Krisis Laut: Dampak Pencemaran terhadap Ekosistem Laut

Oleh:   Cynthia Antoni | 2702363355 | PPTI 17

Saat ini, dunia dihadapi dengan tantangan yang mempengaruhi kesehatan ekosistem laut. Pencemaran laut, terutama yang disebabkan oleh plastik, limbah industri, dan juga bahan kimia yang berbahaya, kini sudah mencapai tingkat yang sangat memprihatinkan. Menurut laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP), sekitar 8 juta ton plastik masuk ke lautan setiap tahunnya. Bukankah hal itu setara dengan satu truk sampah plastik di setiap menitnya? Hal itulah yang menyebabkan kerusakan berat pada ekosistem laut. Plastik yang terbuang ke laut itu tidak hanya mencemarkan airnya, tetapi juga mengancam kehidupan berbagai spesies laut. Banyak ikan, penyu, burung laut, dan hewan laut lainnya mengira kalau plastik adalah makanan, sehingga mereka mengonsumsinya. Oleh karena itu, banyak spesies laut yang mati baik karena kelaparan ataupun cedera. Menurut penelitian, sekitar 1 juta burung laut dan 100.000 mamalia laut mati setiap tahun karena pencemaran plastik. Selain itu, banyak spesies ikan dengan mikroplastik, partikel kecil yang dihasilkan dari penguraian plastik yang lebih besar, masuk ke dalam tubuh mereka dan mengganggu sistem pencernaan dan kesehatan ikan tersebut.

Di Indonesia, pencemaran laut ini juga masalah yang serius. Tercatat ada sekitar 3,2 juta ton sampah plastik diproduksi setiap tahun dan sebagian besarnya berakhir di laut. Hal ini tak hanya merusak habitat laut seperti terumbu karang sebagai tempat tinggal bagi banyak spesies laut, tetapi juga berdampak ke sektor perikanan dan pariwisata yang sangat bergantung pada kondisi ekosistem laut. Pencemaran laut bisa mengurangi populasi ikan dan kualitas hasil tangkapan yang mempengaruhi pendapatan nelayan dan ketahanan pangan. Pantai yang tercemar dan ekosistem lautnya rusak mengurangi daya tarik wisata, sehingga mengurangi jumlah pengunjung. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menekankan akan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini dan memulihkan ekosistem laut yang kondisinya telah menurun.

Dampak pencemaran laut bukan hanya menyebabkan kematian ikan dan sejumlah hewan laut, tetapi juga memengaruhi kesehatan manusia. Mikroplastik yang masuk ke dalam tubuh ikan bisa berpindah ke rantai makanan manusia, sehingga berpotensi menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Menurut World Health Organization (WHO), mengonsumsi makanan laut yang terkontaminasi menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan hormonal dan peningkatan risiko kanker. Maka dari itu, penting untuk kita mengambil tindakan untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, terutama sering digunakan di tempat makan. Selain itu, kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan laut, misalnya tidak membuang sampah sembarangan di area pesisir. Ombak air bisa membawa sampah yang kita buang sembarangan ke laut dan dapat ditemukan oleh hewan laut maupun burung laut. Hal lain yang juga bisa dilakukan yaitu meningkatkan sistem pengelolaan limbah dan mengadakan kampanye akan pentingnya menjaga kebersihan laut. Tindakan yang tepat akan memulihkan ekosistem laut dan melindungi kehidupan  di dalamnya untuk generasi mendatang.

Referensi:

https://www.unep.org/regions/north-america/regional-initiatives/tackling-marine-debris

https://indonesia.go.id/narasi/indonesia-dalam-angka/sosial/menenggelamkan-pembuang-sampah-plastik-di-laut

https://www.unep.org/news-and-stories/story/clean-seas-campaign-promotes-right-healthy-environment-including-plastic

https://iris.who.int/handle/10665/346832

Yustinus Suhardi Ruman