Allah harus lebih ditaati

By : Arcadius Benawa

Ketika para rasul dilarang oleh Mahkamah Agama untuk berhenti mewartakan Yesus yang bangkit, dengan berani Petrus tampil di hadapan Mahkamah Agama dan berkata: Mana yang harus lebih ditaati perintah manusia atau perintah Allah? Para rasul mau lebih taat kepada Allah. Mengapa? Karena Allah itu memberikan tuntunan dan tuntutan kepada kita dengan mengetahui seluruh konteks kehidupan kita. Sementara manusia kerapkali mengungkapkan tentang diri kita secara partial, sepotong-sepotong, berdasarkan pengetahuan dan pengamatan yang tidak utuh.

Alkisah ada seorang bapak dan anaknya yang berjalan ke pasar hendak menjual keledainya. Karena perjalanan masih agak jauh, sang ayah meminta anaknya untuk naik keledai itu. Orang-orang yang melihat mereka berkomentar: Betapa tidak tahu dirinya si anak yang membiarkan Bapaknya yang sudah tua berjalan, sementara ia malah enak-enakan duduk di atas keledai?! Kemudian mereka mengubah posisi. Bergantilah sang ayah yang naik keledai. Orang-orang yang melihat mereka pun berkomentar: Sungguh Bapak yang mau enaknya saja membiarkan anaknya susah payah berjalan. Kemudian mereka pun sama-sama menaiki keledainya itu. Lalu orang-orang pun berkomentar: Sungguh keterlaluan, mosok keledai yang kecil begitu dinaiki berdua. Lalu akhirnya merekapun menggendong keledainya itu ke pasar.

Jadi, memang pusing kalau dalam hidup ini kita mengikuti apa kata orang. Pasalnya, orang-orang itu berkomentar sejauh berdasarkan apa yang mereka pahami dan sejauh mereka lihat semata. Oleh karena itu, marilah pada masa pandemi covid 19 ini kita jadikan saat untuk lebih mengenal apa yang menjadi tuntunan dan tuntutan Allah, supaya kita lebih bisa mentaati perintah Allah daripada terombang-ambing oleh omongan orang-orang terhadap kita, karena orang-orang itu kerap menilai kita tidak didasarkan pada pengamatan dan pengenalan diri kita yang utuh menyeluruh, melainkan cenderung partial atau sepotong-sepotong, tanpa memperhitungkan konteksnya yang lebih dalam dan luas. Saat stay at home ini adalah saat rahmat untuk kita lebih bisa mengenal apa yang menjadi perintah dan kehendakNya, karena ada cukup waktu di rumah untuk membaca Kitab Suci, untuk berdoa, berefleksi, dan sebagainya, supaya kita sungguh menjadi orang yang lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia. Itu sebabnya Amsal mengatakan, “Takut akan Tuhan adalah awal dari kebijaksanaan!”