Mengapa Akses Toilet yang Layak Sangat Penting?
Oleh: Shanella Christina | 2702365215 | PPTI 18
Krisis sanitasi khususnya di Indonesia masih menjadi tantangan besar yang memengaruhi kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Akses terhadap toilet yang layak merupakan salah satu komponen kunci dalam upaya meningkatkan kualitas hidup dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) pada point yang ke-6 yaitu “Air Bersih dan Sanitasi.” World Health Organization (WHO) (2008) menyatakan bahwa sanitasi adalah sistem yang mencakup pengelolaan air limbah, pengelolaan feses manusia, serta pembuangan sampah yang aman dan efisien untuk mencegah terjadinya kontaminasi penyakit. Sanitasi yang baik dapat mengurangi risiko penyebaran penyakit berbasis lingkungan, seperti diare dan infeksi cacing. Artikel ini akan membahas bagaimana kondisi sanitasi di Indonesia, khususnya akses terhadap toilet yang layak digunakan oleh seluruh masayarakat.
Kondisi sanitasi di Indonesia
Menurut data dari UNICEF Indonesia sebanyak 25 juta orang di Indonesia tidak menggunakan toilet dalam kehidupan sehari-harinya. Mereka masih membuang hasil eksresi tubuh manusia yaitu urine dan feses di ruang terbuka seperti ladang, semak, hutan, parit, jalan, sungai dan lainnya. Hal tersebut tentunya menurunkan martabat seorang manusia dan meningkatkan resiko kesehatan, terutama anak-anak dan masyarakat di lingkungan yang tercemar. Hal ini juga berhubungan erat dengan ketersediaan air bersih di Indonesia, didukung oleh sebuah survei air minum di Yogyakarta pada tahun 2017 yang menunjukkan hasil bahwa 89% sumber air dan 67% air minum rumah tangga telah terkontaminasi oleh bakteri tinja. Angka sanitasi aman Indonesia baru mencapai 7% di tahun 2020, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan Thailand yang angka sanitasinya mencapai angka 26% dan India yang mencapai 46%.
Dampak sanitasi yang buruk
Sanitasi yang buruk dapat menimbulkan berbagai masalah yang merugikan, terutama dalam hal kesehatan masyarakat dan pencemaran lingkungan. Kesehatan masyarakat dapat terancam oleh berbagai penyakit seperti diare, kolera, hepatitis A, demam tifoid, cacingan, infeksi saluran kemih, dan lain-lain. Berdasarkan data Riskesdas 2019, 1 dari 10 balita di Indonesia menderita diare, yang merupakan penyebab utama kematian balita di Indonesia, mengalahkan angka kematian akibat ISPA, demam, malaria, dan penyakit lainnya. Pencemaran lingkungan pun terjadi akibat dari sanitasi yang buruk, misalnya kegiatan buang air kecil atau besar sembarangan dapat mencemari sumber air yang digunakan untuk berbagai keperluan rumah tangga. Dampak lain dari sanitasi yang buruk juga terasa di bidang ekonomi dan sosial, produktivitas kerja dan kualitas hidup masayarakat ikut menurun, sementara beban ekonomi akan meningkat untuk biaya perawatan dan kesehatan.
Akses toilet yang layak
Akses toilet yang layak merujuk pada fasilitas sanitasi yang dirancang dan dikelola dengan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan. Toilet yang layak harus dapat memenuhi beberapa kriteria penting, antara lain memberikan privasi yang cukup bagi penggunanya, menyediakan fasilitas dasar seperti lubang untuk membuang air besar atau kecil, serta sistem pengelolaan limbah yang aman, higienis, dan tidak mencemari lingkungan. Selain itu, toilet yang layak juga harus memiliki akses langsung terhadap air bersih yang memadai untuk segala kegiatan, seperti mencuci tangan, buang air, mandi. Kebersihan toilet menjadi aspek yang sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit, sehingga fasilitas ini harus secara rutin dibersihkan dan dijaga. Aksesibilitas juga merupakan kriteria yang tidak kalah penting, di mana toilet harus dirancang agar mudah diakses oleh semua kalangan masyarakat, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik (penyandang disabilitas).
Upaya pemerintah dan masyarakat
Upaya pemerintah dalam meningkatkan akses sanitasi layak masih menghadapi berbagai tantangan yang signifikan. Perilaku masyarakat yang masih kurang sadar akan pentingnya sanitasi menjadi hambatan utama, karena praktik buang air besar sembarangan masih banyak ditemukan. Infrastruktur sanitasi yang belum merata, terutama di daerah pedesaan dan terpencil, juga memperburuk kondisi ini. Selain itu, keterbatasan anggaran dalam pembangunan dan pemeliharaan fasilitas sanitasi menghambat pencapaian target pemerintah. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan Non-Governmental Organization sangat diperlukan untuk mengatasi tantangan ini dengan memperkuat edukasi, mempercepat pembangunan infrastruktur, serta mengalokasikan dana yang lebih optimal untuk memastikan akses sanitasi yang layak bagi seluruh penduduk Indonesia.
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa krisis sanitasi di Indonesia, terutama terkait akses toilet yang layak, berdampak besar pada kesehatan, lingkungan, dan kesejahteraan masyarakat. Akses toilet yang tidak layak menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyebaran penyakit, serta pencemaran lingkungan yang memperburuk kondisi sosial- ekonomi. Tantangan utama yang dihadapi termasuk perilaku masyarakat yang kurang sadar, infrastruktur yang belum merata, dan keterbatasan pendanaan. Oleh karena itu, akses toilet yang layak sangat penting untuk memastikan sanitasi yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, serta menciptakan lingkungan yang bersih dan aman. Pemerintah dan masyarakat perlu berkolaborasi untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, guna mewujudkan sanitasi yang layak dan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
Referensi
- World Health Organization. (2008). Sanitation and health. Retrieved from https://www.who.int/topics/sanitation/en/
- UNICEF Indonesia. (2020). Laporan sanitasi dan akses air bersih di Indonesia. Retrieved from https://www.unicef.org/indonesia/id/air-sanitasi-dan-kebersihan-wash
- Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada. (n.d.). Teknologi dan krisis air. Retrieved from https://pslh.ugm.ac.id/teknologi-dan-krisis-air/
- Kementerian Kesehatan Republik (2023). Sanitasi dan Kesehatan: Laporan Pemeriksaan dan Pengelolaan Sanitasi. Retrieved from https://p2p.kemkes.go.id/wp- content/uploads/2023/06/FINAL_6072023_Layout_SBS-1.pdf