Di Atas Langit Masih Ada Langit
By : Arcadius Benawa
Di era post modernisme ini agama-agama konvensional mendapatkan tantangan dari agama baru yang bernama New Age atau saintologisme, yaitu paham atau aliran yang mengagung-agungkan ilmu pengetahuan sedemikian rupa sehingga membayangkan bahwa agama akan sirna dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan. Alur pemikirannya demikian, bahwa dengan ilmu pengetahuan itu apa yang semula mendorong orang menaruh kepercayaan karena masih merupakan misteri, lalu menjadi sesuatu yang bisa dipahami dan dijelaskan dengan akal budinya. Orang lupa bahwa ketika suatu misteri di alam semesta ini dapat terungkap lewat ilmu pengetahuan, sebetulnya serentak pula menyisakan misteri berikutnya, karena pengungkapan itu tak mungkin menyeluruh, sehingga misteri itu akan tetap ada. Di atas langit masih ada langit. Statement kaum saintologisme ini senada dengan ungkapan Karl Marx. Marx berasumsi bahwa dengan memakmurkan kehidupan rakyat yang miskin dengan sendirinya agama tidak akan diperlukan lagi. Seolah-olah agama itu hanya konsumsi orang miskin.
Di dalam Kitab Suci dikisahkan Nikodemus datang kepada Yesus pada waktu malam. Hal itu adalah gambaran betapa orang yang sudah mapan secara status sosial, ekonomi, dan ilmu pengetahuan seperti Nikodemus (karena Nikodemus adalah tokoh agama, tokoh masyarakat) toh ia masih merasa kurang dalam pencerahan spiritual. Hal itu diungkapkan melalui simbol-simbol, seperti ia datang pada waktu malam. Malam representasi dari kegelapan. Maka kalau Nikodemus datang kepada Yesus, berarti bahwa kegelapan datang kepada Terang, karena butuh Terang. Yesus sebagai simbol Cahaya, Terang, Kebenaran. Untuk itu orang perlu dilahirkan kembali, diubah mindsetnya, sehingga ia bisa melihat mukjijat, karya agung Tuhan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak melihat peristiwa hidup sebagai kebetulan belaka. Semoga mata iman kita dicelikkan oleh Yesus Sang Terang sejati, agar kita dapat menyadari kerapuhan diri kita di masa pandemi covid 19 ini dan mengakui kebesaran Tuhan, Sang Penguasa Kehidupan, dan betapa kita layak bersyukur atas mukjijat yang nyata ini, yakni bahwa kita diberi-Nya kehidupan sampai hari ini. Marilah bersama Nikodemus kita mau datang kepada Yesus bila kita mengalami kegelapan dalam hidup ini agar kita dapat dilahirkan kembali dalam air dan roh, dalam kesegaran hidup dalam iman dan bukan malah semakin terjerumus dalam lembah yang makin kelam. Dan, manakala kita mendapat pencerahan tidak membuat kita takabur, sombong, dan merasa sudah sampai pada langit tertinggi, karena di atas langit masih ada langit.