Generasi Muda dan Rasa Kebangsaan: Apakah Nasionalisme Mulai Pudar?

Oleh: Naomi Indah Anatasya Simanjuntak | PPTI 19 | 2702363834
Di era global yang semakin berkembang pesat, muncul kekhawatiran jika rasa nasionalisme di kalangan generasi muda mulai memudar. Pengaruh budaya asing yang semakin kuat melalui media sosial, hiburan, dan teknologi dianggap sebagai faktor utama yang menyebabkan pergeseran nilai-nilai nasionalisme. Generasi muda yang hidup di era digital lebih mudah mengakses berbagai konten global, yang terkadang membuat mereka lebih akrab dengan budaya luar dibandingkan dengan budaya bangsa sendiri. Selain itu, pola pikir yang lebih terbuka terhadap trend internasional juga mempengaruhi cara mereka memandang identitas nasional dan kebangsaan. Namun, apakah benar nasionalisme generasi muda benar- benar menurun, atau mungkin hanya mengalami perubahan bentuk sesuai perkembangan zaman?
Nasionalisme merupakan sikap untuk mencintai tanah air dimana suatu bangsa memiliki rasa senasib sepenanggungan dan mempunyai tujuan yang sama. Nasionalisme tidak harus selalu ditunjukkan dengan cara seperti upacara bendera atau menghafalkan Pancasila, tetapi bisa diwujudkan melalui tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. Banyak anak muda saat ini yang menunjukkan nasionalisme dengan cara yang berbeda, contohnya seperti mendukung produk lokal, berpartisipasi dalam gerakan sosial, serta menggunakan media digital untuk menyuarakan isu-isu kebangsaan. Beberapa bahkan memanfaatkan teknologi untuk menciptakan inovasi di berbagai bidang, seperti menciptakan aplikasi berbasis kearifan lokal, mengadakan kampanye kesadaran lingkungan yang berorientasi pada nilai-nilai budaya bangsa, serta menciptakan proyek sosial berbasis komunitas yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Dengan kata lain, nasionalisme kini tidak hanya berbentuk simbolis, tetapi juga lebih fungsional dan berdampak langsung bagi masyarakat.
Meskipun demikian, ada tantangan besar dalam menjaga nasionalisme generasi muda. Rasa individualisme yang tinggi, penyebaran informasi yang tidak terverifikasi, serta minimnya pemahaman sejarah bangsa dapat menyebabkan berkurangnya kepedulian terhadap identitas nasional. Kurangnya pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai kebangsaan juga menjadi faktor yang mempengaruhi sikap apatis terhadap nasionalisme. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih kreatif dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan, seperti melalui pendidikan berbasis teknologi, mengadakan sosialiasi atau kampanye digital, serta peran aktif tokoh-tokoh inspiratif yang dapat menjadi panutan bagi generasi muda. Misalnya, pemerintah dan institusi pendidikan dapat memanfaatkan media sosial dan platform digital untuk mengedukasi generasi muda tentang sejarah, budaya, serta pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Selain itu, keterlibatan aktif dalam kegiatan-kegiatan yang memperkuat rasa kebangsaan, seperti mengikuti program pertukaran pelajar antar daerah atau mengikuti kegiatan gotong royong dapat menjadi solusi dalam menanamkan semangat nasionalisme. Di sisi lain, peran keluarga dan lingkungan sosial juga sangat berpengaruh dalam membentuk kesadaran kebangsaan anak muda. Jika sejak dini anak-anak dikenalkan dengan nilai-nilai budaya dan identitas bangsa, maka mereka akan tumbuh dengan rasa bangga terhadap negaranya. Penanaman nilai-nilai nasionalisme diharapkan menjadi bekal utama untuk tetap semangat dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsanya, sekaligus menjaga eksistensi dan konsistensi kedaulatan suatu negara (Lestari, Saraswati, Muntholib, 2018; Alfaqi, 2016).
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa nasionalisme generasi muda tidak benar-benar pudar, melainkan mengalami transformasi seiring perkembangan zaman. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana cara mengarahkan semangat kebangsaan ini agar tetap relevan dan kuat di tengah arus globalisasi. Dengan bimbingan yang tepat dan pendekatan yang inovatif, generasi muda dapat tetap mencintai dan membangun bangsa tanpa harus meninggalkan identitas nasional mereka. Sinergi antara pemerintah, institusi pendidikan, keluarga, dan masyarakat sangat diperlukan untuk memastikan bahwa nilai-nilai kebangsaan tetap tertanam dalam diri setiap generasi muda Indonesia.
Referensi:
- Rachmawati, D. P. (2022, Desember 30). MEMBANGKITKAN SEMANGAT NASIONALISME GENERASI MUDA BANGSA MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH KONGRES PEMUDA (1926 – 1928). Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP Universitas Jambi, Vol. 2 No. 2, 100-111. Diakses Februari 11, 2025. https://online-journal.unja.ac.id/jejak/article/download/24626/15528/71484
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. (2022, November 22). Pentingnya Pendidikan Nasionalisme sejak dini. https://itjen.kemdikbud.go.id/web/pentingnya-pendidikan-nasionalisme-sejak- dini/
- Lestari, S.U., Saraswati, U., Muntholib, A. 2018. Penanaman Nilai-Nilai Nasionalisme dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Perjuangan Rakyar Sukerejo. Indonesian Journal of History Education, 6 (2). Hal 205-215.
- CBDC. 2016. Character Building: Kewarganegaraan (CHAR6014). Jakarta: Universitas Bina Nusantara.