Mengurangi Jejak Karbon: Langkah Nyata Menyelamatkan Bumi

Oleh: Elvinson Wijaya| 2702363790 | PPTI 18

Setiap kegiatan sehari-hari, seperti menghidupkan lampu, berkendara, memesan makanan, atau membeli pakaian baru, secara tidak langsung terus menghasilkan jejak karbon yang berdampak buruk pada lingkungan. Aktivitas-aktivitas ini melepaskan gas rumah kaca ke atmosfer, yang dikenal sebagai jejak karbon. Jika tidak dikendalikan dengan baik, hal ini dapat mempercepat perubahan iklim yang membahayakan kehidupan di bumi. Oleh karena itu, setiap orang dapat mengambil langkah-langkah sederhana untuk mengurangi jejak karbon dan berkontribusi dalam menjaga lingkungan yang lebih sehat.

Apa itu Jejak Karbon?

Jejak karbon adalah ukuran dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan, khususnya terkait dengan jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan dalam kehidupan sehari-hari seperti pembakaran bahan bakar fosil untuk listrik, pemanasan, transportasi, dan aktivitas lainnya. Berbagai cara telah dilakukan untuk menghadapi perubahan iklim yang semakin cepat. Pemerintah dan perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia mulai mengambil langkah penting dengan beralih ke energi terbarukan untuk mengurangi jejak karbon. Namun, upaya ini tidak akan cukup tanpa peran aktif dari setiap individu. Setiap individu memiliki peran yang penting dalam mengurangi jejak karbon dengan mulai dari langkah-langkah yang sederhana. Perubahan besar dimulai dari tindakan kecil yang dilakukan oleh masing-masing individu.

Langkah Nyata Mengurangi Jejak Karbon

  1. Menghemat Energi

Langkah awal dan mudah untuk mengurangi jejak karbon adalah dengan menghemat energi. Mengurangi pemakaian listrik di rumah bisa dilakukan melalui cara-cara sederhana, seperti mematikan lampu dan peralatan elektronik ketika tidak digunakan atau beralih ke lampu LED yang lebih hemat energi. Penggunaan lampu LED dapat menurunkan konsumsi listrik hingga 75% dibandingkan lampu biasa. Selain itu, memanfaatkan sumber energi terbarukan seperti panel surya, yang kini semakin terjangkau, juga bisa menjadi solusi. Penggunaan panel surya sebagai sumber energi terbarukan telah terbukti mampu menurunkan emisi karbon hingga 70% dibandingkan dengan pembangkit listrik yang menggunakan batu bara.

2.      Pengelolaan Sampah yang Efektif

Pengelolaan sampah juga memiliki peran krusial dalam mengurangi jejak karbon. Sampah organik yang tidak dikelola dengan baik dapat menghasilkan gas metana saat membusuk di tempat pembuangan akhir. Untuk mengatasinya, langkah-langkah seperti memilah sampah, mendaur ulang plastik, kertas, dan logam, serta mengolah sampah organik menjadi kompos dapat dilakukan. Daur ulang plastik dan logam, mampu mengurangi emisi karbon hingga 40% dibandingkan jika bahan-bahan tersebut dibuang ke TPA. Selain itu, mengurangi penggunaan barang sekali pakai dan beralih ke produk dapat digunakan berulang kali juga merupakan strategi efektif untuk mengurangi jumlah limbah yang dihasilkan.

3.      Transportasi Ramah Lingkungan

Transportasi merupakan salah satu penyumbang utama emisi karbon. Setiap kali kendaraan bermotor digunakan, gas karbon dioksida akan dilepaskan ke atmosfer. Solusi untuk permasalahan ini adalah dengan beralih ke transportasi umum, berjalan kaki, atau bersepeda untuk berpergian. Penggunaan transportasi umum dapat menurunkan emisi karbon hingga 20% dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu, kendaraan listrik juga menjadi pilihan populer untuk mengurangi emisi secara signifikan, dengan perkiraan penurunan emisi hingga 50%.

Setiap langkah kecil, seperti mematikan lampu, berjalan kaki, atau membawa tas belanja sendiri, dapat memberikan dampak besar jika dilakukan oleh banyak orang secara konsisten. Bumi adalah rumah bersama, dan menjaga kelestariannya merupakan tanggung jawab setiap manusia. Perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil, dan semua bisa dimulai dari diri sendiri. Planet ini membutuhkan perhatian dan tindakan nyata untuk menyelamatkannya mulai dari sekarang.

Yustinus Suhardi Ruman