Di Tangan Manusia Serba Kurang, Di Tangan Tuhan Serba Berlimpah

By : Arcadius Benawa

Dengan mudah di dalam doa kita berniat untuk selalu bersandar pada Tuhan, tapi begitu menghadapi masalah kita lupakan Tuhan dan kita terlalu asyik dengan kalkulasi manusiawi kita sendiri. Itu juga yang dilakukan para murid Yesus. Ketika mereka harus mencari solusi agar umat yg berjubel mendengarkan pengajaran Yesus tidak kelaparan, mereka pun masuk dalam logika dan perhitungan manusiawi semata. Yang paling praktis dan tidak merepotkan adalah menyuruh mereka pulang. Pasalnya, kalau toh dibelikan roti seharga 200 dinar juga nggak akan cukup, karena jumlah mereka amat banyak. Andreas, murid Yesus kemudian berkata di sini ada anak yang membawa 5 roti dan 2 ikan, tapi apalah artinya untuk orang sebanyak ini? Andreas pun pesimis. Akan tetapi Yesus meminta apa yang ada itu untuk didoakanNya, lalu roti dan ikan itupun dibagi-bagikan. Ternyata cukup. Bahkan berlimpah. Sisa 12 keranjang padahal yang makan 5000 orang laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-2.

Kita pun mungkin juga pesimis seperti Andreas bahwa apalah artinya 5 roti dan dua ikan. Di tangan kita 5 roti dan dua ikan itu hanya akan menjadi sandwich ikan yang cukup untuk diri kita sendiri. Tetapi ketika apa yang ada pada kita itu kita persembahkan pada Tuhan dalam semangat welas asih dan kerelaan berbagi demi sesama, ternyata Tangan Tuhan sanggup membuat yang tampaknya tak seberapa itu menjadi sangat bermanfaat bagi banyak orang, bahkan mencukupi kebutuhan banyak orang secara berlimpah.

Demikianlah uang 100 juta di tangan orang yang sophaholik tidak akan banyak artinya karena begitu masuk mall, uang itu akan dengan cepat ludes. Demikian pun uang 100 juta di tangan penjudi, akan dengan cepat habis di meja judi, tetapi di tangan donatur uang 100 juta itu akan menjadi berkah bagi begitu banyak orang yang memerlukan makanan bergizi. Ternyata sesuatu itu bermakna apa tergantung di tangan siapa sesuatu itu. Satu HP di tangan anak remaja hanya bermakna bagi dia saja, tetapi ketika satu HP itu dipersembahkan ke tangan Tuhan dengan spirit untuk berbagi ternyata bisa bermanfaat bagi ribuan umat yang mengikuti misa secara live streaming meski dengan fasilitas amat sederhana yakni HP. Jadi, marilah kita tidak terjebak dalam kalkulasi dan logika manusia semata. Sebagai orang beriman marilah kita lebih berani menyerahkan apa yang ada pada kita ke dalam tangan Tuhan dalam spirit welas asih demi berbelarasa dan berbagi. Tuhan yang akan mencukupkannya bahkan membuatnya berkelimpahan. Sebab di tangan siapa apa yang ada itu akan bermakna apa. Di tangan manusia apa yang ada ini tak akan pernah cukup, tapi di Tangan Tuhan apa yang ada ini menjadi cukup, bahkan berkelimpahan.