Prinsip Ajaran Buddha Untuk Perdamaian Dan Keberlanjutan

Ket.foto | Sulaiman, M.Pd., Ph.D (Ketua/Rektor Sekolah Tinggi Agama Buddha Raden Wijaya Wonogiri)

Jakarta, CBDC – Kunci perdamaian dalam ajaran Buddha adalah tidak menyakiti, harmoni sosial, serta cinta kasih dan kebajikan. Hal ini dikemukan oleh Dr. Sulaiman, Ph.D pada seminar “Membangun Kedamaian, Keadilan Sosial, dan Kerjasama Antar Umat Beragama dalam Konteks SDGs”. 

Seminar ini diselenggarakan oleh Unit Character Building Development Center, pada tanggal 7 Juni 2024 di Kampus Anggrek, Universitas Bina Nusantara dan diikuti oleh para Mahasiswa/i serta para dosen pengajar Character Building Pancasila, Kewarganegaraan dan Agama di seluruh area Kampus Binus yakni Binus Kemanggisan, Binus Bandung, Binus Malang dan Binus Semarang.

Seminar yang menghadirkan tokoh-tokoh dari berbagai agama dan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan YME itu bertujuan untuk membangun habitus dialog antar agama untuk membangun kedamaian, keadilan sosial dan kerja sama antar umat beragama.

Pada kesempatan itu, Dr. Sulaiman, Ph.D, tokoh dari agama Buddha memaparkan bahwa umat  Buddha sangat aktif membangun kemitraan untuk pembangunan keberlanjutan. Kemitraan ini dilakukan baik pada Tingkat nasional maupun internasional.

Ia memaparkan bahwa banyak organisasi Buddhis di Indonesia aktif dalam dialog antar agama untuk mempromosikan kerjasama dan pemahaman bersama. Misalnya, Majelis Buddhayana Indonesia (MBI) sering mengadakan pertemuan dengan tokoh-tokoh agama lain untuk membahas isu-isu sosial dan lingkungan.

Selain itu, pada Tingkat internasional, Dr. Sulaiman menunjukkan pulan bahwa Beberapa vihara dan organisasi Buddhis di Indonesia bekerja sama dengan lembaga internasional untuk melaksanakan program-program sosial, seperti bantuan bencana dan program kesehatan. Hal ini sejalan sejalan dengan prinsip samaggi atau kebersamaan dalam ajaran Buddha.

Singkatnya, ia menegaskan bahwa dengan menerapkan prinsip-prinsip Buddhis seperti ahimsa, sila, samaggi, dan mudita, umat Buddha di Buddha di Indonesia dapat memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan tujuan-tujuan SDG 16 dan 17, SDG 16 dan 17, yakni perdamaian, keadilan, dan kemitraan global yang kuat.

Yustinus Suhardi Ruman