Mematahkan Kebencian dalam Perspektif Levinas

Oleh: Christian Siregar (D3046)

Kebencian adalah salah satu emosi yang paling merusak dan menghancurkan dalam kehidupan manusia. Kebencian dapat memicu kekerasan, konflik, dan penderitaan yang tidak berkesudahan. Namun, bagaimana kita dapat mematahkan kebencian? Dalam perspektif Emmanuel Levinas, seorang filsuf Yahudi-Prancis, kebencian dapat dipatahkan melalui konsep “wajah lain” (le visage de l’autre).

Levinas memperkenalkan konsep “wajah sesama” dalam bukunya “Totalite et Infini atau Totalitas dan Tak Terhingga” (1961). Konsep ini memiliki pengaruh yang besar dalam kajian teologi, filsafat dan etika sosial. Ia berpendapat bahwa kebencian seringkali muncul ketika kita melihat orang lain sebagai objek, bukan sebagai subjek yang memiliki martabat dan nilai intrinsik. Ketika kita melihat orang lain sebagai objek, kita dapat dengan mudah membenci dan menyakiti mereka. Namun, ketika kita melihat orang lain sebagai subjek, kita dapat mulai memahami dan menghormati mereka sebagai manusia yang memiliki nilai dan martabat.

Wajah lain adalah konsep yang digunakan Levinas untuk menggambarkan kehadiran orang lain yang tidak dapat direduksi menjadi objek atau konsep. Wajah lain adalah kehadiran yang unik dan tidak dapat digantikan, yang memanggil kita untuk bertanggung jawab dan menghormati mereka.

Dalam konteks kebencian, wajah lain dapat menjadi kekuatan yang mematahkan kebencian. Ketika kita melihat wajah lain, kita dapat mulai memahami bahwa orang lain bukanlah musuh, tetapi adalah manusia yang memiliki kebutuhan, harapan, dan impian yang sama dengan kita. Wajah lain dapat memanggil kita untuk meninggalkan kebencian dan memilih kasih sayang, belas kasihan, dan hormat.

Levinas berpendapat bahwa wajah lain dapat mematahkan kebencian karena wajah lain memiliki kekuatan untuk mengganggu dan mengganggu kita. Wajah lain dapat membuat kita merasa tidak nyaman, tidak pasti, dan tidak siap. Namun, dalam ketidaknyamanan itu, kita dapat menemukan kesempatan untuk memilih kasih sayang dan hormat.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mematahkan kebencian dengan melihat wajah lain. Kita dapat melihat wajah lain dalam orang yang kita temui, dalam orang yang kita cintai, dan dalam orang yang kita benci. Kita dapat melihat wajah lain dalam kehadiran mereka, dalam suara mereka, dan dalam mata mereka.

Dengan melihat wajah lain, kita dapat mematahkan kebencian dan memilih kasih sayang, belas kasihan, dan hormat. Kita dapat menciptakan dunia yang lebih baik, dunia yang penuh dengan kasih sayang, hormat, dan martabat.

Christian Siregar