Sejarah Alam Semesta Menuju Hari Lingkungan Hidup Sedunia

Oleh: Silverius CJM Lake

Tanggal 5 Juni 2021 yang lalu, dirayakan Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Antonio Guterres berpesan “Kita merusak ekosistem yang menopang masyarakat kita. Dengan melakukan ini, kita justru risiko kehilangan sumber makanan, air bersih, dan sumber daya yang dibutuhkan untuk bertahan hidup”. Kutipan tersebut diambil dari Harian Kompas, 6 Juni 2021. Pesan Sekjen PBB, Antonio Guterres menyiratkan penilain terhadap perilaku manusia yang merusak ekosistem pendukung kehidupan manusia itu sendiri.

Pesan Sekjen PBB pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia, membangkitkan ingatan akan sejarah alam semesta. Buku Sejarah Nasional Indonesia I dengan jelas menunjukkan bahwa sejarah alam semesta jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan sejarah manusia. Manusia baru muncul pertama di bumi sekitar 3 juta tahun yang lalu, bersamaan dengan proses glasiasi pada masa Plestoin.

Pesan Sekjen PBB, Antonio Guterres mengingatkan peranan alam yang melatarbelakangi kehidupan manusia pada masa sekarang yang ditandai dengan beberapa peristiwa penting. Peristiwa tersebut terkait dengan keruntuhan ekosistem. Ditemukan hal buruk dan tidak manusiawi oleh perilaku manusia itu sendiri terhadap alam. Sementara manusia memertahakan kehidupannya dengan cara mengolah alam demi mendapakan makanan. Alam menyiapkan segala kebutuhan untuk hidup.

Tidak dapat dihindari bahwa keruntuhan ekosistem serta kerusakan lingkungan alam harus mengalami proses restorasi. Namun manusia sepatutnya memiliki kesadaran, kebijaksanaan, serta menahan diri untuk merusak dan eksploitasi alam. Dibutuhkan sikap positif manusia demi harmonisasi relasi antar manusia, hewan, dan lingkungan alam. Komitmen dan keyakinan pribadi manusia tentang sikap positif tersebut patut dipegang dan dilaksanakan demi kebaikan dan kesuburan alam raya.

Berpautan dengan pesan Sekjen PBB di atas, beberapa catatan ditorehkan pada artikel mini ini. Untuk menjaga kelangsungan hidup alam, semua makluk hidup terutama manusia harus menyadari dan memahami peranan alam bagi kehidupannya. Manusia hendaknya tidak bersikap egoistis dan serakah dalam eksploitasi sumber alam demi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu. Akhirnya, menanggapi pesan Sekjen PBB, Antonio Guterres, perlu ditulis bahwa untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, hewan, dan alam maka manusia yang memiliki keunggulan dalam akal budi seharusnya lebih bijaksana dalam konteks “local and global wisdom”. Happy World Environment Day.