Penghayatan Agama: Yang Otentik dan Tidak otentik

by: Andy Gunardi

Manusia adalah makhluk rohani dan jasmani. Dengan iman ia mengakui dan mempercayai Tuhan sebagai relitas tertinggi dan dengan ibadat ia ingin mengungkapkan imannya itu.

Ibadat.

            Dengan ibadat manusia menyatakan hubungannya dengan Tuhan. Disampin itu dengan ibadat manusia juga mengajukan permohonannya. Dalam ibadat hubungan dalam kelompok yang melakukan ibadat semakin dipererat.

Perayaan Keagamaan.

            Inti perayaan keagamaan adalah peringatan atas peristiwa-peristiwa keagamaan penting yang pernah terjadi. Tujuan perayaan itu ialah agar umat dapat mengalami peristiwa itu, berpartisipasi mengambil bagian dan turut berperan dalam peristiwa itu. Singkatnya dengan perayaan umat semakin diperbaharui, disegarkan dan dikembangkan imannya. Bagi yang bersemangat perayaan dapat menjadi momen untuk mempererat hubungan dengan Tuhan.

Spiritualitas.

            Secara ringkas hidup rohani atau spiritualitas merupakan cara menetapkan, memupuk dan mengembangkan hubungan dengan Tuhan. Dengan demikian berkait erat dengan ibadat.

Ibadat yang tidak tepat.

  1. Pietisme. Berkaitan dengan praktek kesucian. Untuk itu mereka melepaskan diri dari segala bentuk dunia dan sesama. Ini bertentangan dengan ibadat, sebab ibadat berfungsi memupuk hubungan dengan Tuhan dan memotivasi orang untuk melaksanakan kehendakNya di dunia.
  2. Ritualisme. Ritualisme adalah aliran yang memutlakan  ketetapan dalam upacara. Urutan-urutan upacara tidak boleh diubah. Ini bertentangan dengan ibadat. Ibadat berfungsi membangun hubungan dengan Tuhan, maka bentuk ibadat disesuaikan dengan keadaan umat agar tujuan itu dapat tercapai.
  3. Formalisme. Penganut formalisme mengikuti ibadat tanpa hati, pengertian dan keterlibatan. Yang penting adalah ibadat yang sesuai dengan apa yang telah ditetapkan dan dijalankan. Dengan demikian formalisme membentuk sikap lahir tanpa batin.
  4. Estetisme. Estetisme merupakan paham yang memandang ibadatdengan menekankan keindahan dan kemeriahannya, dan mengalahkan esensi dan maknanya. Pusat dan inti ibadattidak terletak pada bagus atau tidaknya. Pusat ibadat ada padapemujaan, penghormatan, penyembahan, dan pemuliaan Tuhan.
  5. Eskipisme. Eskipisme adalah sikap dan pandangan yang membuat ibadat dan doa sebagai tempat untuk melarikan diri dari kehidupan dan terbebas dari bebannya. Di sini ibadat menjadi tempat untuk menyembunyikan diri dari beban hidup..
  6. Usaha Magik. Usaha magik nberarti usaha mempergunakan benda, tindakan kata-kata untuk mendapatkan keberuntungan dan menghindarkan diri dari bahaya. Dalam bentuk yang keras magik memanfaatkan ibadat dan doa sebagai jampi dan mantra untuk mendapat keberuntungan dan menolak bahaya. Mereka beranggapan dengan ibadat Tuhan pasti mengabulkan doa. Ketika permohonan tidak dikabulkan hal itu berarti ibadat dan doa dianggap tidak manjur dan kehilangan khasiatnya. Ibadat dan doa ditinggalkan dan mereka mencari bentuk lain. Di sini Tuhan berperan sebagai mesin.