Menanamkan Kesadaran ‘Pentingnya Keadilan dan Keberadaban’
Nama : Puji Raharjo & Catarina Manurung
Sebagai dasar negara dan menjadi pengatur dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, fungsi Pancasila sangatlah penting dan kelima sila yang ada dalam Pancasila sudah disusun dan dirancang dengan sangat baik dan juga melibatkan banyak elemen-elemen pertimbangan seperti perbedaan suku, agama, ras, dan lain-lain. Sila-sila Pancasila dari sila pertama sampai sila ke lima dipahami sebagai sistem sila hirarkhis. Jika demikian, maka dapat dikatakan bahwa dari kaca mata filsafat antropologi tentang hakikat manusia, sila kemanusiaan yang adil dan beradab telah mencakup semua sila Pancasila, mulai dari sila pertama hingga sila ke lima.
Dikatakan demikian karena hakikat manusia sebagai makhluk individu, sosial, susila, dan religi tersirat maupun tersurat dalam semua sila Pancasila. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab ini meliputi dan dijiwai oleh sila pertama, serta meliputi dan menjiwai sila ketiga dan seterusnya. Kemanusiaan yang adil dan beradap merupakan kesadaran sikap dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi pekerti manusia dalam menjalankan norma-norma dan hubungan sesama manusia maupun lingkungan sekitarnya.
Pada dasarnya kemanusiaan yang adil dan beradab ialah sikap perilaku manusia yang sesuai dengan kodrat hakikat manusia yang berbudi, sadar nilai dan budayanya. Beberapa makna yang terkandung dalam nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, diantaranya:
(1) Kesadaran, kesadaran sikap dan perilaku setiap penduduk indonesia akan senantiasa disesuaikan dengan nilai moral dan tuntutan hati nurani yang terletak pada sanubari setiap manusia;
(2) HAM, serangkaian pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia (HAM) individu lainnya yang sejatinya selalu dibawa setiap seseorang ketika ia baru dilahirkan;
(3) Kemanusiaan, mengembangkan sikap saling mencintai atas dasar kemanusiaan;
(4) Keadilan, proses untuk dapat menerapkan kehidupan yang berkeadilan dan berkeadaban. Hal ini menjadi makna penting, mengingat pembangunan yang ada harus merata dan dilakukan dengan terus mempertimbangkan jumlah penduduk, wilayah, dan lain sebagainya.
Implikasi Yang Terjadi
Bertolak dari pemahaman bahwa sila kemanusiaan yang adil dan beradab mencakup semua hakikat manusia dalam pandangan filsafat antropologi, maka dapat dikatakan bahwa implikasi sila kemanusiaan yang adil dan beradab terhadap penyelenggaraan pendidikan minimal sama dengan implikasi pandangan filsafat antropologi tentang semua hakikat manusia, baik sebagai makhluk individu, sosial, susila, maupun religi terhadap penyelenggaraan pendidikan. Kalaupun terdapat implikasi lainnya, maka implikasi tersebut lebih bersifat subyektif, sesuai penafsiran subyektif masyarakat Indonesia yang memang unik. Sebelum menanamkan jiwa kemanusiaan yang adil dan beradab, alangkah lebih baiknya jika memahami terlebih dahulu isi dan kandungan sila kedua dalam Pancasila ini.
Kemanusiaan sendiri memiliki makna sebagai manusia harus saling memiliki rasa kemanusiaan,rasa toleransi terhadap orang lain. Semua orang memiliki hak masing-masing, tetapi hak manusia itu terbatasi oleh hak orang lain juga. Sebagai orang yang memiliki jiwa kemanusiaan, maka juga harus menghormati hak orang lain. Dan sebagai manusia yang adil, maka harus mampu berbuat adil terhadap diri sendiri dan adil terhadap orang lain, tidak mengambil hak orang lain dan tidak menyalahgunakan hak asasi manusia.
Selanjutnya adalah menanamkan jiwa yang beradab, inilah yang saat ini banyak hilang dari diri manusia karena banyak faktor. Jiwa beradab sebenarnya timbul dari pribadi masing-masing manusia itu sendiri, dan faktor pembentuk jiwa yang beradab. Beradab disini bisa memuat etika, sikap dan tindakan. Cara menanamkan nilai kemanusiaan yang adil dan beradap dalam lingkungan masyarakat dapat dilakukan dengan banyak hal, salah satunya yaitu dengan mengikuti kegiatan organisasi masyarakat.
Contoh Konkret tentang Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Di Indonesia telah terjadi begitu banyak peristiwa yang mengerikan. Anda pasti telah mengetahui berbagai peristiwa tersebut. Mulai dari peristiwa Pemberontakan PKI, isu SARA, krisis moneter hingga peristiwa yang baru saja terjadi, yaitu terorisme. Pada tahun 1998, terjadi sebuah peristiwa yang sangat menggemparkan, menakutkan, dan memakan banyak korban. Peristiwa ini terjadi, salah satunya karena karena saat itu Indonesia sedang mengalami krisis moneter pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Krisis moneter terjadi karena pada masa Orde Baru, masyarakat Indonesia banyak yang melakukan korupsi, banyak hutang-hutang yang terus bertambah setiap tahunnya, pejabat pemerintahan banyak melakukan kecurangan, serta perekonomian Indonesia yang tidak stabil.
Referensi :