Jangan Tahan Tangismu, Menangislah!

Oleh; Linda Mutiara Lumban Tobing

Salah satu bentuk ungkapan perasaan terdalam yang dilakukan seseorang adalah menangis. Menangis dianggap sebagai simbol kelemahan, ketidakberdayaan, bahkan ada yang dengan sinis menganggapnya sebagai salah satu cara untuk menarik perhatian. Bahkan kita pernah mendengar, menangis hanya dilakukan oleh anak perempuan, bukan anak laki-laki.  Nasehat orangtua yang pernah mengatakan, “Malu, ah, masak anak cowok menangis. Kamu ‘kan laki-laki!” Atau, mungkin Anda pernah berkata kepada anak perempuan Anda, “Orang yang menangis itu tandanya dia lemah. Kamu harus kayak cowok, harus kuat! Mama bangga kalau kamu enggak menangis!”

Sahabat Binus yang baik, saya tidak setuju dengan pandangan yang melarang seseorang untuk menangis atau mengganggap bahwa tangisan itu hanya milik perempuan. Saya juga tidak setuju dengan menganggap bahwa tangisan melambangkan suatu kelemahan atau ketidakberdayaan. Karena, ada saatnya kita perlu menangis. Entah itu karena duka, suka atau karena kesulitan hidup, atau karena alasan lain. Laki-laki pun tidak ada salahnya menangis, karena setegar-tegarnya seorang pria, ada kalanya rasa sakit itu begitu dalam sehingga perasaan tidak lagi mampu mengatasinya. Tentu tidak berarti bahwa setiap saat kita harus menangis, karena terlalu sering menangis pun, dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Menangis terus menerus akan semakin melemahkan kita, namun pada saat tertentu, menangis bisa efektif untuk mengurangi beban hati.

Sahabat Binus yang baik,  air mata adalah anugerah Tuhan yang sangat berharga. Tuhan menciptakan air mata agar kita bisa menyatakan rasa senang maupun mengungkap rasa sedih kita. Menangis dapat melegakan perasaan, melampiaskan dan menyalurkan beban yang sedang dirasakan dan mengungkapkan rasa bahagia yang disampaikan melalui air mata.

Menurut Stephen Sideroff, asisten profesor di Departemen Ilmu Psikiatri and Biobehavioral UCLA, Amerika Serikat, menangis memiliki sejumlah manfaat bagi kesehatan jiwa, raga, dan mental. Menangis juga dapat memperbaiki kondisi fisik dan mental kita secara klinis.

Pakar ilmu saraf, Dr. William H. Frey II, berpendapat bahwa secara medis menangis itu menyehatkan, karena dapat meredakan stres, menurunkan tekanan darah, menghilangkan racun dari dalam tubuh, mengurangi kadar mangan di dalam tubuh. Peningkatan kadar mangan tubuh biasanya dibarengi dengan bertambahnya rasa gelisah, mudah marah, serta respon yang agresif.  Menangis juga merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk menenangkan diri dari stres. Ini adalah bentuk pelepasan yang esensial dan penting untuk memproses kehilangan, ketidakpastian, serta tekanan.

Tuhan adalah tempat pelarian dan perlindungan yang pasti di mana kita dapat menangis di hadapan-Nya dan menyampaikan segala masalah dan persoalan membebani hidup kita melalui doa. Dia adalah Tuhan yang peduli dengan keadaan kita. Setiap tetes air mata yang keluar, itu diperhitungkan dan diperhatikan-Nya. Karena itu, jangan tahan tangismu, menangislah!. Bila kita menangis, menangislah di hadapan Tuhan. Tuhan peduli dan memberikan kelegaan kepada kita. Tuhan mau kita kuat dan tetap sabar dalam menantikan pertolongan-Nya.

Referensi:
Gereja Kristud Di Indonesia, Tak Tahan Ingin Menangis? It’s Okay to Cry!, https://gkdi.org/blog/menangis/

Linda Mutiara Lumban Tobing