Naik Kereta Api
by : Arcadius Benawa
Romo Tom Jacob, SJ adalah dosen Kitab Suci di Fakultas Teologi Wedhabakti semasa hidupnya. Suaranya lantang dan lucu gaya bicaranya. Maklum Rama Landa yang badannya besar, gagah. Ketika beliau bicara tentang keselamatan dikatakannya bahwa.kita ini seperti naik kereta api dan masinisnya adalah Kristus. Namanya teologi “ndompleng” keselamatan. Kalau kita tidak masuk gerbong Kristus, kita tidak diselamatkan-Nya. Kita tidak bisa ikut menuju ke kerajaan Bapa. Kristus membawa kita kepada keselamatan yakni Kerajaan Bapa. Seperti naik kereta api, kalau kita mau ke Jakarta, maka kita naik kereta yang masinisnya membawa kereta ke Jakarta. Kalau kita mau selamat sampai ke rumah Bapa, maka kita harus ikut masinis yang membawa kita ke rumah Bapa. Siapa yang berasal dari Bapa? Yesus Kristus.
Yesus berkata, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku ia tidak akan Kubuang.” Kita diundang untuk datang kepada Yesus. Masuk di gerbong Yesus. Jangan di gerbong lain yang belum tentu membawa kita kepada keselamatan. Yesus berkata, “Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.” Inilah jaminannya. Yesus berasal dari Bapa,sehingga tahu persis jalan ke sananya.
Kita sebagai pengikut Kristus percaya bahwa satu-satunya jalan keselamatan adalah Kristus sendiri. Dialah yang memberi kita hidup kekal. Sebagaimana kita hidup memerlukan makanan, begitulah Yesus menjadi Roti Kehidupan kita. supaya kita tidak mati dan binasa, maka kita butuh makan. Agar kita memperoleh kehidupan kekal, maka Yesus menjadi makanan kita. “Akulah roti hidup.”
Jadi, ada dua gerak bersamaan. Di satu sisi Yesus masuk ke dalam hidup kita menjadi makanan dan di sisi lain kita masuk ke gerbong Kristus menjadi penumpang. Kita menyatu di dalam Kristus, agar memperoleh hidup kekal dan keselamatan sampai akhir zaman.
Sudahkah kita berusaha menyesuaikan hidup seturut teladan Kristus dengan setia menempel atau menyatukan diri dengan Yesus agar sesuai dengan teladan dan ajaran-Nya segala sikap, perbuatan, dan tutur kata kita? Mau berkurban dan memberikan diri-Nya untuk keselamatan orang lain? Di masa pandemi ini maukah kita berbagi dan berkurban demi tetangga kita yang paling dekat? Keselamatan itu bukan hanya untuk kita sendiri, tetapi juga harus dibagi untuk sesama kita.