Mulan dan Patriotisme Indonesia

Oleh: Kristan, SE, M.Ag

Hua Mulan adalah seorang prajurit wanita pada jaman dinasti Utara-Selatan di Tiongkok (386-536). Kisahnya merupakan legenda yang diambil dari ‘Ballad of Mulan atau Mulan Ci (木蘭辭)’ Ditulis oleh Guo Maoqian.

Mulan
Hua Mulan Painting by Singapore Taoism

Pada jaman Mulan ajaran Khonghucu menjadi pegangan bagi seluruh orang Tionghoa. Prinsip-prinsip memanusiakan manusia, berbakti kepada orang tua, negara dan masyarakat umum menjadi ajaran moral utama.

Kisah Mulan buat saya adalah kisah emansipasi perempuan dan kesetaraan gender. Sebuah kisah yang menginspirasi gerakan feminis.

Mulan adalah kisah seorang anak berbakti yang kebetulan perempuan yang mencoba menjaga nama baik keluarganya dengan menggantikan posisi ayahnya untuk maju bertempur ke medan perang. Dimana karena ayah yang tidak memiliki seorang putra untuk wajib militer. Maka demi menggantikan ayahnya yang sudah tua.

Mulan dengan memikul tanggung jawab berpura-pura menjadi seorang anak laki-laki, sehingga ia dapat maju ke medan perang mewakili keluarga besarnya untuk membela negara.

Mulan juga menjawab bahwa dalam tradisi Khonghucu tidak ada perbedaan tinggi rendah antara perempuan dan laki-laki sesuai prinsip Yin Yang. Mulan juga menjawab tuduhan keliru bahwa ajaran Khonghucu justru merendahkan perempuan.

Fenomena ‘foot binding’ atau mengecilkan kaki bagi kaum perempuan pada jaman dinasti Qing dituduhkan pada ajaran Khonghucu adalah tuduhan yang fitnah dan kejam.

Dalam tradisi Khonghucu bahwa seluruh tubuh dari ujung rambut sampai ujung kaki adalah warisan yang paling berharga dari kedua orang tua kita. Maka kita wajib menjaga dengan baik tanpa terluka. Inilah yang disebut sebagai awal laku bakti.

Doktrin utama ajaran Khonghucu adalah berbakti, bagaimana mengecilkan kaki dengan dipaksa dan dirusak bisa disebutkan sebagai tradisi Khonghucu? Sungguh tuduhan yang keji dan ‘hoaks’ yang tidak berdasar.

Pada jaman Revolusi Kebudayaan di Tiongkok. Ajaran Khonghucu dianggap musuh bersama oleh kaum Komunis. Namun di era Deng Xiaoping hal ini mulai dicoba diluruskan kembali.
Pada jaman Revolusi Kebudayaan 1966 kaum Komunis seenaknya menghancurkan seluruh situs-situs Khonghucu di Tiongkok. Bahkan mereka sempat hampir mau menghancurkan makam keluarga Confucius dan semua yang berbau Khonghucu. Penghancuran Patung Confucius dan Kelenteng Confucius 28 November 1966 http://www.chinaheritagequarterly.org/it

Jadi kalo ada orang di Indonesia menuduh Khonghucu adalah bagian Komunis, ini lebih parah lagi. Ini tuduhan fitnah terburuk yang pernah ada. Justru ajaran Khonghucu-lah yang paling dirugikan ketika awal-awal Komunisme berkuasa di Tiongkok. Khonghucu dianggap musuh utama oleh kaum Komunis Tiongkok.

Beruntung sekarang di era lebih terbuka Tiongkok sudah lebih adil membuka kebangkitan ajaran Khonghucu. Tiongkok sudah mulai merasakan betapa baiknya ajaran Khonghucu bagi kemanusiaan. Tiongkok sekarang sudah mulai melirik kembali ajaran Khonghucu.

Semoga dengan kembalinya Tiongkok kepada ajaran Khonghucu akan membuat Tiongkok lebih maju dalam menghargai lagi persaudaraan antar sesama manusia dengan mendahulukan prinsip ‘ren’, mencintai sesama manusia diempat penjuru lautan.

Di Indonesia semangat Hua Mulan harus diteladani oleh para keturunan Indonesia Tionghoa. Dimana seperti Mulan bahwa mencintai negara Indonesia adalah sebuah kewajiban yang harus dijunjung untuk bersyukur atas nikmat dan berkah yang diberikan oleh Indonesia tercinta. Dimana bumi dipijak maka disitu langit harus dijunjung.

Disney katanya akan merilis sekuel film Mulan pada 27 Maret 2020. Disana kita akan lihat aksi Liu Anfeng, Dony Yen si Ip Man yang ahli Wingchun dan Jet Li si aktor yang juara Wushu itu.

Tulisan ini didedikasikan untuk semua para Perempuan di kolong langit ini.

Kristan, SE.M.Ag (Dosen Character Building, Universitas Bina Nusantara, Jakarta)