Tulus atau Pamrih
Oleh: Arcadius Benawa
Menarik menyimak diskusi antara Yudas Iskariot dengan Yesus dalam Injil Yohanes 12:1-8 mengenai perilaku Maria saudara Lazarus yang mengurapi kaki Yesus dengan minyak narwastu seharga 300 dinar dan menyeka dengan rambutnya. Yudas Iskariot dengan nada gusar mempertanyakan sikap Yesus yang membiarkan Maria memboroskan uang sebesar 300 dinar sekadar untuk membasuh kaki Yesus. Dalam pikiran Yudas Iskariot: daripada digunakan untuk mengurapi kaki Yesus, mengapa tidak disedekahkan kepada kaum miskin. “Mengapa minyak narwastu ini tidak dijual tiga ratus dinar dan uangnya diberikan kepada orang-orang miskin?” (Yohanes 12:5).
Perlu kita ketahui bahwa di Israel sebagaimana diwartakan di dalam Injil bahwa 1 dinar itu adalah upah pekerja sehari. (Matius 20: 14). Kalau upah tukang di Jabodetabek ini per hari 200.000, maka uang sebanyak 300 dinar berarti 300 x 200.000 sama dengan 60.000.000,-
Yang menarik berikut adalah tanggapan Yesus kepada Yudas Iskariot: “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku. Karena orang-orang miskin selalu ada pada kamu, tetapi Aku tidak akan selalu ada pada kamu.” (Yohanes 12: 8).
Kita tahu bahwa di kemudian hari Yudas Iskariot menjual Gurunya hanya seharga 30 dinar ekuivalen dengan 6.000.000,- Itu pun dengan asumsi kalau 1 dinar sama dengan 1 keping perak. Karena Yudas Iskariot menjual Yesus senilai 30 keping perak. (Matius 26: 14-16).
Dengan kontras nominal itu kita bisa membandingkan antara sikap Maria saudara Lazarus yang tulus, yang tidak menghitung-hitung dalam menaruh hormat pada Yesus. Sementara Yudas Iskariot sejak awal ikut Yesus memang sudah dengan perhitungan ataupun pamrih bahwa ia akan mendapat posisi sekiranya Yesus menjadi Raja orang Israel. Maka ketika arah ke situ tidak bisa diharapkan, ia tak segan-segan menjual Gurunya hanya dengan 30 keping perak. Hal itu sesuai dengan yang digambarkan di dalam Injil Yohanes 12: 6 bahwa ia adalah seorang pencuri; ia sering mengambil uang yang disimpan dalam kas yang dipegangnya. Maka perhitungan Yudas Iskariot kalau uang 60 juta itu ia terima, ia bisa mengemplang denngan mendistribusikan kepada orang-orang miskin sebagian saja, sebagian lain ia ambil.
Dengan menyimak kedua tokoh yang berjumpa dengan Yesus ini, kita bisa menarik benang merah bahwa tatkala seseorang ikut Yesus dengan tulus ikhlas ia tidak mempedulikan untung rugi, tetapi semuanya ia ungkapkan sebagai rasa syukur dan bakti kepada Tuhan. Sementara Yudas Iskariot adalah representasi orang yang mengikuti Tuhan namun tidak dengan ikhlas alias memiliki pamrih yakni demi untuk bisa mendapatkan keuntungan pribadi entah keuntungan finansial ataupun keuntungan sosial seperti kedudukan ataupun jabatan.
Oleh karena itu adalah penting bahwa kita selalu merefleksikan kembali motivasi-motivasi terdalam kita dalam mengikuti Tuhan melalui pelbagai perbuatan kita. Apakah sungguh kita berbuat kebaikan itu untuk mengucap syukur atas segala kebaikan yang telah kita terima atau kita berbuat baik dengan pamrih egoistik di balik kegiatan kita yang secara fisik kelihatan mengikuti Tuhan, namun sebenarnyalah hanya mencari keuntungan pribadi, entah keuntungan finansial atau sosial seperti kedudukan atau mendapatkan puji-pujian dari khalayak alias sekadar pencitraan semata.
Sumber: maria membasuh kaki yesus dengan minyak narwastu seharga 300 dinar – Search Images