Iman Bukan Pasif
Oleh: Linda Mutiara Lumban Tobing
Sebagian orang berpikir bahwa ketika ia sudah berdoa maka segalanya akan beres. Kita telah berdoa selama dua minggu, satu bulan, bahkan lebih, kita tidak mendapatkan sesuatu dari doa kita. Pada akhirnya iman kita mulai tawar, kita mulai kecewa, bahkan complain kepada Tuhan: “Tuhan saya sudah beriman, kenapa sampai sekarang tidak terjadi mujizat?”
Iman perlu bergerak. Iman bukanlah kata benda (pasif) tetapi kata kerja (aktif). Beriman kepada Tuhan bukan sekadar perkataan atau perasaan, tetapi mencakup tindakan nyata sebagai bukti dari iman.
Iman adalah sesuatu yang kamu lakukan. Aktivitas aktif, bukan pasif, “Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” (Yakobus 2:17).
Dalam Markus 1:29-39, diceritakan bahwa ibu mertua Petrus sedang sakit demam. Murid-murid segera memberitahukan kepada Yesus tentang keadaannya. Kemudian Tuhan Yesus pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan perempuan itu, lalu sembuhlah ia dari sakit demamnya (Markus 1:31)
Para murid segera memberitahukan kepada Tuhan Yesus bahwa ibu mertua Petrus sakit demam. Ini merupakan suatu sikap aktif dari iman. Mereka bertindak. “Pemberitahuan” kepada Yesus merupakan sikap doa. Tetapi kita tidak hanya berdoa saja tetapi perlu melakukan pertolongan medis bagi saudara atau saudari kita yang sakit.
Iman yang aktif juga kita temukan dalam cerita 1 Samuel 14:1-23. Diceritakan, adanya perbedaan antara iman Yonatan dan iman Saul. Yonatan yang beriman kepada Allah lalu pergi ke tempat orang Filistin (1 Sam. 14:1). Hal ini berbeda sekali dengan Saul ayahnya yang justru malah hanya duduk tidak berbuat apa-apa saat menghadapi tekanan dari orang Filistin (1 Sam 14:2). Yonatan yang percaya kepada Allah kemudian mencoba untuk melakukan sesuatu sambil beriman bahwa Allah akan menolong mereka (1 Sam. 14:6).
Iman Yonatan terwujud dalam perbuatannya telah menjadi pemicu kemenangan orang Israel pada waktu itu. Allah bekerja dan memakai Yonatan untuk menyelamatkan orang Israel (1 Sam. 14:23).
Allah sanggup menolong kita dalam menghadapi situasi yang mustahil terjadi. Kita harus memiliki iman dan harus bertindak berdasarkan iman. Saat kita menghadapi situasi yang sangat sulit, kita tidak boleh hanya berpangku tangan, diam dan meratapi keadaan dan masalah kita. Melainkan kita harus secara aktif berupaya dan bertindak. Percayalah, Tuhan pasti tolong.