Nilai-Nilai Bagi Generasi Digital
Oleh: Silverius CJM Lake
Hasil survei dan studi Vice Rector – Global Employability & Entrepreneurship yang disampaikan pada Lecturer Gathering Semester Genap 2024-25 menunjukkan bahwa sikap generasi digital masih harus dikembangkan dan ditingkatkan menuju sikap dan perilaku terbaik. Hal ini tentu berkaitan dengan perhatian utama CBDC Binus University bagi mahasiswa-mahasiswi generasi digital.
Sejarah Nasional Indonesia mencatat antara tahun 1500 dan 1700, teknologi dan kemajuannya sudah berperan untuk mencapai sesuatu yang besar seperti enterprising spirit, komunikasi, lalulintas, dan jaringan hubungan maritim serta hubungan internasional dalam pelayaran dan perdagangan. Di era tersebut pengelolaan kata dan bahasa sangat kaya dan beragam basis natural dan sangat wajar. Perilaku masyarakat zaman itu pun beraturan mengikuti kata, bahasa yang diciptakan sesuai dengan kaidah alam. Aktivitas real berpengaruh pada kata, bahasa, serta perilaku. Sebagai pelayar dan pedagang mereka konsisten dengan kata, bahasa, komunikasi serta perilaku standar yang baik dan benar.
Kedua generasi tersebut di atas tentu tidak terlepas dari aspek negatif dalam realisasi nilai-nilai sezaman. Namun pengalaman hidup masing-masing generasi berbeda serta terus proses menuju standar moral tunggal. Generasi tahun 1500-1700an berbahasa dan berperilaku tidak mengacu pada survei melainkan pada kaidah alam. Generasi digital kini dipantau dan didampingi berdasarkan salah satu model pendekatan yang basis pada hasil survei. Karena itu, hasil survei Vice Rector – Global Employability & Entrepreneurship merupakan input yang sangat penting bagi CBDC untuk menemukan model sezaman dalam mendampingi mahasiswa era digital kini.
Romo Dr Andrianus Andi Gunadi Pr (2024) pernah menunjukkan “Pembangunan Karakter Bagi Generasi Z” dalam CBDC Corner. Materi tersebut perlu dilihat lagi untuk memerbarui model pendekatan yang menarik bagi pengembangan sikap positif generasi digital. Karakteristik dan potensi yang disampaikan Romo Andi tentang Generasi Z patut dirujuk dan diikuti. Selanjutnya, salah satu Binus Graduate Attribute (BGA) the adaptability harus diperkuat sehingga generasi digital kini mampu adaptasi dengan management perusahaan atau perkantoran yang dipimpin oleh Generasi X dan generasi sebelumnya Generasi Baby Boomer.
Dengan demikian generasi digital mampu adaptasi dengan model kepemimpinan Generasi X. Sebaliknya Generasi X atau Generasi Baby Boomer yang memimpin dan mengelola berbagai industri, perusahaan, perkantoran pun harus mampu menangkap serta memahami karakteristik Generasi Z untuk dijembatani.
Cara mengatasi dan menjembatani kedua generasi di dunia usaha dan industri patut disampaikan dalam perkuliahan, kuliah umum, talk show, Binus Festival, seminar, et cetera. Kemudian, perlu dijadikan kolaborasi yang sudah diperoleh di Binus University sebagai model pendekatan dan pedoman arah ketika terjadi kesenjangan antargenerasi di dunia kerja. Akhirnya, Striving for Excellence in the Higher Education Binus University Binus SPIRIT, bukanlah suatu utopia tetapi nilai-nilai yang dapat diwujudkan melalui proses Character Building ditangani CBDC’s Lecturers. Hopefully!