Jagalah Hati
Oleh: Dr. Ramot Peter, S.Pd., M.Th
Perlu kita sadari bahwa sesuatu yang terjadi dan kita alami dalam hidup ini memliki keterkaitan dengan apa yang ada dalam hati atau cerminan dalam dalam hati. Jika hati dipenuhi rasa sukacita dan ucapan syukur maka hari-hari yang dijalani akan penuh semangat dan opitimisme. Namun jika hati sudah terganggu oleh keadaan buruk, sangat suit untuk membangkitkan semangat maupun sukacita. Yang akan keluar dari ungkapan hati bisa berupa emosi yang berlebihan dengan marah-marah, bisa juga bermalas-malasan, tidak bergairah menjalani kehidupan.
Alkitab menggambarkan hati manusia seperti tanah (Matius 13: 1-23) dalam perumpamaan tentang penabur. Dalam firman Tuhan tersebut digambarkan hati manusia itu seperti tanah yang dipenuhi kerikil, ada tanah yang keras, ada tanah yang ditumbuhi semak duri, ada pula tanah yang baik atau subur. Artinya, meskipun sama-sama mendengarkan firman Tuhan namun petumbuhan rohani ditentukan oleh respons hati masing-masing. Jika tanah hati keras berbatu-batu maka benih firman Tuhan tidak bisa tumbuh, apalagi berbuah. Buah itu bicara tentang perilaku atau perbuatan yang nampak dalam hidup seseorang sebagai ungkapan hati yang tidak bisa dibentuk oleh frman Tuhan. Sedangkan benih firman Tuhan dapat bertumbuh dengan baik dan menghasilkan buah yang baik bilai firman Tuhan ditabur di atas tanah yang baik. Hati yang digambarkan dengan tanah yang baik itu apabila hati sudah bersih dari segala keburukan hati, misalnya: kepahitan, dendam, amarah, sakit hati, dan sebagainya. Jika kotoran-kotoran tersbut masih menempel dan tidak segera dibersihkan maka pertumbuhan benih firman pasti terhambat meskipun aktif beribadah, rajin persekutuan doa, bahkan aktif pelayanan di gereja.
Oleh karena itu kita harus menjaga hati dengan penuh kewaspadaan sebab dari hati timbul segala pikiran jahat (Matius 15 ayat 19). Raja Daud berkata dalam Mazmur 66 ayat 18, “ Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah TUhan tidak mau mendengar” . Jagalah hati, jangan penuhi dengan keinginan duniawi yang hanya untuk ambisi, kesombongan, keserakahan, dan ketamakan. Mintalah Roh Kudus untuk selalu menguji hati dan menyelidiki hati kita agar tetap berkenan kepada Tuhan sehingga dapat berbuah lebat.