Keadilan dan Institusi Kuat: Fondasi Peradaban
Oleh: Nikita | 2702364061 | PPTI 18
Di era modern, hukum seharusnya melindungi semua warga, bukan menjadi alat segelintir penguasa. Namun, apakah realitasnya memang demikian? Jika kita menjawab tanpa berpikir panjang, inilah saatnya kita menggali lebih dalam apa sebenarnya makna keadilan dan institusi yang kuat.
“Bayangkan seorang warga yang harus membayar suap hanya untuk mendapatkan haknya, atau seorang pejabat yang lolos dari hukuman meskipun terbukti bersalah. Ketidakadilan seperti ini bukan hal baru di banyak negara. Namun, apakah kita hanya akan berdiam diri?”
Keadilan bukan sekadar menjatuhkan hukuman atau menyelesaikan sengketa, tetapi memastikan bahwa setiap individu mendapatkan haknya tanpa diskriminasi. Hal ini hanya bisa terwujud jika didukung oleh institusi yang transparan, akuntabel, dan bebas dari kepentingan politik sempit. Ketika hukum lemah, ia berubah menjadi alat bagi segelintir penguasa, sementara rakyat kecil semakin terpinggirkan. Korupsi merajalela, ketimpangan sosial memburuk, dan keadilan yang seharusnya universal justru menjadi hak istimewa bagi segelintir orang.
Sayangnya, kita sering menyaksikan bagaimana keadilan dikompromikan demi kepentingan tertentu. Regulasi dibuat bukan untuk rakyat, tetapi untuk melindungi kelompok tertentu. Hukum ditegakkan secara tebang pilih, memberikan keuntungan bagi mereka yang berkuasa. Akibatnya, ketidakpercayaan terhadap institusi pemerintahan terus meningkat.
Di sinilah pentingnya kesadaran dan keterlibatan kita. Mereka yang memahami pentingnya keadilan tidak akan tinggal diam saat melihat ketimpangan. Kita dapat berperan aktif dalam mengawasi kebijakan publik, mendukung media independen, aktif dalam diskusi hukum, dan menggunakan hak pilih dengan bijak. Lebih dari itu, kita harus berani menuntut transparansi dari mereka yang berkuasa. Media independen dan kebebasan berekspresi juga menjadi elemen penting dalam membangun ekosistem yang adil.
Tanpa keadilan dan institusi yang kuat, demokrasi hanyalah formalitas tanpa makna. Negara yang gagal menegakkan keadilan akan terus dihadapkan pada ketidakstabilan sosial, ketidakpercayaan publik, dan siklus korupsi yang tak berujung. Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan literasi hukum dan politik agar tidak mudah dimanipulasi oleh kepentingan segelintir orang. Masa depan keadilan ada di tangan kita. Jika ingin perubahan, kita harus berani bersuara dan bertindak. Jangan biarkan ketidakadilan tumbuh tanpa perlawanan, karena keadilan bukan sekadar impian, ia harus diperjuangkan!
“Negara yang adil bukanlah negara tanpa ketidakadilan, tetapi negara yang tidak membiarkan ketidakadilan tumbuh tanpa perlawanan.” – Amartya Sen