi juga membentuk budaya. Karena itu, ia menekankan pentingnya membangun ruang dialog—terutama di tengah perkembangan pesat teknologi, seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence) yang sangat membutuhkan tanggung jawab dan kebijaksanaan, agar benar-benar bermanfaat bagi kebaikan bersama.

Ia pun mengajak media untuk membersihkan komunikasi dari prasangka, kebencian, fanatisme, dan agresi. Dengan melucuti itu dari kata-kata maka dunia pun akan dibebaskan darinya. Dunia tidak membutuhkan komunikasi yang keras dan memaksa, tetapi komunikasi yang bisa mendengar dan menghimpun suara-suara lemah yang sering kali tidak terdengar.

Paus Leo XIV menutup pesannya dengan ajakan untuk memilih jalan komunikasi yang membawa damai karena di sanalah dunia bisa berharap.

Petrus Lakonawa