Perempuan dalam Sains dan Teknologi: Menuju Kesetaraan Gender di Dunia Akademik

Oleh: Rachell Vannessa Christian 2702383691| PPTI 17
Dalam beberapa dekade terakhir, perkembangan sains dan teknologi (STEM) telah menjadi motor utama inovasi dan kemajuan global. Namun, meskipun jumlah perempuan yang mengenyam pendidikan di bidang ini meningkat, partisipasi mereka dalam dunia akademik dan industri teknologi masih tertinggal dibandingkan laki-laki. Data dari UNESCO menunjukkan bahwa hanya sekitar 30% peneliti di dunia adalah perempuan. Ketimpangan ini bukan hanya masalah keadilan sosial, tetapi juga dapat menghambat kemajuan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.
Salah satu penyebab utama rendahnya partisipasi perempuan dalam STEM adalah stereotip gender yang sudah tertanam sejak dini. Perempuan sering kali dianggap kurang cocok untuk bidang yang dianggap “teknis” dan “analitis,” sehingga mereka kurang mendapatkan dukungan untuk berkarier di bidang ini. Akibatnya, jumlah perempuan yang melanjutkan studi hingga tingkat akademik yang lebih tinggi semakin berkurang, sebuah fenomena yang dikenal sebagai leaky pipeline.
Selain itu, perempuan di dunia akademik sering menghadapi bias yang membuat mereka lebih sulit mendapatkan kesempatan penelitian, pendanaan, dan promosi jabatan dibandingkan rekan laki-lakinya. Hal ini menciptakan lingkungan yang kurang mendukung bagi perempuan untuk berkembang dalam STEM. Studi juga menunjukkan bahwa kurangnya representasi perempuan dalam kepemimpinan akademik dan industri teknologi memperkuat ketimpangan ini, karena minimnya role model yang dapat menginspirasi generasi berikutnya.
Namun, berbagai inisiatif telah dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Beberapa universitas dan perusahaan telah menerapkan kebijakan afirmatif, seperti beasiswa khusus untuk perempuan di bidang STEM, program mentorship, serta kebijakan yang mendukung keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. Keberagaman gender dalam STEM telah terbukti meningkatkan kreativitas dan inovasi, karena perspektif yang lebih beragam dapat menghasilkan solusi yang lebih holistik terhadap berbagai permasalahan global.
Kesetaraan gender dalam dunia akademik dan industri STEM bukan hanya tentang memberikan kesempatan yang adil bagi perempuan, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem ilmu pengetahuan yang lebih inovatif dan berkelanjutan. Dengan menghapus hambatan struktural dan sosial yang menghalangi perempuan untuk berkembang dalam STEM, kita dapat membuka potensi besar yang selama ini terabaikan. Oleh karena itu, kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan industri sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan mendukung kesetaraan gender dalam sains dan teknologi.