Hari Lahirku 1 Juni 1983!

Oleh: Petrus Hepi Witono

Dahulu (Παρελθόν)

Peringatan Hari Lahir Pancasila pada 1 Juni telah mengalami berbagai perubahan makna dan bentuk sejak tahun 1983 hingga 2025. Pada masa Orde Baru (hingga akhir 1990-an), Pancasila sangat ditekankan sebagai ideologi tunggal. Tahun 1983 adalah salah satu masa di mana pemerintah secara aktif mengarahkan pemahaman Pancasila lewat program Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Saya pernah mendapatkan program mandatory ini di Sekolah Menengah Pertama di Bekasi. Namun sayangnya, pengamalan Pancasila saat itu lebih bersifat formal dan terkadang dipaksakan, sehingga ,menurut pengalamn saya, kurang menyentuh kehidupan nyata masyarakat.

Setelah reformasi tahun 1998, semangat memperingati Hari Lahir Pancasila sempat meredup. Hal ini karena banyak masyarakat menganggap Pancasila telah disalahgunakan oleh rezim sebelumnya. Maka selama lebih dari satu dekade, 1 Juni hanya lewat begitu saja tanpa peringatan resmi dari pemerintah.

Kini (Παρόν)

Namun pada tahun 2016, melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2016, Presiden Joko Widodo menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila dan menjadikannya hari libur nasional. Sejak saat itu, peringatan Pancasila kembali dihidupkan secara lebih terbuka dan reflektif, tidak lagi dipaksakan tapi diajak untuk dipahami dan diamalkan secara sukarela oleh seluruh rakyat Indonesia.

Peringatan Hari Pancasila dari 2016 hingga 2025 lebih menekankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, seperti toleransi, persatuan, dan gotong royong. Pemerintah dan masyarakat semakin aktif mengadakan kegiatan edukatif dan kreatif untuk generasi muda—termasuk Generasi Z—agar mereka memahami bahwa Pancasila bukan milik masa lalu, tapi pedoman hidup bangsa untuk masa depan.

Masa Depan  (Μέλλον)

Anak saya yang sekarang duduk di kelas 5 SD bertanya:

“Daddy, kenapa tanggal 1 Juni itu penting?”

“Jadi begini…tanggal 1 Juni itu diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila. Waktu itu, di tahun 1945, sebelum Indonesia merdeka, para tokoh bangsa sedang berkumpul untuk merancang dasar negara kita. Pak Soekarno, yang nantinya jadi presiden pertama kita, menyampaikan ide tentang dasar negara yang disebut Pancasila yang terjadi pada tanggal 1 Juni 1945.”

“Kenapa harus diperingati, ya?”

“Karena Pancasila itu seperti ‘kompas’ buat Indonesia. Di negara kita ini banyak banget perbedaan—ada yang beda agama, suku, bahasa—tapi berkat Pancasila, kita bisa hidup rukun dan saling menghormati.”

“Terus, aku harus ngapain?”

“Kamu bisa mulai dari hal kecil: hormati teman yang berbeda, bantu teman yang kesusahan, jujur, dan adil kalau main atau belajar. Itu semua juga bagian dari mengamalkan Pancasila.”

Jadi, 1 Juni bukan sekadar hari libur. Kita memperingati Hari Lahir Pancasila, dasar negara yang digali dari jiwa, nilai, dan budaya bangsa Indonesia. Bagi generasi pendiri bangsa, Pancasila bukan sekadar rangkaian kata, melainkan semangat persatuan di tengah perbedaan. Namun kini, di tengah derasnya arus globalisasi dan teknologi, banyak generasi muda—terutama Generasi Z—yang mulai menjauh dari sejarah perjuangan bangsa dan nilai-nilai luhur Pancasila.

Pancasila adalah jati diri bangsa. Nilai Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Demokrasi, dan Keadilan Sosial tidak hanya untuk dihafal, tapi dihayati dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Sayangnya, semangat gotong royong semakin tergeser oleh sikap individualis, toleransi digantikan oleh ujaran kebencian, dan perbedaan pandangan sering berujung pada perpecahan.

Pancasila yang kita kenal bukanlah milik masa lalu, tapi pegangan masa depan. Generasi Z adalah mada depan bangsa. Jika generasi muda mampu menghidupkan kembali semangat Pancasila dalam tindakan nyata, Indonesia akan tetap kuat, bersatu, dan berdaulat.

Apa yang bisa dilakukan oleh Generasi Z untuk menghayati nilai Pancasila? Pertama, kenali dan pelajari kembali sejarah bangsa secara utuh, bukan hanya lewat buku pelajaran, tetapi juga melalui film, podcast, dan media sosial yang inspiratif. Kedua, praktikkan nilai Pancasila mulai dari hal kecil: menghormati perbedaan, membantu sesama, berani bersuara untuk kebenaran, dan bersikap adil dalam pergaulan. Ketiga, manfaatkan teknologi bukan untuk menyebar hoaks, tetapi untuk menyebarkan semangat persatuan dan toleransi.

Mari jadikan Hari Lahir Pancasila sebagai momentum untuk menyalakan kembali api cinta tanah air dalam hati setiap anak muda Indonesia.

Salam Pancasila

Petrus Hepi Witono