Baiklah-Baiklah
Oleh: Kristan, SE, M.Ag
Saya sangat suka cerita ini, ini kisah soal Guru Zen yang juga pernah diceritakan kembali oleh Anthony de Mello dalam bukunya yang berjudul ‘The Song of Birds’. Jangan-jangan pendiri twitter juga terinspirasi oleh buku ini. Judulnya Baiklah-Baiklah.
Begini ceritanya:
“Seorang gadis di kampung nelayan hamil di luar nikah, Setelah berkali-kali dipukuli, akhirnya ia mengaku bahwa bapak dari anak yang dikandungnya adalah Guru Zen yang merenung sepanjang hari di dalam kuil di luar desa.
Orangtua si gadis bersama banyak penduduk desa beramai-ramai menuju kuil. Dengan kasar mereka menyerbu Guru yang sedang berdoa. Mereka menghajarnya karena kemunafikannya dan menuntut bahwa ia sebagai bapak anak itu wajib menanggung biaya untuk membesarkannya. Jawaban Guru itu hanyalah, ‘Baiklah, baiklah.’
Setelah orang banyak pergi meninggalkannya, ia memungut bayi itu dari lantai. Ia minta supaya seorang ibu dari desa memberi anak itu makan dan pakaian serta merawatnya atas tanggungannya.
Guru itu jatuh namanya. Tidak ada lagi orang yang datang untuk meminta wejangannya.
Ketika peristiwa itu sudah berlalu satu tahun lamanya, gadis yang melahirkan anak itu tidak kuat menyimpan rahasianya lebih lama lagi. Akhirnya ia mengaku, bahwa ia telah berdusta.
Ayah anak itu sebetulnya adalah pemuda di sebelah rumahnya. Orangtua si gadis dan para penduduk kampung amat menyesal. Mereka bersembah sujud di kaki Guru untuk mohon maaf dan meminta kembali anak tadi. Guru mengembalikannya dan yang dikatakannya hanyalah: ‘Baiklah. Baiklah!’
Orang yang sungguh-sungguh sadar!
Seperti kata Confucius, “Yang disukai oleh banyak orang haruslah diperiksa, yang dibenci oleh banyak orangpun wajib diperiksa”. Maka seorang berbudi ia selalu menuntut dan membina dirinya sendiri untuk dapat berguna bagi orang lain dan kemanusiaan.
Dalam tradisi Khonghucu proyek menjadi manusia berbudi luhur ialah dengan senantiasa membina diri, berbakti kepada orang tua, rukun antara saudara dan tetangga, dapat dipercaya diantara kawan, bersikap susila melaksanakan tugas, mencintai dan setia kepada negara, memuliakan para suci dan bijaksana, menghormati Langit dan Bumi.