Mempersiapkan Generasi Tangguh

Oleh: Sukron Ma’mun, S.Ag.M.A

Salah satu kewajiban orang tua terhadap keluarga adalah melindungi, menjaga, dan memelihara anggota keluarganya dari segala macam perbuatan buruk. Untuk mencegah anak-anak kita dari melakukan perbuatan-perbuatan buruk maka cara yang harus ditempuh adalah melalui pendidikan. Pendidikan juga merupakan cara yang ditempuh dalam rangka mempersiapkan generasi yang tangguh, yakni generasi yang kuat dan tidak mudah mengeluh. Kokoh bagaikan batu karang yang tidak mudah goyah menghadapi berbagai macam rintangan. Mandiri diatas kaki sendiri tidak bergantung kepada yang lain.  

Ada lima  tahapan dalam mempersiapkan generasi yang tangguh antara lain:

  1. Mencari pasangan hidup yang memiliki kualitas agama 

Tahapan membentuk generasi tangguh diawali dari pencarian pasangan hidup. Dalam psikologi disebutkan bahwa salah satu yang mempengaruhi kepribadian seorang anak adalah faktor gen. Itulah makanya dalam memilih pasangan hidup maka Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita untuk mendahulukan agama calon pasangan hidup kita dibandingkan dengan kriteria lainnya. Nabi Muhammad SAW bersabda yang artinya:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi ﷺ, beliau bersabda: Wanita itu dinikahi karena empat hal, karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung. (HR Bukari)

2. Memilih lingkungan yang mendukung pertumbuhan fisik, intelektual, psikologis dan spiritual 

Lingkungan tempat kita tinggal begitu sangat berpengaruh bagi perkembangan psikis dan fisik anak-anak kita. Oleh karena itu, bagi kita para orang tua hendaknya juga betul-betul memperhatikan lingkungan sebelum menentukan tempat tinggal. Pilihlah tempat tinggal yang dekat dari rumah ibadah agar anak gemar untuk melakukukan ibadah, dekat dengan lembaga pendidikan agar anak gemar menuntut ilmu dan dekat dengan komunitas-komunitas yang peduli kesehatan, kebersihan dan pendidikan agar anak gemar berolahraga dan belajar. Faktor lingkungan tempat tinggal sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, intelektual, psikologis an spiritual anak-anak kita.

3. Membangun suasana dialog yang demokratis

Sikap demokratis dapat memberikan pengaruh positif pada anak, diantaranya menumbuhkan rasa percaya diri dan dihargai. Ayah yang bijaksana adalah ayah yang tidak memaksakan kehendaknya pada anak-anak. Anak-anak dilibatkan dalam mengambil keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan anak. Berapa banyak kita saksikan di tengah masyarakat kita oleh karena orang tua sering memaksakan pendapatnya pada anak-anaknya akibatnya anak-anak mengalami tekanan bathin yang akhirnya mereka tidak peduli terhadap permasalahan yang mereka hadapi, hingga orang tua pun tidak lagi dihargai.

4. Melakukan aktivitas bersama

Aktivitas bersama merupakan momentum untuk membina keharmonisan dalam keluarga. Dalam aktivitas bersama  seorang anak dapat banyak belajar tentang banyak hal kepada kedua orang tuanya. Begitu pula orang tua dapat berbagi pengalaman dengan anaknya dan memberikan teladan bagi anak-anaknya. Aktivitas bersama bisa dilakukan di dalam rumah maupun juga di luar rumah. Aktivitas bersama bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan, baik yang serius maupun yang santai, formal maupun nonformal. 

5. Dahsyatnya kekuatan doa

Do’a merupakan senjata orang yang beriman dan bukti keimanannya kepada Allah swt. Orang yang yakin akan do’anya maka keyakinannya tersebut menjadi bukti keimanannya kepada Allah, meskipun barangkali Allah belum memenuhi hajat (kebutuhan) yang disampaikannya, namun ia tidak pernah putus asa. Hal itu dilakukan karena ia menyadari bahwa Allah melarang orang-orang yang berputus asa, dan ia menyadari bahwa setiap hamba Allah harus juga belajar dari pengalaman para Nabi ‘alaihimus salam dan orang-orang shaleh terdahulu yang tidak pernah putus harapan dalam berdo’a.

Sukron Ma'mun, S.Ag.M.A (Dosen Character, Universitas Bina Nusantara, Jakarta)