Eco Enzyme: Kunci Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah

Oleh: William Valerie | PPTI 17 | 2702363632

Pernahkah kalian memikirkan ke mana sampah-sampah yang kalian buang berakhir? Apakah sampah-sampah itu diolah oleh pemerintah atau dibiarkan menggunung di tempat pembuangan akhir? Tidak bisa dipungkiri bila sampah selalu menjadi permasalahan global yang terus diperhatikan dan kian mengkhawatirkan setiap tahunnya. Jutaan ton sampah terus diproduksi di berbagai negara, terlebih lagi di negara berkembang seperti Indonesia. Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), timbunan sampah nasional Indonesia mencapai angka 31,9 juta ton per 24 Juli 2024 dan 41% nya berupa sampah organik seperti sisa makanan. Sebanyak 11,3 juta ton sampah tersebut tidak terkelola dan terus bertumpuk setiap harinya di TPA sehingga menciptakan masalah lingkungan yang kompleks dan berkepanjangan.

Penumpukkan sampah, terutama berupa sisa makanan ini perlu menjadi perhatian kita semua karena banyak dampak negatif yang ditimbulkannya. Jika tidak segera dikelola, sampah organik itu akan mengalami pembusukan dan menghasilkan gas metana (CH4) yang akan memperparah pemanasan global. Selain itu, sampah ini dapat menghasilkan cairan yang berbahaya bagi lingkungan sehingga menimbulkan pencemaran tanah dan air. Jika terus dibiarkan, pencemaran ini dapat menimbulkan masalah lain seperti kekurangan air bersih dan sanitasi yang buruk. Lingkungan yang tercemar cenderung berpotensi memicu berbagai penyakit bagi masyarakat sekitar seperti diare, gangguan pernapasan, bahkan kanker. Untuk itu, masyarakat perlu berpartisipasi aktif juga dalam mengurangi dan mengelola sampah organik ini untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan kehidupan yang berkelanjutan.

 Pembuatan dan penggunaan eco enzyme dapat menjadi salah satu solusi inovatif yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah ini. Eco enzyme adalah hasil pencampuran sampah organik seperti kulit buah dan sayuran, gula merah/molase, dan air yang melalui proses fermentasi selama beberapa bulan. Fermentasi ini memanfaatkan mikroba baik dalam sisa buah dan sayuran untuk menghasilkan enzim baik yang multiguna. Ketiga bahan itu juga harus mengikuti takaran khusus, yaitu 3 : 1 : 10 untuk sampah organik : gula aren : air.

Bahan yang mudah didapat dan pembuatan yang sederhana ini menjadikan eco enzyme sebagai salah satu solusi inklusif dan berkelanjutan yang dapat meningkatkan partisipasi masyarakat untuk turut serta mengelola sampah mereka daripada tidak terkelola di TPA sejalan dengan SDG ke-12 yaitu konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab. Tidak hanya SDG ke-12, tetapi eco enzyme juga membantu mewujudkan SDG ke-13 dan 15 yang berkaitan dengan penanganan perubahan iklim dan ekosistem daratan sebab ikut mengurangi gas rumah kaca dan pencemaran lingkungan yang disebabkan sampah yang tertumpuk.

Eco enzyme tentu akan membantu menangani permasalahan seputar sampah dan dampaknya yang tak kunjung selesai. Tapi tidak hanya itu, eco enzyme juga menghasilkan produk dengan sejuta manfaat lain bagi lingkungan dan juga masyarakat. Larutan eco enzyme ini dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang meningkatkan nutrisi dan kesuburan tanah dengan enzim serta mineralnya. Ini bisa membantu sektor pertanian untuk mengurangi kebergantungan pada pupuk kimia sehingga produk pangan yang dihasilkan bisa lebih terjaga kualitas dan nutrisinya dengan harga produksi yang lebih murah karena pupuknya dibuat sendiri dari sampah organik. Eco enzyme juga bisa dimanfaatkan sebagai agen pembersih alami yang akan membersihkan air yang sudah tercemar seperti menjernihkan danau. Selain itu, eco enzyme juga bisa digunakan sebagai pembersih lantai, pengganti sabun cuci piring, bahkan menjadi shampoo. Hal ini lantas membuat eco enzyme dapat dijadikan sebagai salah satu potensi bisnis yang menjanjikan dengan siklus berkelanjutan dalam pengelolaan sampah organik yang menguntungkan baik bagi lingkungan maupun masyarakat.

Kemudahan pembuatan eco enzyme dengan sejuta manfaat menjadikannya sebagai salah satu kunci untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola sampah yang bertanggung jawab. Pemerintah harus aktif mengadakan kampanye penggunaan dan pengelolaan sampah yang bijak disertai edukasi pembuatan eco enzyme ke masyarakat untuk membantu mengurangi tumpukan sampah di TPA, terutama sampah organik. Sebab, jumlah masyarakat Indonesia akan terus bertambah dan konsumsi pangan juga akan meningkat sehingga ikut meningkatkan produksi sampah organik bila tidak segera disadarkan pentingnya pengelolaan sampah. Kolaborasi dengan sektor industri kreatif juga bisa menjadi langkah bagus untuk memberikan contoh kepada masyarakat agar mereka mau berpartisipasi juga dalam gerakan ini. Komunitas lingkungan juga perlu merangkul daerah-daerah dengan produksi sampah yang banyak untuk terlibat dalam pengelolaan sampah organik menjadi eco enzyme yang dapat dijadikan ladang bisnis. Dengan berkolaborasi dan bekerja sama, pemerintah dan masyarakat akan mampu mengatasi permasalahan sampah ini sekaligus mewujudkan pengelolaan sampah dan konsumsi yang bertanggung jawab sejalan dengan SDG ke-12 sehingga kelak bisa menciptakan lingkungan yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Referensi

Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup. (2024). Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah. https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/

Nunes, F. C., Alves, L. de J., & Carvalho, C. C. N. de. (2020). Soil as a complex ecological system for meeting food and nutritional security. Climate Change and Soil Interactions, 9, 229–269. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/B9780128180327000096

Pristiandaru, D. L. (2024). 11,3 Juta Ton Sampah Indonesia Tidak Terkelola dengan Baik. Kompas. https://lestari.kompas.com/read/2024/07/28/130000286/113-juta-ton-sampah-indonesia-tidak-terkelola-dengan-baik

Saidah, H., Yasa, I. W., Wiradharma, L. W., Suroso, A., & Supriyadi, A. (2024). Upaya Mendorong Pencapaian SDGs-12 melalui Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Organik menjadi Eco Enzyme pada Masyarakat Desa Jelantik.

Sakinah, R. A. (2024). Ancaman Lingkungan Indonesia: Jutaan Ton Sampah Tidak Terkelola di 2024. https://data.goodstats.id/statistic/ancaman-lingkungan-indonesia-jutaan-ton-sampah-tidak-terkelola-di-2024-YzBe5

Yulistiar, F. W., & Manggalou, S. (2023). Inovasi Eco-Enzyme dalam Mendukung Pemerintah Menuju Net Zero Emission di Indonesia. Public Inspiration: Jurnal Administrasi Publik, 8(1), 50–60. https://doi.org/10.22225/pi.8.1.2023.50-60

Yustinus Suhardi Ruman