Konsep Masyarakat Kebersamaan Agung (Da Tong) Menurut Konfusius

Oleh: Kristan

Konfusius mengenalkan konsep perlindungan terhadap rakyat yang cukup lengkap sesuai dengan prinsip perikemanusiaan. Konsep mengasih rakyat secara ekstensif di dalam kitab Lunyu [10]:17 tertulis: “Ketika kandang kuda milik Konfusius mengalami kebakaran. Konfusius bertanya kepada para pegawainya, apakah ada orang yang terluka? Beliau tidak lebih dahulu bertanya tentang kondisi kuda-kuda miliknya. Peristiwa di atas memperlihatkan betapa Konfusius menjunjung tinggi kemanusiaan, padahal sejarah mencatat bahwa Konfusius begitu menyukai kuda sebagai peliharaannya karena memiliki banyak kelebihan manfaat sebagai hewan. Pemikiran mendidik, mensejahterakan dan memberikan kebajikan pada rakyat seperti di dalam kitab Lunyu [13]:9 tertulis: “Ketika Konfusius berkunjung ke negera Wei, Ranyou yang memandu keretanya. Dalam perjalan itu Konfusius berkata kepada Ranyou, alangkah padat penduduk negara Wei, Ranyou lalu bertanya kepada Konfusius, setelah padat penduduknya lalu apa lagi yang harus dikembangkan? lalu Konfusius menjawab memakmurkan mereka. Tanya Ranyou lagi, setelah mereka makmur lalu apa yang harus dikembangkan lagi? Jawab Konfusius, Pendidikannya.”

Konfusius menegaskan konsep memakmurkan rakyat sebelum mendidik mereka karena beliau berpendapat bahwa ketika rakyat sudah cukup makanan dan kesejahteraan maka baru kita bisa melakukan pendidikan politik bagi rakyat. Setelah memberikan kebajikan pada rakyat, barulah kita bisa mengarahkan mereka. Di dalam kitab Lunyu [17]:6 tertulis: “Pemimpin yang bermurah hati kepada rakyat niscaya rakyat akan turut jika diperintah.” Berkaitan dengan cara pemberian kebajikan kepada rakyat, Konfusius berpendapat jangan terlalu boros dan harus menggunakan uang dengan hemat dan hati-hati.

Di dalam kitab Lunyu [20]:2 tertulis: “Zizhang bertanya kepada Konfusius, bagaimanakah cara memerintah dengan sebaikbaiknya? Konfusius menjawab, junjunglah Lima Yang Indah dan Empat Yang Buruk, dengan cara ini maka kita dapat memerintah dengan sebaik-baiknya.” Zizhang bertanya, apakah yang dimaksud dengan Lima Yang Indah itu? Konfusius menjawab, seorang berbudi luhur tetap bermurah hati namun tidak boros, menyuruh orang bersusah payah namun tidak menyebakan sesal, memiliki keinginan namun tidak tamak, berwibawa namun tidak sombong, keras kemauan namun tidak buas.

Zizhang bertanya lagi, apakah yang dimaksud dengan Empat Yang Buruk? Konfusius menjawab, dengan tanpa memberikan pendidikan terlebih dahulu lalu menjatuhkan hukuman berat, ini dinamakan kejam. Dengan tidak memberi kesempatan Bersiap lalu menghendaki pekerjaan sempurna ini dinamakan sewenang-wenang. Dengan tidak memberi perintah tegas, kemudian meminta pekerjaan segera selesai, ini dinamakan pencuri. Dengan memberi sesuatu namun ragu untuk menyerahkan ini dinamakan pelit.” Untuk mencapai pemerintahan ideal menurut Konfusius pemerintah harus mempraktekkan Lima Yang Indah dan Empat Yang Buruk. Masyarakat datong merupakan konsep masyarakat ideal kebersamaan agung yang ingin dicapai oleh ajaran Khonghucu. Datong merupakan idealisme untuk menciptakan surga di dunia. Masyarakat datong adalah sebuah konsep yang mengandung semangat saling mengasihi satu sama lain. Konfusius berpendapat bahwa rasa cinta kasih bermula dari yang terdekat lalu berlanjut tersebar kepada orang lain, di bawah masyarakat datong rakyat hidup aman dan tenteram serta adil makmur. Semua yang berada di dalam sebuah negara menganggap negara adalah milik semua orang dan bukanlah milik individu tertentu. Golongan miskin dan papa semua dipelihara oleh negara. Pintu rumah tidak perlu dikunci ketika malam tiba, orang tidak akan mengambil apapun yang bukan menjadi haknya.

Dalam kitab Liji [bab liyun datong] tertulis: “Apabila terwujud kerukunan yang sejati, maka alam akan menjadi rumah untuk semua orang yang berbudi dimana orang yang layak dan mampu akan terpilih untuk mengisi pemerintahan. Manusia hidup dalam menegakan keamanan dan kewajiban. Semua orang menyayangi orangtua dan anak-anak mereka, selain orangtua dan anak-anak orang lain juga. Yang tua dikasihi, yang dewasa mempunyai pekerjaan, anak-anak dilindungi dan dididik. Janda dan duda ada yang menjaga begitu juga anak yatim dan cacat tubuhnya terpelihara. Baik laki-laki maupun wanita, masing-masing mempunyai peranan yang tepat dalam keluarga dan masyarakat. Orang-orang akan kehilangan sifat yang mementingkan diri sendiri harta benda menjadi terpelihara, terjaga, dan sikap saling tolong menolong. Kewajiban masyarakat disusun dengan baik sehingga luput dari rasa bermalas-malasan. Penjahat dan pencuri menjadi malu. Pintu-pintu rumah tidak perlu dikunci ketika malam tiba. Inilah ciri-ciri dunia yang sempurna kebersamaan agung datong.”

Demikianlah konsep datong yang dicita-citakan oleh Konfusius dengan memulai dari penyempurnaan diri pribadi, lalu beranjak memberi manfaat bagi keluarga terdekat, masyarakat, negara dan alam semesta. Maka bermulai dari tempat yang rendah ini terus maju menuju tempat yang tinggi dan menempuh jalan kebenaran. Dalam konsep demokrasi yang ditawarkan oleh Konfusius tidak dalam bentuk pemerintahan yang dipilih oleh rakyat. Konfusius mengatakan bahwa pada awal terbentuknya pemerintahan, sebuah pemerintahan sudah memiliki bekal ren karena telah mendapatkan mandat dari Tuhan. Hal ini merujuk pada pemerintahan yang dibentuk oleh raja Wen saat mendirikan dinasti Zhou. sebuah pemerintahan akan merosot dan mengalami kemunduran apabila tidak mendasarkan kepada ren. Dalam perspektif ajaran Konfusius, sebuah pemberontakan dibenarkan apabila bertujuan untuk menjatuhkan pemerintahan yang zalim.

Dalam hal pendidikan Konfusius menyatakan bahwa pendidikan harus diberikan kepada semua orang tanpa perbedaan kelas. Hal ini merupakan kritik kepada sistem pendidikan Tiongkok pada masa Konfusius yang hanya mengizinkan kaum bangsawan saja yang dapat memperoleh pendidikan. Konfusius mengatakan bahwa seorang menteri harus setia pada rajanya, dan berani memberikan nasehat apabila raja melakukan kesalahan, namun tidak boleh melakukan penipuan terhadap raja. Dengan demikian menurut Konfusius, kepentingan rakyat harus berada diatas kepentingan raja.

Kristan