Peran Laki-Laki dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender: Mengatasi Ego dan Stereotip

Oleh: Arya Maulana Shodiqi |2702363746|PPTI 18
Kesetaraan gender merupakan salah satu tujuan utama dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 5, yang bertujuan untuk mewujudkan kesetaraan gender serta memberdayakan perempuan dan anak perempuan. Namun, salah satu tantangan terbesar dalam mencapainya adalah mengatasi ego laki-laki yang sering kali menjadi hambatan. Ego laki-laki, yang dipengaruhi oleh norma sosial, budaya patriarki, dan stereotip gender, sering memperburuk ketidaksetaraan dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari lingkungan rumah tangga hingga dunia profesional. Artikel ini akan membahas peran laki-laki dalam mendukung kesetaraan gender dengan mengatasi ego dan stereotip yang ada.
Akar Masalah: Budaya Patriarki dan Stereotip Gender yang Diperankan oleh Laki-Laki
Ego laki-laki sering kali berasal dari tradisi patriarki yang sudah tertanam kuat di banyak budaya. Dalam sistem patriarki, laki-laki dianggap sebagai pihak yang lebih berkuasa di dalam keluarga, masyarakat, dan berbagai institusi sosial lainnya. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan kekuasaan yang memengaruhi hubungan antar gender. Berdasarkan data dari UNDP (2023), sekitar 9 dari 10 orang di dunia memiliki bias terhadap perempuan, yang mencakup pandangan bahwa laki-laki lebih layak menjadi pemimpin politik dan eksekutif bisnis daripada perempuan.
Selain itu, stereotip gender juga turut memengaruhi ego laki-laki. Laki-laki sering kali diharapkan untuk selalu kuat, dominan, dan tidak menunjukkan kelemahan. Pandangan ini tidak hanya membatasi kebebasan laki-laki untuk berekspresi, tetapi juga menghalangi mereka untuk mendukung kesetaraan gender, karena takut dianggap lemah atau kurang maskulin. Dalam konteks ini, peran laki-laki sangat penting untuk mengubah persepsi ini dan memperjuangkan kesetaraan, tidak hanya untuk perempuan tetapi juga untuk menciptakan dunia yang lebih adil bagi semua.
Dampak Ego Laki-Laki terhadap Kesetaraan Gender
Ego laki-laki memberikan dampak yang signifikan terhadap kesetaraan gender. Dalam lingkungan rumah tangga, misalnya, laki-laki sering enggan berbagi tugas rumah tangga dengan pasangannya. Berdasarkan laporan dari UN Women (2023), perempuan secara global menghabiskan rata-rata 2,8 jam lebih banyak daripada laki-laki dalam pekerjaan rumah tangga dan pekerjaan perawatan yang tidak dibayar. Meskipun gap ini diperkirakan akan menyempit, pada tahun 2050, perempuan masih akan menghabiskan 9,5% lebih banyak waktu (atau 2,3 jam lebih banyak per hari) dibandingkan laki-laki.
Di tempat kerja, ego laki-laki seringkali menjadi penyebab diskriminasi gender. Menurut laporan dari World Economic Forum (2023), terdapat kesenjangan yang signifikan antara peran perempuan dalam posisi lebih tinggi, di mana laki-laki menguasai 71,7% posisi Wakil Presiden (VP) dan 74,6% posisi di tingkat C-suite, yang menunjukkan dominasi laki-laki di posisi-posisi penting dalam dunia kerja. Jika laki-laki tidak aktif berperan dalam mengubah keadaan ini, maka kesetaraan gender di dunia kerja akan sulit tercapai.
Strategi Laki-Laki dalam Mengatasi Ego dan Mendorong Kesetaraan Gender
Untuk mengatasi ego laki-laki dan mendorong tercapainya kesetaraan gender, diperlukan pendekatan yang melibatkan laki-laki sebagai agen perubahan. Pendekatan ini mencakup pendidikan, kesadaran sosial, serta kebijakan yang mendukung peran aktif laki-laki dalam memperjuangkan kesetaraan gender.
1. Pendidikan Gender Sejak Dini
Pendidikan tentang gender yang dimulai sejak dini dapat merubah pola pikir dan sikap laki-laki terhadap perempuan. Program yang mengajarkan nilai-nilai kesetaraan gender serta menghapuskan stereotip gender harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah. Pendidikan ini tidak hanya menyasar perempuan, tetapi juga mengajak laki-laki untuk memahami peran mereka dalam mewujudkan kesetaraan. Kampanye kesadaran tentang gender melalui berbagai platform, termasuk media sosial, dapat membantu mengubah pandangan masyarakat mengenai peran laki-laki dan perempuan.
2. Peran Media dan Tokoh Publik
Media memiliki kekuatan besar dalam membentuk opini publik. Laki-laki yang memiliki pengaruh di masyarakat, seperti tokoh publik atau selebritas, bisa menjadi agen perubahan yang penting dengan mendukung kesetaraan gender secara terbuka. Kampanye #HeForShe yang digagas oleh UN Women pada tahun 2014 merupakan contoh nyata bagaimana laki-laki bisa terlibat dalam mendukung kesetaraan gender. Kampanye ini berhasil mengajak banyak laki-laki untuk berpartisipasi aktif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan dan mengatasi stereotip gender.
3. Kebijakan yang Mendukung Kesetaraan Gender
Pemerintah dan berbagai institusi perlu menerapkan kebijakan yang mendorong kesetaraan gender, seperti memberikan cuti parental yang setara bagi laki-laki dan perempuan, serta menerapkan kuota gender dalam posisi-posisi kepemimpinan. Kebijakan semacam ini tidak hanya mendorong kesetaraan, tetapi juga membantu mengurangi tekanan bagi laki-laki untuk mematuhi stereotip gender tradisional. Dengan kebijakan ini, laki-laki bisa lebih leluasa untuk berbagi tanggung jawab dalam rumah tangga dan lebih terbuka untuk mendukung perempuan dalam dunia kerja.
Kesimpulan
Peran laki-laki dalam mendukung kesetaraan gender sangat penting. Mengatasi ego laki-laki yang dipengaruhi oleh budaya patriarki dan stereotip gender merupakan langkah penting dalam menciptakan dunia yang lebih adil dan setara. Ego yang menuntut laki-laki untuk selalu kuat, dominan, dan tidak menunjukkan kelemahan, seringkali membatasi kebebasan mereka untuk mendukung perubahan yang menguntungkan perempuan. Dengan pendidikan yang tepat, peningkatan kesadaran sosial, dan kebijakan yang mendukung, laki-laki dapat memainkan peran aktif dalam memperjuangkan kesetaraan gender. Kesetaraan gender bukan hanya tanggung jawab perempuan, tetapi juga laki-laki, untuk menciptakan perubahan sosial yang lebih inklusif dan progresif.
Referensi
- (2023). 2023 Gender Social Norms Index (GSNI): Breaking down gender biases: Shifting social norms towards gender equality. https://hdr.undp.org/content/2023-gender-social-norms-index-gsni#/indicies/GSNI
- UN Women. (2023). Forecasting time spent in unpaid care and domestic work. https://data.unwomen.org/publications/forecasting-time-spent-unpaid-care-and-domestic-work
- World Economic (2023). Global Gender Gap Report 2023: Gender gaps in the workforce. https://www.weforum.org/publications/global-gender-gap-report-2023/in- full/gender-gaps-in-the-workforce/
- HeForShe https://www.heforshe.org/en