Asal Usul Kesaktian Pancasila-Man

Oleh: Agung Setiawan, S.Hum., M.Hum

Beberapa sindikat kejahatan dibawah kepemimpinan Radikalisator – seorang villain yang terkenal memecah belah persatuan bangsa – sedang  mengembangkan senjata digital dengan penemuan khusus berupa peluru ideologi yang bisa menembus batas negara. Disaat yang bersamaan, Hoaxzilla dan Bias-Man sedang mengamuk di dunia internet dengan menyemburkan api kebohongan. Di tempat lain, pahlawan kita – Pancasila Man – sedang kewalahan mengatasi wabah keracunan merkuri yang disebarkan oleh Mr. Kerancuan dan menargetkan anak-anak sekolah. Apakah Pancasila-Man bisa  menghadapi mereka semua sekaligus dan menyelamatkan kita tepat waktu?

Lahir pada tanggal 1 Juni 1945, Pancasila dilahirkan oleh Ibu Pertiwi dan dibidani oleh para pahlawan bangsa. Para pahlawan bangsa mendapati lima batu abadi yang masing-masing silanya menyimpan kekuatan sakti mandraguna. Gegap gempita bergema seantero Nusantara, karena harapan baru telah muncul di tengah krisis dunia ketika dua dewa besar bertempur tak berkesudahan. Kabar lahirnya seorang pahlawan baru dengan kekuatan khusus gabungan para dewa membuat para penjajah lain ketakutan. Karena satu kelahiran ini memicu kelahiran negara lainnya. Belum lagi kemampuannya untuk menetralisir racun ideologis dari luar dan menjaring sejarah nusantrara telah melemahkan penjajahan dan penindasan. Namun di umur yang masih belia, Pancasila-Man masih harus banyak belajar beradaptasi dan belajar membangkitkan kesaktiannya bersama dengan kakak-kakak ideologinya yang lain. Anak sekecil itu sudah dijadikan alat dan senjata demi untuk bertahan hidup, dilempar dan dibuat terombang-ambing. Hingga akhirnya salah satu kakak bernama Komunisme yang dipercaya selama ini merawat dan mengasuh berbalik mengincar kekuatan Pancasila-Man sepenuhnya.

Pada tanggal 30 September 1965, Pancasila-Man yang kini beranjak remaja ditantang oleh Komunisme. Kelima batu abadi itu diuji kesaktiannya di hadapan pemberontakan.  Disaat terdesak itu Pancasila-Man kehilangan perwira-perwira para martir peradaban. Satu hari setelahnya, Kemarahan tak terbendung dibakar gelora jiwa mudanya, Pancasila-Man meluluhlantakkan sekaligus menghapus warna merah Komunisme dari bumi ibu pertiwi hampir tak berbekas, ratusan ribu hingga jutaan. Setiap kekuatan dari lima sila tersebut dipusatkan untuk pembasmian dan penghilangan permanen eksistensi komunisme maupun ideologi beraroma merah dan kiri. Dampaknya bahkan masih bisa terasa setelah setengah abad berlalu, buku-buku gudang ilmu akses pengetahuan akan dicurigai hanya karena bersampul ‘merah’. Akal dimonitori setiap saat hingga diatur berperilaku.

1 Oktober 1965, kesaktian mandraguna akhirnya direngkuh oleh Pancasila-Man. Bukan sekedar penjaga, melainkan juga perwujudan semangat bangsa yang bangkit setiap kali persatuan diguncang. Kesaktian yang berakar dari nilai abadi bangsa yang melegenda. Sang supehero ideologis dengan lima jurus andalan: memanggil cahaya langit, menyembuhkan luka sosial, menyatukan perbedaan, memimpin hikmat kebijaksanan dan memberikan keadilan merata.

1 Oktober 2025, Pancasila-Man yang kini berumur 80 tahun mungkin sudah tua renta namun masih harus menyelesaikan berbagai persoalan negeri. Banyak monster dan penjahat yang luput ditangani. Sudah banyak pengalaman yang dijalani Pancasila-Man. Sempat dipaksa menjadi simbol saja di lahan demokrasi yang mati, sempat diasingkan ke tanah tak bertuan hingga traktor-traktor raksasa bermunculan. Sempat ditikam dari belakang, sempat sedikit bisa lega berbahagia. Sempat kehilangan anak-anak bangsa martir peradaban – yang berjuang atas nama keadilan melawan penindasan, kekerasan dan penjajahan – sama seperti yang dulu pernah dia lakukan.

Radikalisator, Hoaxzilla dan monster lainnya masih berkeliaran, namun yang membuat Pancasila-Man bergidik adalah Koruptor-X. Koruptor-X tidak hanya lihai menyedot uang rakyat, namun juga handal menyedot realita yang sesungguhnya dan menciptakan ilusi utopis bahwa negara ini sedang baik-baik saja. Apakah kita semua juga sedang berada dalam dunia ilusi yang diciptakan Koruptor-X bahwa di negara ini tidak ada sama sekali koruptor, tidak ada penindasan, tidak ada pelarangan dan tidak ada kekerasan?

  Bersambung…

Agung Setiawan, S. Hum., M. Hum