Pucuk Merah & Kesegaran Jiwa

Oleh: Oki Hermawati

Salah satu kegiatan pagi atau sore yang sangat saya sukai adalah menyiram tanaman. Di depan rumah ada 3 pohon pucuk merah yang merupakan jenis tanaman perdu. Tiga pohon pucuk merah itu berdiri dengan gagah dan menjulang tinggi dan pucuk-pucuk daun diatasnya merah menyala menjadi pemandangan yang menyegarkan bagi mata saya. Jenis tanaman ini bagi saya tanaman yang unik karena selain menarik sebagai tanaman hias tetapi juga karena bentuk daunnya seperti jarum dan ketika daun mulai tumbuh ia bewarna merah menyala dan berangsur-angsur berubah menjadi cokelat lalu menjadi hijau. Menyaksikan perubahan warna merah menyala di menjadi suatu pengalaman yang indah dan menenangkan dalam jiwa saya.

Saya mulai merasakan menikmati memandangi tanaman pucuk merah, pohon salam yang ada di dalam pekarangan rumah dan pohon bintaro yang ada di tanah kosong sebelah rumah menjadikan pengalaman menyiram tanaman di sore atau pagi hari merupakan kegiatan yang saya nikmati. Pernah suatu kali karena cukup lama bepergian dan musim kemarau panjang, saya sempat bersedih hati melihat daun pucuk merah, daun salam menjadi kusam, berdebu karena tidak ada yang menyiramnya dan hujan tidak kunjung tiba mengguyur mereka. Masa pandemi covid 19 dengan pembatasan sosial membuat saya juga bekerja dan belajar dari rumah sehingga salah satu kegiatan yang menyegarkan jiwa saya adalah menyiram pohon pucuk merah, pohon salam, pohon bintaro dan pekarangan rumah. Saya menghabiskan waktu berdiri beberapa menit untuk memandangi pucuk-pucuk daun pucuk merah yang berembun, pohon salam yang mulai tumbuh dan daunnya berisi titik-titik air embun, terpaan sinar matahari pagi disertai menggagumi keindahan ciptaan Tuhan melalui tanaman menjadi suatu kesegaran jiwa ditengah situasi mencekam karena pandemi yang mulai menggila dengan berita dukacita yang bertebaran di media sosial, di group WA dan kerabat dan sanak saudara.

Mendapatkan ketenangan batin dapat saja dihadirkan melalui karya ciptaan Tuhan di sekitar kita seperti kehadiran tanaman. Tanaman itu unik, beragam jenis dan manfaatnya, menimbulkan rasa kagum karena melihat pertumbuhannya yang ajaib tanpa kita sadari. Saya ingat begitu saya berjingkrak kesenangan karena ketika bangun pagi saya mendapati pohon salam yang sudah lama dipangkas dan musim kemarau sangat panjang dan ketika hujan semalaman, saya melihat keajaiban pohon salam itu mengeluarkan daun-daunnya yang hijau. Daun-daunnya yang hijau yang baru tumbuh seolah menyapa jiwa saya di pagi hari yang indah dan cerah itu. Jadi jangan cari ketenangan jiwa dengan cara yang macem-macem (mboten-mboten istilah orang Jawa) tetapi nikmatilah keindahan alam di sekitar kita yang sudah Tuhan sediakan. Mari segarkan lagi jiwa kita!

Oki Hermawati