Saat Teduh, Yuuuuk!
Oleh: Linda Mutiara Lumban Tobing
Sejauh mana kita memiliki kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan? Sejauh mana kita juga memiliki kerinduan untuk berkomunikasi dengan Tuhan? Sebagai manusia yang berdosa adalah mustahil untuk kita dapat bersekutu atau berkomunikasi dengan Tuhan. Tetapi oleh karena karya Yesus Kristus di atas kayu salib, semua menjadi mungkin. Kita dapat kembali untuk bersekutu dan berkomunukasi dengan Tuhan melalui saat teduh.
Saat teduh adalah bagian yang paling penting dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen. Karena pada waktu itu orang Kristen dapat menyendiri ke tempat dimana ia dapat mendekat pada Tuhan tanpa gangguan apapun. Saat teduh merupakan saat dimana kita juga benar-benar menyediakan waktu secara khusus dan fokus untuk berkomunikasi dengan Tuhan. Dalam saat teduh itu kita “bertemu” dengan Tuhan, bernyanyi lagu pujian rohani, berbicara dengan-Nya dalam doa, membaca Firman Tuhan (Alkitab) serta merenungkannya. Saat teduh bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja yang bisa dijadikan sebuah rutinitas untuk menjadi sumber energi Rohani setiap hari. Tuhan Yesus secara rutin menyediakan waktu untuk bersaat teduh. Kita dapat belajar dan meneladani-Nya. Ia selalu menyediakan waktu untuk intim dengan Allah Bapa, seperti tertulis: “Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.” (Markus 1:35). Injil Lukas 5:16 juga menyatakan: “…Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.” Inilah merupakan kunci keberhasilan pelayanan Tuhan Yesus. Tidak hanya Tuhan Yesus, salah seorang tokoh hebat dalam Kitab Perjanjian Lama yang memiliki waktu untuk bersaat teduh, yaitu Daniel. Daniel melakukan saat teduh sebanyak tiga kali dalam sehari.
Saat teduh dilakukan setiap hari dan biasanya dilakukan di pagi hari atau di malam hari. Pagi hari bisa menjadi ibarat sebuah pondasi bangunan. Bila kita memulai pondasi itu dengan benar, maka bangunan tersebut akan bisa berdiri dengan tegak dan kokoh meski banyak badai menghadang. Demikian pula dengan hidup, bila kita mengawalinya dengan mencari Tuhan, mencari wajah-Nya, maka kita akan dapat menghadapi kesulitan dengan kemudahan, kita sanggup mengatasinya sebab Tuhan bersama kita. Dilakukan di malam hari, karena setelah melakukan banyak aktifitas seharian kita pelu untuk bersyukur atas berkat-berkat Tuhan dan berkomunikasi kepada Tuhan menceritakan hal-hal yang sudah kita lalui sehingga kualitas hubungan kita dengan Tuhan tetap terjaga dan terjalin dengan baik.
Setiap orang percaya membutuhkan waktu untuk berdiam dengan Tuhan. Jika Yesus sendiri saja membutuhkannya, betapa lebih banyak juga kita membutuhkannya. Jangan pernah menunda-nunda waktu untuk bersaat teduh. Dengan menunda-nunda waktu, akhirnya kita tidak akan pernah memulai. Segeralah mengambil keputusan sekarang juga untuk mulai bersaat teduh. Mari kita belajar untuk melakukan saat teduh dengan disiplin. Sebab saat teduh yang dilakukan dengan disiplin akan berdampak besar bagi kehidupan kita. Ketika kita secara rutin bersaat teduh, kita akan semakin berakar di dalam firman dan bertumbuh di dalam iman. Semakin kita disiplin dalam bersaat teduh, maka semakin kita intim dengan Tuhan. Ini adalah akar dari kehidupan yang berbuah.
Sahabat Binus yang baik, janganlah memandang saat teduh sebagai suatu kewajiban, melainkan suatu kebutuhan! Karena itu, saat teduh yuuuuuk!