Esensi Iman
Oleh: Dr. Sukron Ma’mun, S.Ag., M.A
Kata iman secara etimologi berarti membenarkan dan mempercayai. Adapun secara terminologi, kata iman mengandung pengertian konsep yang dituntut pertama-tama dan terdahulu dari sesuatu untuk dipercayai dengan suatu keyakinan dan tidak boleh dicampuri sedikitpun dengan keragu-raguan dan prasangka. Pengertian iman secara terminologi juga seperti dijelaskan oleh Rasulullah Saw yaitu keyakinan atau pembenaran di dalam hati dan diucapkan dengan lisan serta dipraktekkan dengan anggota badan.
Dari pengertian diatas dapat dikatakan bahwa iman itu bukan sebatas keyakinan di dalam hati atau keinginan dalam pikiran akan tetapi ia harus berupa pengakuan dan bermuara dalam tindakan yang nyata sebagai bukti keimanan seseorang.. Iman bukan hanya pengakuan dan juga bukan hanya tutur kata yang diucapkan dengan lisan bukan pula angan-angan yang hampa, tetapi iman merupakan pengakuan yang menuntut bukti secara nyata berupa amal sholeh. Orang yang memiliki kriteria seperti disebut mukmin.
Rasulullah Saw dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dari Abu Hurairah menyatakan bahwa iman itu memiliki 70 cabang lebih, yang utama adalah kalimat “la ilaha illallah” sedangkan yang paling ringan adalah menyingkirkan duri di jalan dan malu adalah termasuk bagian dari iman. Hal ini menunjukkan bahwa pembuktian iman itu sangat banyak dan luas. Diantara bermacam-macam pembuktian iman yang dengannya mampu untuk meningkatkan kualitas iman seseorang yaitu dengan aktivitas zikir, istigfar dan doa.