AL-Rihla Sebuah AL-Hilm

Oleh: Simon Mangatur

Sebagaimana biasanya setiap momen piala dunia sepakbola, bola yang digunakan diberikan nama yang menggambarkan karakter tertentu yang biasanya dikaitkan dengan budaya dari negara yang menjadi tuan rumah dan pada gelaran piala dunia di Qatar tahun 2022 ini “Al Rihla” menjadi nama bola untuk babak penyisihan, sedangkan untuk babak semifinal dan final bola diberi nama Al-Hilm. Al-Rihla berasal dari bahasa Arab yang artinya “Perjalanan” sedangkan AL-hilm artinya “Mimpi Besar” Jadi, boleh dikatakan nama bola-bola piala dunia 2022 ini hendak menggambarkan sebuah perjalan untuk meraih mimpi besar.

Perjalanan adalah kehidupan setiap insan manusia. Kehidupan manusia adalah perjalanan hidup itu sendiri, tanpa perjalan kehidupan bukanlah sebuah kehidupan. Perjalan kehidupan yang sejati seharusnya adalah sebuah perjalanan untuk kembali, kembali kepada Sang Pemberi kehidupan dengan terlebih dahulu mengisi kehidupan itu dengan mewujudkan mimpi-mimpi ilahi.

Mimpi besar-mimpi besar bukanlah mimpi yang menggambarkan pencapain, peraihan dan pemenuhan yang besar atas kebutuhan manusia. Mimpi-mimpi besar seharusnya adalah mimpi ilahi, yang artinya rencana ilahi yang unik atas kitalah yang harus terwujud dalam kehidupan kita.

Pencipta kehidupan dan Pencipta insan manusia, pastinya sudah merancang karya yang indah dan tujuan yang indah bagi setiap manusia yang diciptakanNya. Tugas setiap insan manusia adalah menemukan rancangan itu dan menghidupinya.

Menghidupi rancangan ilahi bagi setiap insan manusia itulah perjalan kehidupan. Perjalanan yang meliputi semua aspek dalam diri manusia, yaitu spiritual, sosial, fisik, emosional dan juga intelektual, yang kesemuanya harus berjalan harmonis untuk mewujudkan rancangan ilahi atas kehidupan.

Tentu dalam perjalanan itu ada masa-masa sulit, penuh tetesan air mata, kejatuhan dan kegagalan, namun ada juga masa-masa tenang, penuh sorak sorai, kebangkitan dan kemenangan. Kesemua itu membentuk insan manusia semakin bisa menangkap mimpi-mimpi ilahi atas kehidupan pribadinya. Seberat apapun sebuah perjalan tidak akan terasa berat ketika itu adalah sebuah perjalanan pulang, perjalanan pulang setelah menggenapi semua rancangan ilahi atas kehidupan insani.

Sebagai sebuah contoh dari piala dunia 2022 ini tentang perjalan meraih mimpi besar adalah tim Argentina yang dipunggawai oleh Leonel Messi. Argentina lolos ke Piala Dunia 2022 lewat kualifikasi zona CONMEBOL. Argentina berada di peringkat dua klasemen akhir, di bawah Brasil. Skuad Scaloni melewati 17 pertandingan tanpa kekalahan, dengan torehan total 39 poin. Di Qatar, Argentina tergabung di Grup C bersama Arab Saudi, Meksiko, dan Polandia.

Debut pertama di piala dunia Qatar justru kekalahan yang dialami tim yang dijuluki tango ini, karena kekalahan 2-1 dari tim yang tidak diunggulkan, Arab Saudi. Selanjutnya pada fase group mereka mengalahkan Meksiko 2-1, Polandia 2-0 dan pada babak 16 besar mengalahkan Australia 2-1. Pada perempat final lewat pertandingan yang menegangkan yang berakhir dengan adu pinalti tim tango berhasil mengalahkan tim belanda 3-4. Dan akhirnya dipartai final, yang sangat menegangkan dan harus diselesaikan juga dengan drama adu pinalti mereka akhirnya menjuarai piala dunia untuk ketiga kalinya. Mimpi besar tim ini akhirnya terwujud menjadi jaura dunia untuk ketiga kalinya.

Di dalam mimpi besar tim tango itu ada terselip mimpi besar dari seorang maestro sepak bola Lionel Messi. Messi setelah kemenangan itu, kemudian bercerita di akun Instagram pribadinya soal waktu yang ia tempuh untuk mewujudkan mimpinya. Di penghujung karier profesionalnya, mimpi tersebut akhirnya terwujud. “Dari Grandaoli ke Piala Dunia Qatar memerlukan hampir 30 tahun. Sedikit lagi tiga dekade semenjak bermain bola memberikan saya banyak kesenangan dan juga rasa sedih,” tulisnya.1 Dipenghujung karir professionalnya ia memperoleh julukan GOAT (Greatest of All Time), sebuah julukan yang menggambarkan perjalanan dari perjalan sebuah mimpi besar, Al-Rihla sebuah A-Hilm.

Messi pada dirinya ada rancangan ilahi yang nyata terlihat dari bakat alaminya untuk menjadi maestro pemain sepak bola. Julukan “La Pulga” yang berarti “Si Kutu”dikarenakan masa kecilnya yang mengalami masalah dengan pertumbuhan tubuhnya, menggambarkan keterbatasan fisik dan keterbatasan apapun bukan menjadi penghalang untuk mewujudkan mimpi ilahi dalam hidup ini. Asal kita mendidikasikan hidup bagi sang pemberi kehidupan dan perancang mimpi kita, maka pasti ada jalan untuk mewujudkan mimpi itu.

Sebelum memasuki lapangan untuk sebuah pertandingan, maka Messi akan membuat tanda salib selayaknya orang beragama Katolik melakukannya, dan dalam selebrasi golnya acapkali juga dia membuat tanda salib, ini menggambarkan bahwa ia mendidikasikan pertandingan ini bagi Tuhan, karena semuanya berasal dari Tuhan dan harus kembali kepadaNya. Perjalanan hidup adalah perjalan bagi terwujudnya mimpi besar ilahi atas hidup kita pribadi lepas pribadi. Mari nikmati “Al-Rihla” dari “Al-Hilm” kita.

Simon Mangatur