Membangun Relasi Dengan Allah Swt Melalui Istighfar dan Doa

Oleh: Dr. Sukron Ma’mun, S.Ag., M.A

Istighfar adalah memohon  ampun dari  segala  perbuatan dosa    yang    pernah    dikerjakan atau memohon pertolongan  untuk  dijauhi  dari  perbuatan  jelek dimasa  yang  akan  datang. Oleh   karena   itu istighfar adalah   suatu perkara  yang  sangat  istimewa  yang  diberikan oleh   Allah swt kepada   hamba-hamba-Nya, supaya mereka termotivasi melakukan kebaikan dan kembali ke jalan yang benar. Istighfar juga dapat mendatangkan kebaikan dan mencegah kejahatan   di   dunia maupun   di   akhirat   bagi manusia.

Istighfar  adalah  salah  satu  sarana untuk memohon ampun kepada Allah Swt dari segala    dosa    dan    kesalahan    yang    pernah diperbuat sehingga taubat orang yang beristighfar  akan  diterima. Istighfar bukan hanya menjadikan seseorang  suci  dari  dosa,  akan  tetapi  seorang yang merutinkan zikir istighfar akan mendapatkan  hikmah  dan  manfaat  yang  sangat banyak, diantaranya:

  1. Jauh dari siksa dan murka Allah. (QS al-Anfal [8]: 33).
  2. Mendatangkan kekuatan dan    kelapangan rezeki.(Hud[11]: 52).
  3. Menjadi obat dari  kemandulan,  kekeringan dan kemiskinan. Nuh [71]: 10-12).

Adapun doa merupakan senjata orang yang beriman dan bukti keimanan seseorang kepada Allah swt. Orang yang yakin akan do’anya maka keyakinannya tersebut menjadi bukti keimanannya kepada Allah, meskipun barangkali Allah belum memenuhi hajat (kebutuhan) yang disampaikannya, namun ia tidak pernah putus asa. Hal itu dilakukan karena ia menyadari bahwa Allah melarang orang-orang yang berputus asa, dan ia menyadari bahwa setiap hamba Allah harus juga belajar dari pengalaman para Nabi ‘alaihimus salam dan orang-orang shaleh terdahulu yang tidak pernah putus harapan dalam berdo’a.  Teladan inilah yang telah diberikan oleh Nabi Ibrahim As. juga Nabi Yunus As. Meskipun telah berusia lanjut, namun Nabi Ibrahim As. tidak pernah berhenti berdo’a agar Allah memberikan seorang putra, hingga satu hari do’anya terkabul. Hal serupa juga dicontohkan oleh Nabi Yunus As. Ia selalu berdo’a saat berada di dalam perut ikan dan do’anya telah dilegitimasi dan dipraktekkan oleh Rasulullah saw untuk juga sering kita baca setiap saat, yaitu :  “Laa ilaaha illaa anta subhaanaka innii kuntu minazh-zhaalimiin

Dr. Sukron Ma'mun, S.Ag., M.A