Merawat Bumi dan Kehidupan

Oleh: Abby Gina

Bumi adalah tempat kita tinggal. Bumi adalah rumah bagi manusia, bagi hewan, tumbuhan dan makhluk hidup lainnya. Sebenarnya,  setiap manusia berhutang kehidupan pada bumi. Sebab tanpa kita meminta, dia terlebih dahulu menyediakan air, tanah, udara yang menjadi penopang kehidupan setiap makhluk.  Namun hari-hari ini rasanya rasa keterikatan dan keintiman antara bumi dan manusia kian memudar. Dalam perkembangan sejarah manusia, bumi yang sebelumnya dipandang sakral saat ini kerap dipandang sebagai objek pemenuhan kebutuhan manusia belaka. Manusia terasing dari lingkungannya—dari buminya.  Seakan-akan setiap kita hidup terpisah dari bumi, padahal manusia adalah kesatuan organis dari ekosistem yang ada. 

Campur tangan manusia sangat menentukan bagaimana situasi lingkungan kita.  Sejumlah penelitian telah menunjukkan kerja dan konsumsi manusia telah menghasilkan sejumlah kerusakan berat pada ekosistem. Hal ini berdampak pada bagaimana saat ini kita dihadapkan pada isu kerusakan lingkungan secara global.  Bencana longsor, banjir, perubahan iklim secara ekstrem dan berbagai gejala lainnya adalah dampak perusakan lingkungan secara besar-besaran. Menariknya, bencana kerap tak dipandang sebagai pertanda bahaya, pertanda bahwa kita perlu mengubah perilaku kita.  Malahan tak sedikit dari kita yang percaya bahwa   peristiwa ini terlepas dari kita sebagai individu, apalagi jika kita tidak merasakan langsung dampak dari bencana atau kerusakan lingkungan tersebut. 

Isu kerusakan lingkungan terkadang tampak jauh dan begitu besar, sehingga manusia sering berpikir bahwa dia terpisah dari isu tersebut, padahal tentunya setiap kita punya andil dan tanggung jawab atas situasi bumi kita.  Setiap orang tanpa disadari mungkin telah berkontribusi dalam perusakan lingkungan. Hal-hal sederhana yang bersifat keseharian seperti konsumsi berlebihan, produksi sampah yang tidak terurai, pencemaran udara, air, tanah dan lainnya, sering kita lakukan tanpa memikirkan dampaknya.  Karena asumsinya perbuatan sederhana tidak ada dampaknya. 

Oleh sebab itu, untuk terlibat dalam merawat bumi, cara pandang kita perlu diubah.  Kita perlu percaya dan mengamini bahwa setiap kita punya tanggung jawab untuk melestarikan dan merawat bumi—lingkungan.  Secara sederhana kita dapat berkontribusi merawat bumi dengan melakukan konsumsi secara bertanggung jawab, mengurangi konsumsi dan pemakaian bahan bakar minyak, mengurangi penggunaan plastik dan benda-benda yang tidak dapat didaur ulang. Kita juga dapat berkontribusi lewat menanam dan merawat tumbuhan, bertanggung jawab dalam menggunakan air—tidak mencemarinya dengan sampah kimiawi, mengedukasi diri dan orang lain tentang cara-cara sederhana merawat lingkungan dan terlibat dalam kerja-kerja sukarela untuk lingkungan dan berbagai insiatif lainnya. 

Merawat bumi sama dengan merawat kehidupan.  Ini adalah tugas kita bersama, tugas saya, anda—kita semua.  (Abby Gina)

Abby Gina