“Saya terlahir dari keluarga yang sederhana”

by : Petrus Hepi Witono

Saya terlahir dari keluarga yang sederhana disebuah kampung yang jauh dari perkotaan, keluarga saya merupakan keluarga besar, bahkan saudara kandung saya jumlahnya belasan, praktis kehidupan kami jauh dari kata berkecukupan.

Tapi Alhamdilillah walaupun tidak berkecekupan saya punya kesempatan tetap sekolah di tingkat SLTA sekaligus pesantren tradisional di salah satu kota di banten, sehari2 dipesantren saya tidak jauh berbeda, makan nasi hanya dengan garam atau krupuk atau bahkan hanya sekali makan dalam sehari biasa saya lakukan, tetapi tidak menyurutkan semangat saya untuk belajar baik belajar agama di pesantren maupun pelajaran umum di sekolah, hari2 saya lewati sampai akhirnya lulus SMA kemudian melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi di daerah Bogor.

Biaya kuliah dan makan sehari2 selama kuliah di Bogor di bantu kakak saya yang kebetulan sudah bekerja krn orang tua sudah tidak mampu membiayai lagi, tetapi sama halnya dengan pada saat di SLTA bantuan dari kakak jauh dari kata cukup, tapi saya tetap bersyukur krn masih bisa kuliah, oleh karena itu saya mencoba mencari pekerjaan part time dan alhamdulillah saya mendapatkan pekerjaan sebagai operator sebuah rental komputer di dekat kampus, pagi sampai dengan sore kuliah dilanjutkan kerja di rental sampai dengan tengah malam, begitu seterusnya, tetapi alhamdulillah hasilnya sangat membantu saya untuk bisa tetap survive menjalani perkuliahan sampai dengan selesai.

Saya bersyukur saat ini saya sudah bekerja di salah satu perusahaan pembiayaan di Indonesia dan saya juga bersyukur mengalami peroses yang tidak mudah karena dengan begitu kita bisa menjadi orang yang lebih menghargai apa yang kita punya.

Tag: Perseverance: We stay calm, focused, never give up, and quickly recover in overcoming challenges.