Beda Sandal, Beda Rasa
Oki Hermawati
Setiap kita pernah mengalami rasa ini, meski sadar atau tidak sadar, mengakui atau tidak mengakui, yaitu rasa kesal, rasa marah, rasa jengkel dsb. Suatu kali saya pernah mengalami rasa marah tetapi lebih tepatnya “ngambek.” Rasa itu muncul ketika ada suatu perbedaan pandangan dengan orang yang dekat di hati kita. Pagi itu yang seharusnya saya diantar berangkat kerja memilih untuk berangkat sendiri dengan naik ojek. Pilihan itu muncul karena rasa jengkel yang dirasakan sebelum berangkat kerja. Panik karena jam kantor sudah hampir mulai tetapi posisi masih di rumah. Segera saya keluar rumah dengan tergesa-gesa dengan rasa marah yang masih tertunda. Sementara pasangan berusaha mengatakan sesuatu kepada saya tetapi saya memilih untuk tidak menghiraukan dan pergi begitu saja ke pangkalan ojek di ujung jalan.
Kebiasaan saya berangkat kerja dengan menggunakan sandal karena sepatu kerja ada di kantor. Waktu sampai di kantor, rekan-rekan saya memandangi dengan rasa heran karena melihat saya menggenakan dua sandal yang berbeda antara kaki kanan dan kaki kiri. Dua jenis sandal yang beda ukuran, bentuk dan warnanya. Kaki kanan saya mengenakan sandal jepit dan kaki kiri saya menggenakan sandal kulit kepunyaan suami. Sepanjang perjalanan dari rumah menuju pangkalan ojek, saya tidak menyadari perbedaan itu, sesampainya di kantor dan sedang berjalan, saya juga belum sadar. Ketika teman berkomentar barulah saya sadar ternyata saya menggenakan dua sandal yang berbeda. Rasa jengkel yang semula saya bawa dari rumah langsung berubah menjadi rasa malu dan bahkan tertawa geli karena kebodohon diri.
Setiap kita pernah dalam kondisi tidak sadar ketika sebuah rasa atau perasaan tertentu kita alami. Rasa marah yang saya alami tidak menyentuh sensori dimana saya menggenakan dua sandal yang berbeda antara kaki kiri dan kaki kanan. Seharusnya dalam keadaan normal, kita bisa membedakan jika kita menggenakan dua sandal yang berbeda, harusnya saya bisa merasa beda sandal ya beda rasa di kaki. Mungkin Anda juga pernah mengalami peristiwa seperti saya, menggenakan kaos yang terbalik, menggenakan kaos kaki beda warna dan sebagainya. Penting bagi kita untuk dapat menggenali berbagai rasa yang kita alami dan kemudian membedakannya, lalu kemudian kembali kepada kesadaran semula. Salah satu dari bahaya ketidaksadaran adalah ketidakmampuan membedakan rasa. Oleh karena itu mari kita belajar untuk dapat membedakan rasa dan tetap menjadi pribadi yang sadar. Terus berjuang!