Melakukan 3R
Oleh: Hari Sriyanto
Plastik yang mulai digunakan sekitar setengah abad lalu kini menjadi barang yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Diperkirakan terdapat 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan manusia di bumi ini dalam setiap tahunnya. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Plastik yang bukan berasal dari senyawa biologis, memiliki sifat sulit terdegradasi (non-biodegradable). Plastik diperkirakan membutuhkan waktu 100 hingga 500 tahun, untuk dapat terdekomposisi (terurai) dengan sempurna. Dampak negatif plastik itu sangat beragam, seperti berbahaya bagi keberlangsungan rantai makanan, mencemari tanah dan air, polusi udara dan pemanasan global.
Di Indonesia, produk sampah plastiknya cukup tinggi dan sangat memprihatinkan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,2 juta ton di antaranya merupakan sampah plastik yang dibuang ke laut. Sementara kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun, atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.
Sampah kantong plastik dapat mencemari tanah, air, dan laut. Tercemarnya tanah dan air akibat limbah plastik juga membahayakan makluk hidup bila masuk ke dalam tubuh. Racun-racun dari partikel plastik yang masuk ke dalam tanah akan membunuh hewan-hewan pengurai di dalam tanah. Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba, penyu laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik sebagai makanan, dan akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Saat hewan laut itu mati, kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak akan hancur menjadi bangkai dan dapat meracuni hewan lainnya.
Bahayanya penggunakan plastik terhadap alam, mulai menyadarkan berbagai pihak untuk mengurangi penggunaan plastik. Berbagai kampanye dilakukan untuk menekan penggunaan barang yang sulit terurai di tanah tersebut. Ada berbagai cara untuk mengurangi pencemaran sampah plastik, baik dengan pengurangan jumlah plastik sekali pakai hingga metode 3R yaitu Reduce, Reuse, dan Recycle.
Seperti dilansir dari laman Waste4Change, Reduce, Reuse, dan Recycle merupakan konsep dan urutan langkah untuk mengelola sampah dengan baik. Metode 3R atau Reduse, Reuce, dan Recycle merupakan salah satu cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah plastik dengan berbagai jenisnya. Penerapan sistem ini juga sangat baik untuk mengelola sampah dari berbagai jenis plastik dari yang aman hingga beracun. Pengelolaan sampah dengan sistem 3R bisa dilakukan oleh hampir semua orang, dan tidak jarang hal-hal yang diproduksi mampu menghasilkan nilai ekonomis.
Reduce sendiri memiliki arti mengurangi sampah. Maksud dari langkah ini adalah mengurangi penggunaan produk yang nantinya berpotensi menjadi sampah. Salah satu bentuk dari reduse ini adalah langkah yang diambil oleh supermarket atau minimarket yang tidak lagi memberi kantong plastik kepada konsumennya, sebagai pembungkus barang yang dibeli. Tahap reduce ini menjadi yang pertama sekaligus prioritas, karena bila pengurangan produk sampah sekali pakai dapat ditekan, maka tidak perlu ke tahap berikutnya yaitu reuse dan recycle.
Sementara Reuse adalah langkah yang dilakukan dengan memakai kembali plastik yang sebelumnya sudah dipakai. Tahap ini mengajak untuk menggunakan kembali produk yang sudah terpakai. Contoh dari reuse adalah menggunakan botol sabun mandi atau shampoo dan mengisinya dengan membeli produk isi ulang.
Sedangkan Recycle berarti mendaur ulang plastik yang sudah dipakai. Langkah ini paling banyak dilakukan mengingat sudah banyak sampah yang tersebar di berbagai tempat seperti laut, tanah, dan udara. Produk bekas atau daur ulang sendiri sebenarnya lebih fleksibel, bahkan sering memiliki nilai ekonomis. Pemanfaatan sampah yang tidak terpakai hingga memiliki nilai tanpa mencemari lingkungan. mampu mengurangi penyebaran sampah plastik secara drastis.
Langkah 3R sampai saat ini masih dianggap sebagai solusi paling efektif untuk mengurangi penggunaan plastik, dan sudah dilakukan di banyak negara, termasuk Indonesia. Sebagai warga negara yang juga bagian dari warga global, menurut saya, kita harus mendukung langkah 3R ini, Awalnya mungkin masih agak susah untuk memulainya. Namun seiring berjalannya waktu, akhirnya kita menjadi biasa. Kini kita sudah mulai terbiasa membawa kantong belanjaan dari rumah, saat akan berbelanja. Kitapun juga sudah menjadi biasa menyimpan plastik yang sudah dipakai, karena plastik tersebut nantinya bisa dipakai lagi. Di lain pihak, produsen yang memproduksi plastikpun mulai sering mendaur ulang plastik buatan mereka.
Sebagai bagian dari warga global kita wajib menjaga bumi ini dari berbagai polusi yang diakibatkan oleh berbagai aktivitas yang dialkukan manusia, termasuk diantaranya polusi yang diakibatkan limbah plastik. Kira harus sadar bahwa limbah plastik tidak mudah terurai dengan tanah, dan akan merusak lingkungan dalam kurun waktu yang lama. Sebisa mungkin kita harus mulai mengurangi penggunaan plastik. Kemanapun kita pergi, perlu membawa wadah untuk mengantisipasi bila kita akan membawa sesuatu yang membutuhkan tempat.
Selain itu kita juga harus mulai membiasakan untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, agar memudahkan pengelolaan sampah untuk didaur ulang. Akan lebih baik lagi, jika kita membuang sampah sesuai jenisnya. Di berbagai tempat, bisa dijumpai ada beberapa bak sampah yang berjejer dengan tulisan yang berbeda ; sampah organik, sampah non organik, sampah basah sampah kering dan sebagainya. Membuang sampah sesuai dengan jenisnya akan lebih memudahkan tahap pengeloaan sampah, termasuk sampah plastik.
Bila semua pihak melakukan langkah 3R, saya yakin polusi lingkungan akibat limbah plastik bisa ditekan, atau bahkan berkurang secara drastis. Sebagai bagian warga dunia, kita wajib menjaga lingkungan, mengurangi polusi akibat plastik dengan langkah 3R, hingga kelestarian bumi tetap terjaga. Bumi ini harus tetap kita jaga, karena bumi ini merupakan titipan dari anak cucu kita. (Hari Sriyanto / d2715)