PENYAKIT KUATIR

By : Christian Siregar

“Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya?”  (Matius 6:27)

Kekuatiran atau takut adalah hal yang wajar, bahkan Tuhan Yesuspun pernah mengalaminya di taman Getsemani menjelang detik-detik kematianNya. Namun alkitab megingatkan, kekuatiran tidak akan membuat umur kita bertambah. Artinya, alih-alih makin panjang umur sebaliknya kekuatiran dapat memperpendek umur kita. Karena kekuatiran adalah beban psikologis yang semakin hari semakin membuat hidup kita terasa berat.

Ratri Anindya, pasien covid3 yang dinyatakan sembuh, menyaksikan bagaimana rasa kuatir itu telah membebani hidupnya saat ia, saudara perempuan dan ibunya dinyatakan positif terkena covid-19. Hari-hari yang dijalaninya di RS Sulianti Saroso sangat menegangkan. Hal itu membuatnya sempat sangat tertekan. Pikirannya kacau membayangkan bagaimana ibu dan saudaranya, bagaimana keluarganya dan bagaimana nasibnya sendiri ke depan. Tekanan itu membuatnya tidak menguntungkan bagi dirinya, menjadikan beban yang membuat sakitnya makin parah.

Ratri beruntung setelah ia sadar betapa bahayanya pikiran negatif yang membebani dirinya itu. Ia bertekad sembuh dan men-switch pikirannya ke arah positif. Ia mengingat kebaikan Tuhan dalam hidupnya dan percaya akan kebaikan Tuhan yang sanggup menyatakan mujizat pada dirinya. Melalui doa yang sungguh dan usaha taat aturan ketat di rumah sakit iapun berhasil sembuh. Demikian pula ibu dan saudara perempuannya.

Pengalaman Ratri sangat berharga bagi kita. Darinya kita dapat belajar untuk senantiasa berpikir positif, terutama pada masa isolasi rumahan ini. Jangan sampai kekuatiran kita menjadi beban yang malah melemahkan imun dan memperpendek umur kita. Firman Tuhan berkata, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”  (1 Petrus 5:7). Tuhan menguatkan.