Pengasaman Laut: Konsekuensi Tak Terduga dari Emisi CO2

Oleh : Jonathan Tjahjana | 2702363954 | PPTI 18

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia mempunyai wilayah laut yang sangat luas, mencakup sekitar 70% dari total wilayahnya. Bagi Indonesia, laut tidak hanya merupakan sumber daya alam yang vital, tetapi juga berperan penting dalam mempengaruhi kehidupan masyarakat dan juga menjaga keseimbangan ekosistem. Namun, perairan Indonesia dan samudera di seluruh dunia tengah menghadapi ancaman yang sangat serius. Permasalahan itu adalah sebuah fenomena yang dikenal dengan istilah Pengasaman Laut atau Ocean Acidification.

 Apa Itu Pengasaman Laut?

Pengasaman laut merupakan suatu fenomena di mana karbon dioksida (CO2) yang dilepaskan ke atmosfer diserap oleh laut, bereaksi dengan air laut, dan membentuk asam karbonat, yang pada akhirnya meningkatkan tingkat keasaman laut tersebut. Fenomena ini mengurangi konsentrasi kalsium karbonat, senyawa yang digunakan oleh berbagai organisme laut, seperti terumbu karang dan moluska, untuk membentuk cangkang dan kerangka tubuh mereka (Doney dkk., 2009).

Menurut laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sekitar 30 hingga 40% dari emisi CO2 yang dihasilkan oleh aktivitas manusia diserap oleh laut, menyebabkan perubahan kimiawi yang signifikan dalam air laut (IPCC, 2019). Penurunan pH air laut akibat peningkatan asam karbonat ini bisa merusak ekosistem laut secara keseluruhan.

Dampak Pengasaman Laut Terhadap Ekosistem Laut

  1.   Terumbu Karang yang Terancam

Terumbu karang merupakan ekosistem yang sangat rentan terhadap pengasaman laut. Karang membutuhkan kalsium karbonat untuk membentuk strukturnya, dan pengasaman laut dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk membentuk kalsium karbonat, memperlambat pertumbuhannya, serta menyebabkan kerusakan pada terumbu yang sudah ada. Menurut National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), terumbu karang yang terpapar kondisi air yang lebih asam lebih rentan terhadap pemutihan dan penyakit (NOAA, 2018). Pemutihan karang sendiri terjadi ketika karang mengusir alga simbiotik mereka akibat stres lingkungan, yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup terumbu karang.

2.       Gangguan Pada Rantai Makanan Laut

Plankton adalah bagian penting dari rantai makanan laut, dan banyak spesies plankton menggunakan kalsium karbonat untuk membentuk cangkang mereka. Pengasaman laut dapat mengganggu kemampuan plankton untuk bertahan hidup. Penurunan jumlah plankton dapat berdampak pada spesies lain, termasuk ikan dan hewan laut lainnya. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa pengasaman laut dapat mengurangi jumlah beberapa spesies plankton dan menurunkan produktivitas ekosistem laut (Hauri dkk., 2013). Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada seluruh rantai makanan laut.

3.       Dampak pada Ikan  dan  Hewan  Laut  Lainnya

Ikan dan hewan laut lainnya juga sangat terpengaruh oleh pengasaman laut. Ikan, yang bergantung pada kemampuan untuk mendeteksi predator dan memanfaatkan sensori kimiawi, dapat mengalami gangguan dalam kemampuan ini. Studi oleh Munday dkk. (2009) mengungkapkan bahwa pengasaman laut mengubah perilaku ikan, membuat mereka lebih rentan terhadap predator. Selain itu, pengasaman dapat mengganggu sistem pernapasan dan pertumbuhan hewan laut lainnya, seperti krustasea dan moluska, yang mengandalkan kalsium karbonat untuk membentuk cangkang atau kerangka tubuh mereka.

4.        Perubahan dalam Proses  Biokimia  Laut

Pengasaman laut juga mempengaruhi proses biokimia dalam lautan. Salah satu dampaknya adalah pada fotosintesis alga, yang merupakan produsen utama oksigen di lautan. Penurunan pH dapat mengurangi kemampuan alga untuk melakukan fotosintesis secara efektif, yang dapat mengurangi jumlah oksigen yang dihasilkan di lautan. Hal ini dapat memengaruhi seluruh ekosistem laut, karena alga mendukung banyak kehidupan laut.

Setiap orang memiliki tanggung jawab besar dalam melestarikan kelestarian laut. Fenomena pengasaman laut merupakan ancaman serius yang harus kita hadapi bersama dan tidak boleh dianggap remeh. Dampak dari pengasaman laut tidak hanya merusak ekosistem laut, tetapi juga mengancam kehidupan kita. Oleh karena itu, setiap tindakan, sekecil apapun, memiliki arti penting jika kita melakukannya bersama-sama. Kita bisa mulai dari mengurangi jejak ekologis kita dengan menghemat energi dan memilih transportasi yang lebih berkelanjutan, hingga mendukung kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan ekosistem laut, semua tindakan ini merupakan langkah krusial untuk meminimalisir efek pengasaman laut. Mari kita mulai dari hal-hal kecil dan melakukannya secara konsisten. Ingatlah, setiap tindakan yang kita ambil hari ini akan menentukan nasib lautan kita di masa depan.

Yustinus Suhardi Ruman